Burung perkutut, Burung nuri
Eh, tuh Burung terbangye kagak pernah tinggi
Wahai engkau Ibu Pertiwi
Lihat generasi penerus saat ini
Hobinye kok pada koropsi
Wahai kau pahlawan Negri
Pengorbananmu nyaris terbeli
Oleh peradaban dan gaya hidup saat ini
Adapun pengorbanan hanya untuk kepentingan
Tak sepedan dengan nyawa para pahlawan
Yang gugur didalam medan pertempuran
Perjuangan yang tadinya untuk Negri
Berganti memperjuangkan ego pribadi
Wahai kau para pendahulu kami
Yang kau dulukan semata demi Ibu pertiwi
Wahai kalian generasi saat ini
Dengarkan puisi yang tak berarti ini
Semenjak Demokarasi kalian katakan
Sejak saat itupun terbuka segala keinginan
Tanpa perduli siapa lawan yang mesti disingkirkan
Anak sendiripun kalian jadikan lawan
Pendukung yang setia tak kalian hiraukan
Sampai kapan kalian terus seperti ini
Memperebutkan sesuatu yang tak berarti
Menyingkirkan tujuan awal sang Ibu pertiwi
Haruskah Negri ini yang kalian gadaikan
Tak adakah lagi yang bisa kalian permainkan
Sehingga tangisan para pahlawan tak kalian hiraukan
Jangan ciptakan beribu alasan
Jika satu tujuanpun enggan untuk diciptakan
Bumi pertiwi adalah tumpuan dan sandaran
Jangan sampai kalian gadaikan
Cukup sudah, hentikan semua kebohongan
Tutup mulut dari berbagai macam debatan
Dengarkanlah mereka yang ada dibelakangmu
Sebelum ajal datang
Dihadapanmu menanti pertanggung jawaban
Yang harus diselesaikan, atau kau abaikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H