Mohon tunggu...
Laela Ramadhani
Laela Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

43223010182 | S1 Akuntansi | Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristoteles

22 Oktober 2024   20:36 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:50 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk mengatasi tantangan ini, pemimpin perlu menerapkan beberapa strategi. Membangun kepercayaan melalui transparansi dalam komunikasi adalah langkah awal yang penting. Edukasi masyarakat tentang isu-isu yang relevan dan cara mereka bisa berkontribusi juga sangat penting. Selain itu, menciptakan ruang partisipatif, seperti forum atau platform diskusi, dapat mendorong keterlibatan yang lebih besar. Menghargai kontribusi masyarakat akan memperkuat rasa memiliki dan meningkatkan keinginan mereka untuk berpartisipasi di masa depan.

Dengan memahami dan mengatasi tantangan-tantangan ini, pemimpin dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, di mana setiap suara dihargai, dan setiap individu merasa terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka.

 Aristoteles menekankan pentingnya integritas moral, partisipasi aktif masyarakat, dan pencapaian kebaikan bersama. Ia berpendapat bahwa seorang pemimpin harus tetap setia pada prinsip etika dan moral, bahkan dalam situasi sulit, agar dapat membangun kepercayaan publik. Aristoteles percaya bahwa keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan sangat krusial, karena hal ini tidak hanya meningkatkan legitimasi keputusan, tetapi juga menciptakan rasa memiliki di antara warga. Selain itu, ia menekankan bahwa kepemimpinan harus fokus pada kebaikan bersama, di mana pemimpin perlu memiliki visi yang jelas dan inklusif. Dengan pendekatan ini, pemimpin dapat mendorong partisipasi aktif, menginspirasi masyarakat, dan menciptakan lingkungan yang adil dan harmonis. Gaya kepemimpinan Aristoteles memberikan dasar yang kuat untuk membangun masyarakat yang sejahtera dan berkeadilana serta membuat keputusan sesuai harapan. Kepemimpinan melibatkan cara mendistribusikan pengaturan dan situasi dalam waktu tertentu. Kepemimpinan bukanlah sekadar jabatan atau gelar, melainkan hasil dari proses perubahan yang panjang dalam diri seseorang. Sebagaimana dijelaskan dalam jurnal penelitian oleh Robert Borrong, kepemimpinan dalam gereja bukanlah pelaksanaan kekuasaan atau otoritas manusia, melainkan suatu bentuk pelayanan. Aristoteles menggambarkan bahwa manusia dapat mencapai kebahagiaan dalam hidupnya melalui penggunaan logika dan pemikiran, yang memungkinkan mereka menemukan cara untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan.

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu hubungan dinamis yang terdapat dalam diri seorang pemimpin, yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja secara sadar dalam menjalankan tugas demi mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam konteks ini, pemimpin sangat penting untuk memberikan pandangan, arahan, dan motivasi yang efektif, sehingga dapat menjalin komunikasi yang baik dengan anggota tim atau masyarakat. Dengan komunikasi yang terbuka dan konstruktif, pencapaian tujuan bersama dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien.

Lebih jauh, Aristoteles menekankan pentingnya penggunaan logika dan pemikiran sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup. Ia meyakini bahwa melalui refleksi dan analisis, individu dapat menemukan cara untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan. Setiap orang menginginkan kebahagiaan dan berusaha menemukan jati diri mereka yang sejati dalam proses tersebut.

Dalam perannya, seorang pemimpin yang memiliki integritas moral dan kemampuan berpikir logis dapat memberikan motivasi serta dorongan yang kuat kepada orang lain. Dengan bimbingan yang tepat, pemimpin tidak hanya dapat mengarahkan anggota tim ke arah yang benar, tetapi juga membantu mereka menemukan potensi terbaik dalam diri mereka. Oleh karena itu, kepemimpinan yang efektif tidak hanya berfokus pada pencapaian tujuan, tetapi juga pada pengembangan karakter dan kebahagiaan individu dalam suatu kelompok. Kesimpulannya, pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu menginspirasi dan memberdayakan orang lain, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun