Mohon tunggu...
Ladyna Chelsiandra
Ladyna Chelsiandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang

everything meaningful takes time

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film: Jatuh Cinta Seperti di Film-film

14 Desember 2023   01:50 Diperbarui: 14 Desember 2023   01:58 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak seperti judul filmnya, film ini sangat bertolak belakang dengan film romantis komedi pada umumnya. Biasanya film-film romantis komedi yang sering saya lihat mengisahkan percintaan remaja yang masih menggebu-gebu dengan cintanya dan menganggap cinta adalah segalanya, sebaliknya film ini justru menceritakan kisah percintaan orang dewasa yang sangat realistis dan cinta sudah bukan menjadi prioritas utama bagi orang dewasa.

Meski berwarna hitam putih dan terkesan monoton, tapi menurut saya film ini sangat berwarna. Saat  menonton saya sudah tidak lagi peduli dengan warna filmnya yang disajikan, justru secara tidak langsung dialog, ekspresi, emosi, bahkan kerutan pada mimik wajah para pemain pada film tersebut yang telah memberi warna pada film ini, bahkan saya sempat lupa jika film ini berwarna hitam putih saking terbawa suasana.

Film ini bercerita tentang seorang penulis naskah film bernama Bagus (Ringgo Agus Rahman) yang sudah mencintai temannya sejak SMA, bernama Hana (Nirina Zubir) yang saat ini sedang berduka atas kematian suaminya empat bulan yang lalu. Meski begitu, Bagus pun merasa ini adalah saatnya untuk menyatakan cintanya pada Hana. 

Bagus ingin mengangkat kisah kisah nyata dirinya dan Hana menjadi film sekaligus mengungkapkan perasaannya, pasti Hana akan merasa senang dan terharu jika suatu saat menonton film tersbut, pikir Bagus. Nyatanya Hana sendiri mengatakan kalau ia tidak ingin move on dari suaminya dan tidak akan membuka hatinya lagi untuk pria-pria di luar sana. Ia sudah mengubur cintanya bersama sang suami.

Saat pembuatan film tersebut, Bagus banyak berkaca atas perbuatan yang telah ia lakukan pada Hana, ia merasa dirinya sangat egois, sibuk sekali dengan pikirannya sendiri dan tidak peka terhadap perasaan Hana yang pada saat itu masih dalam suasana berkabung, ia terlalu memaksakan perasaannya tanpa memikirkan akibat yang akan dia peroleh.

Jatuh Cinta Seperti di Film-film mungkin sempat membingunkan banyak penonton termasuk saya, pasalnya film tersebut bercerita tetang film yang ada di sebuah film. Selain itu film ini dipaparkan sesuai dalam dunia perfilman yang sebenarnya, yaitu dibagi tiap sequence, tapi tidak perlu khawatir, kebingungan saya langsung terjawab saat Bagus menjelaskan pengertian sequence, seperti dosen perfilman memberi penjelasan kepada para mahasiswanya.

Tampilan hitam putih yang 80% mengisi film ini bukanlah sekadar gimmick semata, dan bukan hanya karena Bagus ingin memahami duka Hana, tetapi film ini dibuat hitam putih karena ingin menampilkan perjalanan kisah hidup Bagus. Bagian hitam putih pada film ini merupakan gambaran nurani Bagus dalam melihat bagaimana cara ia memelajari hidup dan duka Hana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun