Mohon tunggu...
Laeli Nuraj
Laeli Nuraj Mohon Tunggu... Lainnya - Basic Education Research Team

Suka baca, ngopi, jalan pagi, dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tarik Tambang Virtual, Inovasi Lomba 17-an Saat Pandemi masih Eksis Hingga Kini

10 Agustus 2024   23:22 Diperbarui: 16 Agustus 2024   20:37 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Lomba Tarik Tambang | Dok. pribadi

Menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, bendera merah putih mulai dipasang di setiap halaman rumah, di sekolah, di kantor-kantor dan di sepanjang jalan. Gapura-gapura nampak baru dengan cat warna warni. Semarak kemerdekaan sangat terasa, menggambarkan semangat perjuangan dalam meraih kemenangan. 

Seluruh masyarakat secara antusias menyelenggarakan perlombaan berbagai rupa. Di kampung-kampung, daerah pinggiran, hingga kota-kota besar, semua turut memeriahkan. Dari lomba balap karung, makan kerupuk, panjat pinang, lomba kelereng, lomba bakiak, hingga tarik tambang. 

Dari sekian banyaknya perlombaan, bagi saya tarik tambang menjadi lomba yang paling menarik. Lantaran permainan yang dilombakan bukan secara perorangan melainkan antara dua tim yang terdiri sejumlah anggota. 

Sejarah Tarik Tambang

Melansir dari berbagai sumber, tarik tambang berasal dari kebudayaan kuno China, India, dan Mesir jauh sebelum masehi. Dulunya, tarik tambang bukan merupakan jenis olahraga. Tarik tambang dilakukan untuk melatih kekuatan fisik dan bentuk latihan militer di Negeri Tirai Bambu. 

Sementara, tarik tambang masuk ke Indonesia dibawa dan dikenalkan oleh Belanda pada masa penjajahan. Tarik tambang dilakukan ketika menarik beban pasir, bebatuan, dan lainnya. Seiring berjalannya waktu, tarik tambang beralih menjadi ajang hiburan yang dilombakan. 

Perlombaan tarik tambang diselenggarakan di lapangan yang luas. Di tengahnya, ditandai dengan garis batas untuk memisahkan kedua tim yang saling bersaing. Ketika peluit ditiup sebagai tanda dimulainya lomba, masing-masing tim akan menarik tambang goni sekuat tenaga. Pemenangnya ditentukan dengan tim yang lebih cepat menarik tim lawan melewati garis batas tersebut. Selain diperlukan fisik yang kuat, lomba tarik tambang juga perlu kekompakan antar tim. 

Tarik Tambang Virtual 

Sekitar tiga tahun lalu, saat pandemi covid-19 melanda dunia, hari kemerdekaan tidak dirayakan seperti biasanya. Pemerintah menetapkan peraturan untuk tidak berkumpul dan berkerumun sebagai langkah pencegahan penularan virus covid-19. Jangankan perlombaan, upacara pengibaran bendera pun dilakukan secara daring dari rumah masing-masing.

Meskipun demikian, masyarakat tetap ingin merayakan hari besar bangsa Indonesia. Di tengah keterbatasan itu, muncul inovasi baru yang ditemukan oleh OSIS SMA di Kabupaten Tanggerang. Mereka membagikan story di akun instagramnya, lomba tarik tambang virtual antar kelas dengan memanfaatkan fitur voting dalam selang waktu yang ditentukan. Setiap siswa dan seluruh warga sekolah turut berpartisipasi melakukan voting memilih tim favoritnya. Pemenangnya ditentukan oleh jumlah voters terbanyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun