Tentu saja pertanyaannya adalah benarkah Ahok terlibat dalam kasus pembelian Sumber Waras itu?
Publik sampai sekarang masih tidak percaya adanya keterlibatan Ahok di kasus Sumber Waras itu. Temuan-temuan BPK yang telah diumumkan kepada publik semakin terlihat sisi lemahnya dan tendensiusnya. Media-media pun telah memberitakan temuan BPK itu lalu mengkonfrontirnya langsung dengan Ahok. Untuk mencari kebenaran, media kemudian menguak fakta-fakta sebenarnya (baca di sini) dan hasilnya menunjukkan bahwa Ahok tidak terbukti korupsi di Sumber Waras. Maka apa yang dikatakan oleh wakil ketua KPK, Basaria Panjaitan itu benar adanya. Belum ada bukti-bukti keterlibatan Ahok dalam kasus Sumber Waras. KPK pun tidak mungkin menelan mentah-mentah temuan BPK itu apalagi banyak sisi lemahnya dan tendensiusnya. Â
Dalam bekerja KPK akan mendasarkan bukti-bukti empiris, valid dan reliable untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka. KPK juga tidak akan mudah ditekan, dipengaruhi, diancam apalagi dipaksa untuk menetapkan seseorang yang tidak cukup bukti sebagai tersangka. KPK tentu akan selalu professional dalam mengusut setiap kasus. Jadi jelas dari bukti-bukti yang ada, temuan-temuan BPK yang telah dikantongi KPK serta laporan-laporan bukti tambahan Lulung, sama sekali tidak cukup untuk menjerat AHok.
Jadi, kesimpulannya adalah sampai sekarang belum ada bukti-bukti yang cukup untuk menjerat Ahok sebagai tersangka kasus Sumber Waras. Karena itu sampai saat ini, Ahok masih gagal dijadikan tersangka karena tidak ada bukti. Jika kemudian Lulung terus menyerang dan mendesak KPK, maka biarkan hal itu terjadi agar dirinya tetap eksis di media. Pun jika Fadli Zon ikut-ikutan turun tangan mendesak KPK, maka biarkan hal itu menjadi bumbu politik penyedap rasa di tengah majunya kembali Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 mendatang.
Baca juga artikel saya sebelumnya: Ahok Fights BPK Habis-Habisan Demi Hidup dan Reputasinya
Salam Kompasiana,
Asaaro Lahagu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H