Mohon tunggu...
Lady OliviaSihaloho
Lady OliviaSihaloho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi IPB University

Mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB Mengadakan Sosialisasi Pencegahan Stunting melalui Program Healthy Generation

20 Juli 2023   20:45 Diperbarui: 20 Juli 2023   21:01 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang anak akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). 1000 HPK adalah masa sejak pertama kali terbentuknya janin dalam kandungan hingga usia 2 tahun atau disebut sebagai periode emas, karena terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat. Desa Dramaga merupakan salah satu lokus stunting karena terdapat beberapa balita yang mengalami stunting dan banyak balita yang mengalami gejala stunting. Kondisi ini mendorong Tim KKN-T Inovasi IPB 2023 yang berada di Desa Dramaga untuk mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan stunting.

Jumat, 14 Juli 2023 Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB 2023 mengadakan kegiatan sosialisasi Healthy Gens: Healthy Generation Without Stunting di Posyandu Bougenville, Desa Dramaga. Kegiatan ini dihadiri oleh Dosen IPB University yaitu Prof. Dr. drh. Hasim, DEA dan Prof. Dr.  Didah Nur Faridah, STP. MSc. sebagai narasumber. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ibu Lurah Desa Dramaga yang juga menjabat sebagai Ketua PKK Desa Dramaga, kader Posyandu dan PKK, bidan desa, perwakilan perangkat Desa Dramaga dan ibu dengan balita, serta ibu hamil.

dokpri
dokpri

HEALTHY GENS: Healthy Generation Without Stunting merupakan upaya untuk mengatasi permasalahan stunting di Desa Dramaga. Kegiatan diawali dengan kegiatan Posyandu pada umumnya yaitu penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, lingkar lengan atas (LiLA) dan lingkar kepala. Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi terkait pencegahan stunting oleh narasumber. 

Prof. Dr. drh. Hasim, DEA menekankan “Lebih baik makan nasi telor daripada mie telor. Karena nasi telor lebih bergizi dan murah dibandingkan dengan mie telor yang kaya akan penyedap rasa”. Prof. Dr.  Didah Nur Faridah, STP. MSc juga menambahkan “Bayi yang sudah diberi penyedap rasa akan menolak makanan sehat”. Kedua narasumber menekankan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dengan makanan bergizi seimbang versi rumah tangga yang mudah dibeli di warung. 

dokpri
dokpri

Kegiatan selanjutnya yaitu pemberian makanan tambahan (PMT) berupa susu, madu, yogurt, telur dan pisang. Pemberian makanan tambahan (PMT) merupakan salah satu bentuk nyata partisipasi mahasiswa KKN-T Inovasi IPB 2023 dalam pencegahan stunting di Desa Dramaga. 

Bu Lurah sekaligus ketua PKK berharap melalui kegiatan ini akan menjadi langkah awal dalam mencegah stunting di Desa Dramaga. “Selain meningkatkan jumlah partisipan dalam posyandu, semoga kegiatan ini berhasil membuka kaca mata ibu-ibu untuk mulai menerapkan gizi seimbang khususnya untuk balita kesayangan mereka.” ujarnya. 

Kegiatan sosialisasi pencegahan stunting ini diharapkan dapat menambah wawasan dan  pengetahuan ibu hamil dan ibu dengan balita sehingga dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari serta menjadi titik awal aksi percepatan pencegahan dini stunting di Desa Dramaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun