Angin bertiup, perlahan kemudian menjadi kencang
Langit bercahaya, disertai suara gemuruh
Orang-orang berlalu lalang dengan tergesa-gesa
Tapi lihat, ada sesosok yang tak bergeming
Di bawah tegakan akasia
Menanti sosok yang tak pasti kapan akan tiba
Lalu, titik-titik hujan mulai turun
Genangan-genangan air di tepi jalan mengalir
Mengalir, melewati celah-celah jemari kakinya yang renta
Bisa ku rasakan, dingin yang menusuk hingga ke tulangnya
Sedang menunggu siapa gerangan?
Hingga ia begitu setia, tanpa ada raut kesal sedikipun di wajahnya
Waktu terus bergulir, dan membawaku pada sebuah jawaban
Langkah-langkah kecil perlahan mendekat
Mendekat, kemudian mendekap sosok ini
Ibu...
Sungguh, aku rindu saat-saat itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H