Kasus perceraian masih menjadi kasus yang marak terjadi di Indonesia. Menurut laporan badan statistik, kasus perceraian di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 516.334 kasus. Angka tersebut tentu saja bukan angka yang kecil.Â
Jumlah kasus di tahun kemarin tersebut bahkan menjadi jumlah yang tertinggi selama enam tahun terakhir. Dalam jumlah tersebut, sebagian besar kasusnya adalah cerai gugat, yakni dimana perceraian yang gugatan nya diajukan oleh pihak istri ke pengadilan.
Apakah ini suatu pencapaian yang dapat dibanggakan? tentu saja tidak. Banyaknya kasus perceraian yang terjadi tentu saja akan turut membawa dampak bagi orang lain, terutama anak.
Anak seringkali menjadi "korban" dalam kasus perceraian kedua orangtuanya. Sehingga hal ini kemudian menyebabkan kehidupan sang anak menjadi berubah. Selain itu, perceraian juga membawa dampak psikologis kepada anak.Â
Banyak anak broken home yang menjadi putus sekolah, kekurangan kasih sayang, bahkan sampai terjun kedalam kehidupan jalanan yang begitu bebas dan keras.
Lantas, apa sebenarnya hal yang melatarbelakangi kasus perceraian ini?Â
Ada banyak hal yang menyebabkan perceraian ini bisa terjadi, namun faktor utamanya adalah karena masalah komunikasi. Dalam banyaknya kasus yang terjadi setiap tahun, masalah komunikasi ini masih menjadi alasan utama perceraian terjadi. Seperti yang terjadi di tahun lalu, faktor perselisihan dan pertengkaran jumlahnya ada 284.169 kasus atau setara 63,41% dari total faktor penyebab kasus perceraian di Indonesia.
Perselisihan dan pertengkaran yang terjadi dalam rumah tangga menjadi alasan mereka untuk kemudian bercerai. Pertengkaran dan perselisihan tersebut bisa terjadi tentu karena adanya masalah komunikasi. Komunikasi yang gagal dan tidak efektif kemudian memicu pertengkaran yang menyebabkan hubungan suami istri menjadi memburuk.Â
Inti dalam setiap hubungan adalah komunikasi. Komunikasi menjadi suatu hal yang begitu krusial dan tidak boleh diabaikan. Namun, seringkali orang tidak menyadari hal tersebut.Â
Alasan-alasan perceraian seperti perselisihan uang, masalah komitmen, dan lainnya sebenarnya juga berakar dari masalah komunikasi. Komunikasi menjadi suatu hal yang diabaikan, padahal kunci dari langgeng nya suatu hubungan ada pada komunikasi nya.Â