Mohon tunggu...
Muhammad Lafran Nurrozaq
Muhammad Lafran Nurrozaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Reporter

Konten bersifat random namun bermanfaat, yang perlu diingat bahwa, "Jangan pernah mencoba tuk menjadi sempurna, tetapi mencobalah tuk menjadi berguna". Sekian dan terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi dari Sapu Lidi

29 April 2023   10:16 Diperbarui: 29 April 2023   10:36 3682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PenaBergerak--Siapa sih yang tidak mengetahui apa itu sapu lidi. Sapu lidi merupakan alat yang biasa digunakan yang untuk membersihkan suatu tempat yang terbuat dari pelapah pohon kepala atau aren.

Di sisi lain, sapu lidi biasa dimaknai sebagai persatuan dan kesatuan, yang di mana ketika hanya satu lidi maka tidak memiliki kekuatan tetapi jika beberapa lidi diikat menjadi satu maka akan memiliki kekuatan yang tidak dapat dipatahkan. Sebagian orang banyak yang tidak mengetahui ini. Cobalah terapkan hal seperti ini dalam pekerjaan kita bersama rekan kerja.

Ketika kita berkeja sendiri, pastinya akan terselesaikan dengan sulit dan lama. Tetapi, ketika kita berkerja dengan bersama-sama makan suatu pekerjaan akan terasa lebih ringan sehingga cepat untuk terselesaikannya. Bersama lebih baik dari pada sendiri. 

Bukan berarti kita bergantung terhadap orang lain, hanya saja segala bentuk pekerjaan yang mana kala dikerjakan secara bersamaan maka pekerjaan tersebut akan terasa menjadi ringan dan kita akan lebih bersemangat dalam mengerjakannya.

Kehidupan kita dapat berjalan baik sebagaimana sebuah sapu lidi, jika kita mampu mempererat ikatannya. Disadari ataupun tidak, kita membentuk kumpulan berdasarkan ikatan tertentu. Umat Islam merupakan kumpulan dari para Muslim yang terikat oleh kesamaan akidah.

Maka dari itu, filosofi sapu lidi ini ada baiknya ketika diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai bentuk terjalinnya persatuan dan kesatuan serta bentuk gotong-royong dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi dalam lingkungan pekerjaan maupum kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun