Mohon tunggu...
Sri JuwitaKusumawardhani
Sri JuwitaKusumawardhani Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Jakarta

Full-Time Lecturer, Part-Time Clinical Psychologist.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Parenting in Multicultural Context: Mindful Cooking

8 November 2023   06:32 Diperbarui: 8 November 2023   06:46 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian, Nasrudin memintanya untuk tidur bersama ayam selama 3 malam. Setelah selesai 3 malam, ia kembali menemui Nasrudin dan berharap rumahnya akan segera menjadi lebih besar. Tetapi, Nasrudin menyampaikan bahwa "Tunggu dulu, apakah kamu memiliki kucing? Jika iya, sekarang tidurlah bersama 1 ekor ayam dan kucing." Setelah 3 malam, ia kembali menemui Nasrudin, namun ternyata perjalanan ini belum selesai. Nasrudin memintanya untuk menambah hewan yang menjadi teman tidurnya, sehingga ia akan tidur bersama 1 ekor ayam, kucing, dan kambing." Ia mulai merasa rumahnya semakin penuh dan sesak, alih-alih merasa lebih lega. 

Kemudian, ia berpikir bahwa setelah 3 malam, maka pengorbanannya akan segera selesai. Sayangnya, setelah 3 malam, Nasrudin malah memintanya untuk menambah 1 ekor sapi untuk menemaninya tidur. Orang ini sempat protes, karena Sapi kan besar sekali, tampaknya rumahnya semakin sempit dan tidak nyaman. Tetapi, ia masih mencoba menuruti Nasrudin. Di malam hari, ia menambahkan 1 ekor sapi ke dalam rumahnya dan benar saja semuanya menjadi semakin bising dan sempit. Akhirnya, di keesokan pagi, Ia mengeluarkan semua hewan di dalam rumahnya satu persatu dan mengunci pintu rumahnya. Setelah rumahnya menjadi kosong, ia menghembuskan nafas dan menyatakan "akhirnya rumahku menjadi lebih nyaman dan lebih lega". Ia pun tersadar bahwa rumahnya selama ini sudah besar dan lega jika ia mau sedikit bersyukur. Sama seperti ketika memasak dan makan, apapun makanannya akan terasa nikmat jika kita bersyukur bahwa makanan tersebut adalah berkah dari Allah SWT. 

Kemudian, masuk ke sesi tanya jawab, ada peserta yang bertanya terkait cara meminimalisasi gangguan saat hendak berusaha melakukan mindful cooking. "Memang tidak mungkin jika setiap hari atau setiap saat kita memasak akan berhasil menerapkan mindfulness. Akan ada waktu-waktu dimana harus buru-buru karena ada kegiatan lain, tetapi jangan sampai juga seluruh kegiatan memasak kita tidak ada sama sekali momen mindfulnya. Mungkin bisa di saat akhir pekan dan waktu libur lainnya, karena lebih leluasa waktunya. Selain itu, mindful itu kan banyak bentuknya, jika memang tidak sempat mindful cooking, mungkin dapat juga melakukan mindful eating. Karena seringkali kita makan tanpa benar-benar menikmatinya, padahal perlu kita benar-benar mensyukuri dan menikmati warna/aroma/tekstur makanan yang sedang kita makan. Selain itu, dapat juga mindful saat sedang di perjalanan - memperhatikan sekitar dibanding merasa stres di perjalanan.", jawab Bu Irma. 

Sumber Gambar: Canva
Sumber Gambar: Canva

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun