Mohon tunggu...
Sari Puspita Dewi
Sari Puspita Dewi Mohon Tunggu... Dosen - a lifelong learner

Dosen Bahasa Inggris PNJ | Penerjemah | Editor | Awardee of LPDP 2019 | YT channel: Miss Sariy

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ibupreneur: Ibu Rumah Tangga Jadi Entrepreneur

5 Mei 2020   21:40 Diperbarui: 5 Mei 2020   21:45 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Jika diperhatikan, belakangan ini pastilah lini masa media sosial Anda dipenuhi dengan promosi jualan teman-teman Anda. Saran saya, beli saja! Dengan membeli satu dua barang dagangannya, Anda mungkin sudah turut membantu mereka untuk membeli bahan makanan atau bahkan bantu bayar listrik rumah mereka, yang dirasa kian tinggi tarifnya.

Mengapa? Sebab sejak pandemi covid19 masuk ke bumi pertiwi, banyak sekali kepala keluarga yang terkena dampak finansial. Ada yang kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), sebagian dirumahkan dan bahkan bagi pekerja informal jadi semakin sulit mencari orderan sejak berlakunya kebijakan #dirumahaja per 16 Maret 2020 lalu. 

Untuk menjaga dapur tetap ngebul, tak sedikit istri yang mendukung para suami dengan berjualan. Mulai dari jual masker dan hand sanitizer hingga makanan praktis sehari-hari. 

Tentu saja para Ibu Rumah Tangga yang mendadak jadi entrepreneur ini bukan hanya mereka yang terdampak PHK atau kondisi dirumahkan, tapi bisa saja mereka yang mengambil langkah cerdas dalam menghadapi ketidakpastian selama pandemi covid19. Dengan berjualan, mereka turut membantu perekonomian keluarga agar tetap stabil.

Apalagi di jaman serba digital ini, berjualan jadi sangat mudah bagi siapa pun yang tidak berlatar belakang business atau marketing. Bahkan, kecanggihan teknologi bisa membuat orang-orang berjualan tanpa modal. Misalnya, buka jastip (jasa titipan) atau memasarkan barang dagangan orang lain melalui akun pribadi media sosial masing-masing. 

Dengan menampilkan gambar dagangan yang aesthetic ditambah dua kata ajaib "Open PO", maka dalam waktu singkat orderan bermunculan melalui kolom "Comment", "Direct Message" atau melalui "Reply". Media sosial betul-betul telah memudahkan ibupreneur memasarkan barang dagangan mereka (minimal) kepada lingkungan terdekatnya; tetangga, sahabat juga kerabat. 

Dengan menjadi ibupreneur, mereka tidak hanya sekadar menjaga stabilitas sistem keuangan keluarga namun juga memberi nafkah pada penyedia barang dan pada driver ojol yang mengirim dan mengantarkan dagangan ke pintu pelanggan masing-masing.

Tulisan ini bisa jadi bagian dari kisah saya atau Anda sendiri. Mari hadapi pandemi dengan belajar menjadi ibupreneur!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun