Oleh: Imas Dera Fadilah
Sebuah budaya yang mungkin terlupa
Tergerus gemerlap dunia
Jarang terjamah, bahkan hampir punah
Jangan, jangan biarkan menyatu dengan tanah
  Â
Hilang pikir, dangkal akal
Rapuh jiwa, ringkih budi, padam tak menyala
Menyantap pangan mencibir aksara
Uh, kasihan bangsa yang bisu tak ada suara
Kami menangis, merintih, menelan perih
Menghimpit waktu, menjepit dungu
Mencoba menikam tiap kejam kebodohan
Lentera berkilau
Riuh angin menyapa
Bangun, dekati ambil dan baca
Akal bangsa bekerja, lisan bangsa bersuara, hati bangsa senantiasa memuja
Memekik langit, memecah keheningan semesta
Literasi,
Adalah bangsa dan isi
Baca tulis laksana rekso
Bangsa laksana verso
Bertautan, beriringan, saling bergantungan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H