Pada satu kesempatan saya sempat mengulas soal glutathione. Itu tuch yang digadang-gadang jadi the mother of all antioxicant. Mungkin sekedar reminder, waktu itu saya mennulis soal pemanfaatan glutathione sebagai anti kanker.
Dalam ulasan saya diungkap bagaimana peran glutathione dalam sistem imunitas tubuh melawan kanker, baik itu dalam proses pencegahan ataupun dalam proses pengobatan. Â Juga diakui memiliki kemampuan mencegah efek samping dari sejumlah terapi kanker yang cenderung memberi resiko tambahan pada kesehatan pasien.
Masig melihatnya seperti dongeng? Sepertinya mau saat pertama informasi soal glutathione ini saya tulis sampai sekarang rasanya tetap sama ya? Seperti berlebihan, tapi begitulah pengungkapannya. Setidaknya inilah manfaat ideal dari glutathione yang berada dalam level optimal.
Saya kasih lagi dech yang sempat saya tulis di tulisan saya sebelumnya, sedikit saja ya...
Glutathione bekerja untuk membantu menjaga pemanfaat energi efisien, produksi energi optimal. Juga membantu melindungi DNA dengan memaksimalkan fungsi dan jumlah T-cell yang bertugas sebagai garda utama pelindung DNA. Artinya juga berperan mempercepat proses pembentukan sel baru yang sudah usang dan rusak, mengatasi dengan cepat kerusakan sel dan mencegah sedini mungkin kerusakan induk sel yang bisa  menjadi cikal bakal kanker. (sumber)
Pokoknya, yang glutathionenya tinggi biasanya orangnya terlihat lebih segar, tidak mudah lelah, pikirannya fokus bahkan di usia lanjut. Juga gak gampang sakit, bahkan termasuk relatif lebih tahan dengan penyakit degeneratif seperti jantung, diabetes, hipertensi dan juga kanker.
Keren sekali kan? Cukup dengan glutathione Anda akan sehat. Enak kan?
Gak segampang itu juga, seiring seseorang menginjak usia 20 tahun kadar glutathione dalam tubuh akan berkurang. Sampai pada usia manula jumlahnya akan cukup minim untuk mampu menjaga tubuh dengan optimal.
Penyebabnya sebenarnya cukup banyak, seperti efek masuknya banyak faktor polutan ke dalam tubuh sejak usia dini, efek stress dan kurang istirahat, efek beban kerja, efek penyakit sampai efek pola makan yang tidak sehat.
Karena semakin banyak toksin dalam tubuh, semakin bekerja keras seseorang, semakin lelah dan tertekan seseorang maka semakin keras pula kerja organ-organ tubuh. Semakin keras kinerja organ, semakin mudah sel-sel menjadi lelah dan usang, untuk kemudian mati. Semakin banyak tubuh menyerap glutathione dalam tubuh untuk memproses produksi sel baru. Demikian halnya ketika Anda sakit, sekalipun itu hanya flu. Penyakit akan menyebabkan kerusakan sel sekalipun kadang skalanya relatif kecil. Kerusakan ini menuntut penggunaan glutathione.
Jadi intinya, semakin bertambah usia seseorang, semakin banyak faktor perusak sel yang masuk dan muncul dalam tubuh semakin menipis kadar glutathione dalam tubuh.