Mohon tunggu...
Laela Ramadhani
Laela Ramadhani Mohon Tunggu... Universitas Mercu Buana

43223010182 | S1 Akuntansi | Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menjadi Sarjana dan Kemampuan Melakukan Practical Value Rationality

5 Oktober 2024   15:47 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:50 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

          Menguasai Practical Value Rationality meningkatkan kepercayaan diri sarjana dalam kemampuan mereka untuk membuat keputusan yang informasional. Dengan pengalaman dalam analisis dan evaluasi, mereka merasa lebih yakin saat dihadapkan pada tantangan. Kepercayaan diri ini penting, tidak hanya dalam konteks profesional, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, membantu mereka menghadapi situasi yang memerlukan ketegasan dan kebijaksanaan.

6. Kemandirian dalam Berpikir

          Practical Value Rationality mendorong sarjana untuk menjadi individu yang tidak hanya menerima informasi tanpa pertanyaan. Keterampilan ini memungkinkan mereka untuk mempertanyakan asumsi, mengevaluasi argumen, dan mencari bukti yang mendukung. Kemampuan berpikir mandiri ini sangat penting dalam menciptakan inovasi dan mendorong perubahan, baik dalam konteks akademis maupun dalam masyarakat.

7. Adaptasi terhadap Perubahan

          Di era globalisasi dan teknologi yang terus berkembang, kemampuan untuk beradaptasi menjadi semakin penting. Situasi dapat berubah dengan cepat, dan sarjana yang memiliki keterampilan Practical Value Rationality dapat membuat keputusan yang relevan di tengah ketidakpastian. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk tetap tangguh dan responsif terhadap perubahan, baik dalam karier maupun dalam kehidupan pribadi

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Bagaimana Cara Menjadi Sarjana yang Memiliki Kemampuan Practical Value Rationality?

Menjadi sarjana yang memiliki kemampuan Practical Value Rationality perlu memiliki prinsip untuk menggabungkan pengetahuan akademis dengan keterampilan praktis dan pemikiran rasional dalam mengambil keputusan. Prinsip yang harus dimiliki yaitu sebagai berikut:

  • Kriteria pengakuan keberadaan (The criterion of the affirmation of being)

adalah sebuah konsep filosofis yang sering dibahas dalam konteks ontologi dan metafisika. Dalam diskusi tentang keberadaan, para filsuf berusaha memahami apa artinya "ada" dan bagaimana kita bisa mengonfirmasi atau mengakui sesuatu sebagai ada.

Menjadi sarjana adalah proses yang melibatkan pemahaman mendalam tentang keberadaan, baik itu dalam konteks ide, teori, maupun realitas sosial. Dengan menerapkan kriteria pengakuan keberadaan, kita diajak untuk berpikir kritis dan reflektif dalam setiap langkah akademik. Melalui eksplorasi ini, kita tidak hanya membangun pengetahuan, tetapi juga mengembangkan kemampuan untuk menghadapi tantangan dan kompleksitas dunia. Dengan cara ini, perjalanan menuju gelar sarjana bukan hanya sekadar pencapaian akademis, tetapi juga sebuah perjalanan menuju pemahaman diri dan dunia yang lebih luas.

  • Kriteria Kritik dan Pengetahuan Diri (The Criterion of Criticism and Self-Knowledge) 

adalah konsep yang berfokus pada pentingnya berpikir kritis dan memahami diri sendiri dalam proses belajar dan pengembangan pribadi. 

Dengan menerapkan The Criterion of Criticism and Self-Knowledge, mahasiswa tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik mereka tetapi juga memperkuat pemahaman diri yang mendalam. Ini adalah kombinasi yang memungkinkan mereka untuk menjadi individu yang lebih bijaksana, bertanggung jawab, dan mampu berkontribusi secara positif di masyarakat. Penerapan konsep ini menciptakan lingkungan belajar yang kaya, di mana mahasiswa merasa diberdayakan untuk mengeksplorasi, mempertanyakan, dan berkembang.

  • Kriteria Non-Kontradiksi (The Criterion of Non-Contradiction)

adalah salah satu prinsip dasar dalam logika dan filsafat yang menyatakan bahwa suatu proposisi tidak dapat benar dan salah pada waktu yang sama dan dalam konteks yang sama. Prinsip ini merupakan salah satu landasan pemikiran rasional dan merupakan salah satu dari tiga hukum logika yang diusulkan oleh Aristoteles. 

Dengan menerapkan  The Criterion of Non-Contradiction mahasiswa cenderung lebih aktif dalam belajar. Mereka tidak hanya menerima informasi, tetapi juga menganalisis, mengevaluasi, dan mempertanyakan argumen atau teori yang diajukan. Ini menciptakan kebiasaan berpikir yang mendalam dan komprehensif. Dengan konsep ini mahasiswa tidak hanya menjadi sarjana yang medapatkan gelar tetapi mereka juga mampu mempersiapkan diri untuk karir masa depan, tetapi juga menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

  • Kriteria Realisme dan Efektivitas (The Criterion of Realism and Effectiveness) 

adalah konsep yang sering digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk filsafat, sosiologi, dan teori sosial, untuk mengevaluasi suatu ide, teori, atau kebijakan. Dua aspek utama dari kriteria ini adalah realitas dan efektivitas.

Mahasiswa yang belajar menerapkan prinsip realisme akan lebih mampu menilai sejauh mana teori yang mereka pelajari dapat diterapkan dalam situasi nyata. Misalnya, dalam studi kasus di bidang bisnis, mahasiswa dapat menganalisis bagaimana teori manajemen berfungsi dalam praktik di perusahaan nyata. Karena mahasiswa sering dihadapkan pada proyek yang menuntut mereka untuk mengimplementasikan teori dalam situasi nyata. Dengan mempertimbangkan efektivitas solusi yang mereka tawarkan, mereka dapat mengembangkan keterampilan analitis dan praktis. Dengan menerapkan kedua konsep ini, mahasiswa dapat lebih siap untuk menghadapi tantangan di dunia nyata, berkontribusi secara positif di bidang masing-masing, dan menghasilkan solusi yang relevan dan efektif. Proses ini tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan mereka, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam karier dan kehidupan.

  • Kriteria Hierarki Nilai (The Criterion of the Hierarchy of Values)

adalah konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengurutkan nilai-nilai dalam kehidupan individu, kelompok, atau masyarakat. 

Prinsip ini membantu dalam pengambilan keputusan dan tindakan dengan memberikan panduan tentang nilai-nilai mana yang harus diutamakan dalam situasi tertentu. Mahasiswa sering dihadapkan pada berbagai pilihan, baik dalam studi maupun kehidupan pribadi. Dengan memahami hierarki nilai, mereka dapat mengidentifikasi mana yang paling penting. Misalnya, ketika memilih jurusan, seorang mahasiswa mungkin harus mempertimbangkan apakah mereka lebih mengutamakan minat pribadi atau prospek karir di masa depan. 

Dengan menerapkan The Criterion of the Hierarchy of Values, mahasiswa tidak hanya dapat membuat keputusan yang lebih baik, tetapi juga dapat mengembangkan diri secara holistik. Konsep ini membantu mereka memahami prioritas, meningkatkan keterlibatan sosial, dan memperkuat karakter. Dalam dunia yang kompleks dan sering kali penuh dengan pilihan, hierarki nilai menjadi kompas yang membimbing mahasiswa menuju kehidupan yang lebih berarti dan terarah.

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Practical Value Rationality mampu menjadikan individu yang baik dan siap dalam situasi apapun, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Mereka akan mencari keseimbangan antara berbagai nilai dan kepentingan, dan bertindak berdasarkan prinsip-prinsip moral yang kuat.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi yang pesat, sejarah peradaban manusia menunjukkan bahwa salah satu faktor kunci dalam menentukan keberhasilan dan keberlangsungan suatu organisasi adalah kepemimpinan. Kepemimpinan adalah hubungan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk memengaruhi orang lain agar bekerja secara sadar dalam konteks tugas, demi mencapai tujuan yang diinginkan. Ini juga merupakan proses bagaimana mengatur dan mencapai kinerjGaya kepemimpinan Aristoteles menekankan pentingnya integritas moral, partisipasi aktif masyarakat, dan pencapaian kebaikan bersama. Ia berpendapat bahwa seorang pemimpin harus tetap setia pada prinsip etika dan moral, bahkan dalam situasi sulit, agar dapat membangun kepercayaan publik. Aristoteles percaya bahwa keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan sangat krusial, karena hal ini tidak hanya meningkatkan legitimasi keputusan, tetapi juga menciptakan rasa memiliki di antara warga. Selain itu, ia menekankan bahwa kepemimpinan harus fokus pada kebaikan bersama, di mana pemimpin perlu memiliki visi yang jelas dan inklusif. Dengan pendekatan ini, pemimpin dapat mendorong partisipasi aktif, menginspirasi masyarakat, dan menciptakan lingkungan yang adil dan harmonis. Gaya kepemimpinan Aristoteles memberikan dasar yang kuat untuk membangun masyarakat yang sejahtera dan berkeadilana serta membuat keputusan sesuai harapan. Kepemimpinan melibatkan cara mendistribusikan pengaturan dan situasi dalam waktu tertentu. Kepemimpinan bukanlah sekadar jabatan atau gelar, melainkan hasil dari proses perubahan yang panjang dalam diri seseorang. Sebagaimana dijelaskan dalam jurnal penelitian oleh Robert Borrong, kepemimpinan dalam gereja bukanlah pelaksanaan kekuasaan atau otoritas manusia, melainkan suatu bentuk pelayanan. Aristoteles menggambarkan bahwa manusia dapat mencapai kebahagiaan dalam hidupnya melalui penggunaan logika dan pemikiran, yang memungkinkan mereka menemukan cara untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan.

Niemczuk Andrzej. "Practical Rationality -- its Nature and Operation." , (2019), pp. 55---68

https://www.researchgate.net/publication/338109723_Practical_Rationality_-_its_Nature_and_Operation

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun