Hal tersebut terlihat kembali, ketika menjelang detik-detik kemerdekaan bangsa Indonesia, di mana Sukarni beserta kawan-kawan terpaksa menculik bapak bangsa untuk mempercepat Kemerdekaan Indonesia. Meski sempat ditolak oleh Soekarno, mereka tetep keras kepala dan bersikeras untuk memproklamirkan kemerdekaan bangsa secepatnya karena Jepang telah menyerah kepada Sekutu.
Peristiwa kemarin dijadikan pelajaran masa kini serta menjadi pembimbing masa depan. Peristiwa kemarin yang tersebut di atas melambangkan bahwa pemuda adalah pembeda tercermin dalam peristiwa Ashabul Kahfi, menjadi contoh seperti yang tercermin pada peristiwa Muhammad Al-Fatih. Menjadi penggagas, penggerak, dan pejuang elemen seperti yang tergambarkan dalam perjuangan bangsa Indonesia sampai era reformasi saat ini.
Saat ini pemuda dituntut jauh lebih dari mereka, karena tuntutan ilmu pengetahuan serta teknologi, bahkan bukan hanya itu. Peran mereka era ini ialah menjadi inspirator bagi pemuda lainnya agar sama-sama berjuang dan bergerak dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemajuan bangsa. Pemuda dituntut untuk turut menampilkan perilaku moral yang baik dan juga dituntut berpenampilan dan berwawsan.
Pemuda dalam era ini adalah mereka yang berani tampil pada ajang Internasional dengan membawa ciri khas bangsanya. Mereka yang berani selalu menunduk ke bawah dan senantiasa bersyukur terhadap apa yang telah diraih. Mereka yang berani jujur dan berkomitmen kepada negara serta berusaha menjaga dan mendidik generasi selanjutnya agar dalam semangat perubahan menuju generasi peradaban.
Baca juga : Membunyikan Ulang Sejarah Peradaban dan Budaya Bangsa
Melihat sejarah bukan berarti berjalan pada masa ini dan tak pernah kembali atau lari untuk sembunyi. Akan tetapi berguna untuk menjadi guru masa kini dan pengawas untuk merencanakan masa yang akan datang. Hal tersebut apabila dilakukan dapat mengukir sejarah baru yang tentunya suatu hari nanti dapat dipelajari, dipahami, serta dilakukan oleh generasi selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H