"Transformasi Mahasiswa Pasca Pandemi Menuju Era Society 5.0: Berkembang atau Tumbang?"
Â
Society merupakan sekelompok individu yang membentuk suatu sistem semi tertutup atau semi terbuka yang sebagian besar interaksinya adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Era society 5.0 adalah era di mana masyarakatnya hidup di era industri, sebuah era yang aktifitas masyarakatnya saling terhubung dengan jaringan internet atau satelit. Pada perkembangan society 5.0 sejumlah informasi lebih banyak berasal dari internet kemudian berada di ruang fisik. Sehingga, peran manusia dalam kegiatan tidak tergantikan oleh teknologi. Munculnya society 5.0 dibutuhkan terobosan yang paten dalam upaya menghadapi tantangan yang ditimbulkan society 5.0.
Adanya society 5.0 menimbulkan tantangan tersendiri dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah dalam pendidikan, termasuk dalam pembelajaran. Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh dunia pendidikan di Indonesia untuk menghadapi society 5.0 yaitu yang pertama dilihat dari infrastruktur, pemerintah harus berusaha  untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan perluasan koneksi internet ke semua wilayah Indonesia, karena seperti yang kita ketahui bahwa saat ini belum semua wilayah Indonesia dapat terhubung dengan koneksi internet. Kedua, dari segi SDM yang bertindak sebagai pengajar harus memiliki keterampilan di bidang digital dan berfikir kreatif. Ketiga, pemerintah harus bisa menyinkronkan antara pendidikan dan industri agar nantinya lulusan dari perguruan tinggi dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Keempat, menerapkan teknologi sebagai alat kegiatan belajar-mengajar.
Pangkal inovis pembelajaran yang menarik dan menghasilkan lulusan yang siap dan inovatif era society 5.0 harus dilakukan pembenahan yang mendasar pada SDM-Dosen. unsur ini menjadi tombak untuk mendukung terciptanya lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tatanan baru dalam dunia pendidikan di era society 5.0. Menurut Pusat Inovasi dan Kajian Akademik UGM (2020), masyarakat 5.0 (society 5.0) adalah sebuah konstelasi kehidupan masyarakat yang berpusat pada penyelarasan kebutuhan manusia secara efektif dan efesien, yang dapat mengimbangi kemajuan teknologi dan ekonomi melalui pemecahan berbagai permasalahan sosial, dengan memanfaatkan sistem yang menghubungkan ruang siber (cyber space) dan ruang fisik (psyscial space) secara terpadu. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang dapat bertahan oleh berbagai permasalahan dan tantangan sosial yang dihadapi dengan memanfaatkan inovasi dan revolusi industri. Inovasi ini termasuk teknologi Big Data, Artificial Intelligence, dan Internet of Things (IoT).
Sebelum adanya pandemi, sistem pendidikan Indonesia telah memiliki dua persoalan besar yang harus dihadapi. Pertama, bangsa Indonesia secara internal masih menghadapi kritis multidimensi, persatuan nasional yang longgar, demokratisasi di segala bidang kehidupan, desentralisasi pemerintahan, dan kualitas pendidikan. Kedua, masyarakat Indonesia menghadapi tantangan eksternal di pasar dunia, kemajuan teknologi yang menuntut pendidikan secara kompetitif, inovatif, dan model jejaring tanpa batas. Implementasi society 5.0 dalam keadaan pandemi merupakan strategi yang tepat dalam keberlanjutan pendidikan Indonesia, terutama mahasiswa. Hal ini dikarenakan agar pendidikan mengalami keberlanjutan.
Mengingat bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menurun ketika menghadapi sebuah krisis. Pola intregasi pendidikan saat ini telah berkembang menjadi konsep society 5.0 yang mampu menjawab tantangan keberlanjutan. Di mana era inibertujuan meningkatkan kualitas lulusan pelajar (mahasiswa) dari segi soft skill, kompetensi teknologi digital dam pemanfaatannya, implementasi artificial intelligence, big data, dan internet of things pada setiap ruang lingkup tata kelola pendidikan dalam skala besarmaupun kecil. Hal tersebut terjadi pada proses pembelajaran mahasiswa sebagai subjek menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Nama: Lady Dia Shelly
Nim: 202310230311337
(Aditya Zulmi Hermawan, 2021)
References