Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kenestapaan Literasi

23 Maret 2019   17:05 Diperbarui: 23 Maret 2019   17:12 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hdwallpapercom.site/

Oleh: Imas Dera Fadilah


Sebuah budaya yang mungkin terlupa
Tergerus gemerlap dunia
Jarang terjamah, bahkan hampir punah
Jangan, jangan biarkan menyatu dengan tanah
     
Hilang pikir, dangkal akal
Rapuh jiwa, ringkih budi, padam tak menyala
Menyantap pangan mencibir aksara

Uh, kasihan bangsa yang bisu tak ada suara
Kami menangis, merintih, menelan perih
Menghimpit waktu, menjepit dungu
Mencoba menikam tiap kejam kebodohan

Lentera berkilau
Riuh angin menyapa
Bangun, dekati ambil dan baca

Akal bangsa bekerja, lisan bangsa bersuara, hati bangsa senantiasa memuja
Memekik langit, memecah keheningan semesta
Literasi,
Adalah bangsa dan isi
Baca tulis laksana rekso
Bangsa laksana verso
Bertautan, beriringan, saling bergantungan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun