Oleh : Paul Jalvins Solissa
Aku sangat menggilai malam. Seakan-akan malam adalah yang terindah kepadaku. Sinar rembulan yang terang, cahaya bintang-bintang yang berbaris di wajah langit, hingga suara burung malam di kejauhan. Semua membuatku begitu kagum.
Di beberapa jalanan kota, lampu kerlap-kerlip menyala dengan megah. Bagai hiasan di tubuh dewi. Sedang di sudut-sudut taman kota, muda-mudi duduk bercengkrama. Sungguh, saat-saat malam selalu membuatku kagum.
Sementara aku, selalu asyik bercerita kepada malam. Mengurai satu demi satu hal yang mendiami kalbu. Meski ia tak kunjung menjawab, aku selalu suka berbagi kepadanya. Aku nyaman dengan sikap diamnya mendengar ocehan-ocehanku ini.
Sesekali, aku membiarkan angin malam membelai lembut kulit-kulit tubuhku. Rasa dingin yang ditawarkannya justru membuatku semakin hanyut dalam pelukan sang malam. Sampai akhirnya, aku bergegas menuju petiduranku dan terlelap dalam mimpi menuju fajar.
Sampai jumpa malam. Aku menantimu besok.
Ambon, 05 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H