Mohon tunggu...
Aldra Ghiffari
Aldra Ghiffari Mohon Tunggu... wiraswasta -

Berkata bijak bukan berarti bijaksana, berkata benar bukan menjadi standard kebenaran. Bijak dan Benar pada Porsi dan Proporsinya."Waktu, Sikon, Cara dan orangnya menjadi tolak ukur sebuah kebenaran". by https://twitter.com/Lafazh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Yang Acak

22 April 2014   05:11 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:22 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Burung perkutut, Burung nuri

Eh, tuh Burung terbangye kagak pernah tinggi

Wahai engkau Ibu Pertiwi

Lihat generasi penerus saat ini

Hobinye kok pada koropsi

Wahai kau pahlawan Negri

Pengorbananmu nyaris terbeli

Oleh peradaban dan gaya hidup saat ini

Adapun pengorbanan hanya untuk kepentingan

Tak sepedan dengan nyawa para pahlawan

Yang gugur didalam medan pertempuran

Perjuangan yang tadinya untuk Negri

Berganti memperjuangkan ego pribadi

Wahai kau para pendahulu kami

Yang kau dulukan semata demi Ibu pertiwi

Wahai kalian generasi saat ini

Dengarkan puisi yang tak berarti ini

Semenjak Demokarasi kalian katakan

Sejak saat itupun terbuka segala keinginan

Tanpa perduli siapa lawan yang mesti disingkirkan

Anak sendiripun kalian jadikan lawan

Pendukung yang setia tak kalian hiraukan

Sampai kapan kalian terus seperti ini

Memperebutkan sesuatu yang tak berarti

Menyingkirkan tujuan awal sang Ibu pertiwi

Haruskah Negri ini yang kalian gadaikan

Tak adakah lagi yang bisa kalian permainkan

Sehingga tangisan para pahlawan tak kalian hiraukan

Jangan ciptakan beribu alasan

Jika satu tujuanpun enggan untuk diciptakan

Bumi pertiwi adalah tumpuan dan sandaran

Jangan sampai kalian gadaikan

Cukup sudah, hentikan semua kebohongan

Tutup mulut dari berbagai macam debatan

Dengarkanlah mereka yang ada dibelakangmu

Sebelum ajal datang

Dihadapanmu menanti pertanggung jawaban

Yang harus diselesaikan, atau kau abaikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun