Papua bagi Presiden Jokowi ibarat mutiara Indonesia. Kekayaan alam Papua yang melimpah ruah tidak tersaingi oleh wilayah mana pun di dunia. Papua merupakan habitat dari berbagai jenis hewan dengan beragam bentuk, mulai dari primitif sampai eksotik. Selain itu, Papua juga merupakan habitat dari berbagai macam tumbuhan. Di alam papua terkandung beraneka tambang yang potensinya sangat menjajikan.
Selama ini sektor pertambangan memberi sumbangan yang paling besar bagi perekonomian Papua, yakni lebih 50%. Jenis tambang yang menjadi unggulan adalah tembaga, emas, minyak, dan gas dengan potensi 2,5 miliar ton. Selain itu di Papua terdapat potensi batu bara sebanyak 6,3 juta ton, batu gamping di atas areal seluas 190 ribu hektar, pasir kuarsa seluas 75 hektar dengan potensi 21,5 juta ton, lempung 1,2 juta ton, marmer 350 juta ton, granit 125 juta ton, dan hasil tambang lainnya seperti pasir besi, nikel dan krom.
Papua memiliki hutan yang sangat luas. Hampir 90% daratan Papua adalah hutan. Produk unggulan Papua banyak bersumber dari hutannya yang dipadati lebih 1.000 spesies tanaman. Lebih 150 varientas di hutan itu merupakan tanaman komersial. Hutan di Papua mencapai 3l juta hektar terdiri atas hutan konservasi seluas 6,4 juta hektar, hutan lindung 7,4 juta  hektar, hutan produksi tetap 8,1 juta hektar, hutan produksi terbatas 1,8 juta hektar, dan hutan yang dapat dikonversi 6,3 juta hektar.
Papua juga memiliki perkebunan seluas 5 juta hektar. Komoditi yang menjadi unggulan adalah kelapa sawit, kakao, kopi arabic, buah merah, dan karet. Di sektor perikanan, Papua memiliki terumbu karang terkaya dan terbaik di dunia. Begitu pula dengan hutan bakaunya. Berbagai jenis ikan hidup di sini, mulai dari pelagis besar, kecil, kerapu, udang, teripang, kerang, dan lain lain. Potensi lestari perikanan Papua sebesar 1.404.220 ton per tahun.
Dengan alasan di atas, maka Jokowi menempatkan Papua sebagai panggung dan pertaruhan politiknya. Bagi Jokowi Papua adalah ibarat sarang Tawon. Saat pertama kali melakukan kampanye sebagai capres tanggal 6 Juni 2014, Jokowi memulai dari Papua. Papua adalah sebuah daerah yang dibiarkan tidak pernah bersinar baik oleh Belanda. Sejak Indonesia merdeka dan bergabungnya Papua ke pangkuan RI tahun 1962, Soekarno tak meliirik lebih serius Papua. Pun soeharto selama 32 tahun, Papua dibiarkan bergelut dengan kemiskinan. Demikian juga para Presiden Indonesia pasca reformasi semacam: Habibie, Gusdur, Megawati, SBY, terus-menerus mengabaikan Papua dan menjadikannya anak tiri. Bahkan di mata Indonesia sebelumnya Palestina lebih penting dari pada Papua.
Akan tetapi ketika Jokowi menjadi RI-1, Jokowi membuka mata Indonesia dan dunia. Jokowi berkali-kali menyatakan bahwa Papua akan menjadi perhatian utamanya dalam pemerintahannya. Cerita tentang pengabaian Papua, penganaktirian Papua dicoba dihapus oleh Jokowi. Apa garis kebijakan Jokowi di Papua?
Pertama, Dialog dan Kedamaian di Papua. Jokowi ingin mendengar suara orang Papua langsung, maka ia berjanji untuk mengunjungi Papua minimal tiga kali setahun. Sudah dua kali Jokowi sebagai presiden mengunjungi Papua yakni 27-29 desember 2014 dan 8-11 Juni 2015. Dalam kedua kali kunjungannya Jokowi ingin sekali mendengarkan lebih banyak suara rakyat Papua. Jokowi ingin berdialog dengan hari. Bagi Jokowi, semangat untuk mendengar dan berdialog inilah yang ingin digunakannya sebagai fondasi membangun Papua yang damai-sejahtera. Untuk mendukung dialog hati itu, Jokowi memilih Papua sebagai tempat perayaan Natal Nasional. Papua dipilih sebagai tuan rumah dan Menteri Pembemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) yang dalam hal ini puteri Papua, Yohana Yembeise, sebagai ketua panitia. Ini sangat berbeda dengan perayaan-perayaan natal sebelumnya dari presiden ke presiden di mana natal selalu dilaksanakan di Jakarta.
Kedua, Jokowi berusaha keras mengupayakan Papua sebagai tanah yang damai. Saat menghadiri panen raya di Kampung Wapeko, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Jokowi kembali menegaskan komitmennya untuk membangun Papua yang damai dengan merangkul segenap elemen masyarakat, termasuk Organisasi Papua Merdeka. Inilah adalah suatu pengakuan jujur yang tidak pernah diungkapkan oleh enam presiden sebelumnya. Presiden mengakui bahwa dalam suasana ketidakpercayaan antara satu dan yang lain, masalah apa pun tidak dapat diselesaikan. Jokowi adalah satu-satunya Presiden Indonesia yang menekankan persatuan dan keterlibatan dari semua pemangku kepentingan dalam membangun Papua yang damai. Presiden mengajak semua pihak bersatu. Jokowi mengajak mereka yang masih ada di dalam hutan, yang masih berada di atas gunung-gunung, bersama-sama membangun Papua tanah yang damai. Komunikasi politik ini yang dibangun Jokowi memberikan harapan bagi rakyat Papua bahwa akan ada komunikasi politik yang dibangun pemerintah untuk melibatkan orang Papua yang masih bergerilya di hutan dan yang hidup di luar negeri dalam membangun Papua yang damai-sejahtera.
Ketiga, Jokowi menginginkan kebebasan berpolitik dan pers di Papua. Pada kunjungan kedua Presiden Jokowi di Papua, 8-11 Juni 2015, Jokowi membebaskan 5 tahanan politik. Bagi Jokowi pembebasan 5 Tapol ini adalah titik awal karena Jokowi berkomitmen bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama semua tahanan politik akan dibebaskan. Bersamaan dengan itu, Jokowi mengeluarkan pernyataan bahwa larangan akses bagi wartawan asing (dan juga peminat lainnya) di Papua akan dicabut. Artinya: akses bebas diberikan untuk siapa saja yang berminat datang ke Papua.
Keempat, Pembangunan infrastruktur di Papua. Jokowi mencanangkan pembangunan jalan, kerea api dan tol laut langsung Papua Jakarta. Jokowi menjelaskan bahwa tol laut adalah konsep distribusi jalur laut yang menghubungkan lima pelabuhan besar, yakni Pelabuhan Belawan (Medan), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Makassar, dan Sorong (Papua Barat). Jadi harus ada penyediaan kapal besar, dari Sumatera langsung ke Papua, Papua ke Sumatera. Kalau ada kapal besar, ongkos angkutnya akan menjadi kecil dan murah, karena ngangkutnya langsung banyak. Jadi tidak akan ada lagi harga semen di Jawa Rp 50 ribu, di Papua Rp 1 Juta.
Kelima, Jokowi berusaha keras mendorong Wirausahawan Anak muda Papua. Visi Jokowi ke depan adalah untuk menggandakan wirausahawan di Indonesia sebanyak mungkin. Apalagi Jokowi berlatar belakang wirausahawan, tentu himbauannya benar-benar lahir dari hati. Dan sebagian ruang hati Jokowi itu sudah diperuntukan bagi kemajuan Papua. Jokowi ingin mencetak sebanyak mungkin wirausahawan di Papua, dari orang Papua sendiri, khususnya dari kalangan muda-mudi yang baru lulus sekolah, apalagi dari lulusan perguruan tinggi. Sehingga nanti saat pembangunan besar-besaran di Papua, yang berperan masyarakat Papua, pelakunya ya pemuda-pemuda Papua.