Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jokowi "Lompat Batu" di Nias, Rasakan Sensasi Pulau Impian

20 Agustus 2016   13:43 Diperbarui: 20 Agustus 2016   20:51 5965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dengan baju adat Nias (Liputan6.com)

Nias pulau impian bukanlah seperti sensasi yang kita bayangkan Pulau Bali, Raja Ampat di Papua, pulau Maladewa di Samudera Hindia, Pulau Galapagos di Ekuador, Pulau Kauaii di Hawaii atau Pulau Cyclades, Yunani. Nias bukanlah tanah surga Endouver yang terhampar indah seperti Colmar di Perancis atau sensasi Pulau Faroe yang berada di antara Iceland dan Norwegia. Nias adalah pulau yang terus bermimpi ingin seperti daerah lain yang sudah menikmati kemakmuran sejak tiga puluh tahun lalu.

Ketika di daerah lain listrik dari PLN sudah hidup 24 jam sehari, Nias masih bergelut dengan listrik yang hanya hidup berkedip-kedip dua kali seminggu dari PLN. Ketika daerah lain sudah menikmati mulusnya jalan aspal dan jalan berbeton hingga ke gang-gang kota dan kampung, Nias masih bergelut dengan jalan berbatu, berlumpur dan berlubang.

Ketika daerah lain sudah biasa makan nasi sepuasnya, makan daging dan minum susu setiap hari, Nias masih bergelut dengan harga beras seliter, makan telur sebutir dan minum susu sekali seminggu serta makan daging sekali sebulan plus beli baju baru sekali setahun.

Nias ingin bermimpi seperti daerah lain. Nias ingin menjadi pulau impian, pulau yang sama dengan daerah lain. Listrik terpenuhi, jalan dibangun, anak-anak sekolah hingga tamat SMA, syukur bisa kuliah, kebutuhan sehari-hari terpenuhi.

Nias ingin bermimpi agar transportasi kapal antara Gunungsitoli-Sibolga bebas dari bau ikan asin, bau apek, bau kentut di atas kapal “Cahaya Nias” dan tersiksa semalaman bak dipanggang, menyeberangi pelabuhan angin di Gunungsitoli menuju pelabuhan Sibolga.

Nias ingin bermimpi agar tidak lagi terus-menerus dipenuhi ketakutan naik pesawat mini kecil ala Wings (Lion Air) dari Binaka menuju Kualanamu tetapi sudah didarati boeing dengan kapasitas 250 orang. Semua masyarakat Nias ingin merasakan sensasi naik pesawat yang murah dari Gunungsitoli-Kualanamu dan tidak hanya sekedar berkerumun menonton saat ada deru pesawat yang melintas. Nias ingin bermimpi untuk menikmati penerbangan dari Jakarta-Gunungsitoli atau sebaliknya dan tidak lagi was-was mengurus transit berbelit di Kualanamu-Medan.

Nias juga ingin agar bebas dari cengkraman taoke-taoke gendut yang seenaknya mengatur harga karet, coklat, kopi, nilam, dan juga mengatur harga bahan-bahan kebutuhan pokok yang dibeli dan dijual kepada masyarakat Nias di Gunungsitoli. Nias ingin bermimpi agar monopoli harga komoditas di Nias bisa diakhiri. Nias ingin bermimpi agar ada kapal komodoti yang mampu menjual kelapa Nias ke Jakarta seharga Rp. 8.000/biji dan durian Nias seharga durian Bangkok Rp. 100.000/biji.

Saya sendiri ingin melihat Presiden Jokowi menyaksikan sensasi Pulau Nias sebagai pulau impian ketika melihat ingus mengalir di hidung hingga ke bibir anak-anak kecil tanpa celana, melihat warga buang air besar di alang-alang sambil jongkok, melihat ibu-ibu melewati sungai dengan mengangkat roknya karena tidak ada jembatan, melihat anak sekolah naik bukit turun bukit dengan kaki ayam, melihat bapak tua setengah mati membawa kayu bakarnya dari semak-semak, menyaksikan seorang ibu bergelut di lumpur mencari seekor kepiting yang sekian tahun tidak pernah dimakannya.

Saya juga ingin melihat reaksi Presiden Jokowi jika bermalam di rumah penduduk yang rumahnya bertiang dan di bawahnya ada beberapa ekor ayam dan babi yang terus mengaum kapan si tuan rumah mengeluarkan butiran ‘emas-emas’ dari bokongnya. Nah itulah sensasi Pulau Nias sebagai pulau impian.

Kunjungan Jokowi ke Nias memang menjanjikan. Ia berjanji untuk melipatgandakan ketersediaan listirk di Nias dari 25 MW menjadi 50 MW. Jokowi juga menjanjikan perpanjangan landasan pesawat dari 2.500 m menjadi 2.800 m di bandara Binaka. Selain itu Jokowi juga menjanjikan jalan lingkar utara di Pulau Nias yang akan mendorong kemajuan ekonomi. 

Jika nantinya dalam beberapa tahun ke depan, Jokowi berhasil menghilangkan sensasi-sensasi kemiskinan di Pulau Nias, maka ia sudah berhasil ikut ‘melompat batu’ di pulau itu, melompati tantangan kemiskinan dan kemelaratan. Nama nias pulau impian pun akan dengan sendirinya berubah menjadi pualu realita yang sama dengan daerah lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun