Sebagian penderita tekanan darah tinggi, bisa jadi Anda diharuskan untuk mengkonsumsi obat darah tinggi secara reguler. Memang tidak setiap pasien yang memiliki kecenderungan dengan tekanan darah tinggi berkewajiban untuk mengkonsumsi obat tekanan darah tinggi dengan reguler. Selama keluhan hipertensi tidak terjadi secara terus menerus sebenarnya yang diperlukan hanya perubahan pola makan dan gaya hidup.
Sementara keharusan untuk mengkonsumsi obat darah tinggi terutama diterapkan pada mereka yang sudah menginjak usia di atas 50 tahun dan secara berkala diketahui terus menerus menunjukan tingkat tekanan darah yang relatif tinggi di kisaran 150/100 mmHg. Mengkonsumsi obat darah tinggi dengan reguler akan membuat pasien mengkonsumsi obat-obatan ini secara harian setidaknya 1 – 3 kali setiap harinya, mungkin seumur hidup.
Dan seiring dengan perkembangan kemudian sejumlah catatan penting mulai diberikan, seiring dengan ditemukannya sejumlah keluhan efek samping terkait dengn konsumsi obat darah tinggi dalam jangka panjang.
Penting sekali bagi Anda yang sudah mendapatkan catatan mutlak untuk mengkonsumsi obt darah tinggi secara rutin harian, untuk memahami apa saja efek samping yang mungkin Anda akan alami dengan jenis obat darah tinggi yang diresepkan untuk Anda. Ini tentu saja akan membantu Anda lebih waspada untuk memahami gejala-gejala pada tubuh Anda yang mengacu pada resiko dari obat hipertensi..
Pada dasarnya, obat darah tinggi yang tersedia di pasaran bekerja dalam sejumlah metode yang berbeda. Masing-masing disesuaikan dengan kondisi tekanan darah maupun pemicu tekanan darah muncul. Dan dari masing-masing metode tersebut ditemukan sejumlah efek samping yang berbeda-beda pula.
Dan sebagaimana dijelaskan di sini, adapun macam obat darah tinggi yang lazim diresepkan untuk pasien hipertensi tersebut antara lain :
Angiotensin-converting Enzyme(ACE)Inhibitor
Jenis obat satu ini termasuk yang paling sering diresepkan untuk pasien hipertensi di Indonesia. Kinerja utama dari jenis obat ini terletak pada kemampuannya menghambat produksi enzim angiostensin. Enzim inilah yang bertanggung jawab mengirim sinyal untuk meningkatkan tekanan pada sirkulasi dan pembuluh darah.
Jenis obatAngiotensin-converting Enzyme(ACE)Inhibitor ini di Indonesia biasanya dijual dalam nam Capoten, Captopril dan Lisinopril. Kebanyakan pasien mendapatkan terapi ini karena pertimbangan obat jenis ini cenderung lebih aman untuk ginjal, karena banyak pasien hipertensi juga mengeluhkan masalah ginjal. Hanya saja obat jenis ini bisa berefek samping seperti efek batuk kering, kembung, keluhan pada kepala dan kadang disertai dengan isu pada kesehatan lambung dan efek migrain.
Angiotensin II receptor blockers (ARBs)
Jenis obat ini bekerja dengan pengaruh yang hampir serupa dengan jenis ACE Inhibitor. Bila pada jenis ACE Inhibitor kinerjanya menurunkan produksi enzim angiostensin, maka pada jenis terapi ARBs kinerjanya lebih berpengaruh untuk mengurangi kemampuan kerja dari enzim angiostensin.