Satu bulan spesial yang sangat dinantikan umat Islam akhirnya datang. Ramadhan. Bulan penuh berkah dimana sekecil tidur pun bernilai pahala di mata-Nya. Pada tahun 2018 ini, penetapan awal ramadhan diresmikan Kementrian Agama pada sidang isbat jatuh pada hari Kamis, 17 Mei 2018. Tahun ini umat islam di Indonesia melaksanakan ramadhan secara serentak.
Jelas bahwa tak asing jika di negeri ini mempunyai tradisi mempersiapkan kedatangan ramadhan yang disebut "munggahan". Dimana menjelang puasa hari pertama orang-orang berkumpul dengan keluarga tercintanya dan meninggalkan segala kesibukan hariannya. Biasanya para orang tua menyiapkan berbagai hidangan favorit keluarga pada saat munggahan sedemikian rupa.
Tak sedikit orang yang melupakan esensi menyambut ramadhan yang sesungguhnya. Mungkin dikarenakan terlalu sibuk menikmati santap akhir di siang hari bersama kerabat. Lalu apa sebenarnya yang harus dipersiapkan jelang ramadhan?
Ramadhan bulan yang suci maka wajib kita sambut dengan hati yang bersih. Hati yang bersih tentu lah hati yang mampu berlapang saling memaafkan pada sesama. Menjalin maaf tidak harus dilakukan saat menjelang ramadhan tiba, namun tidaklah salah jika kita melakukan persiapan dengan bermaafan agar saat awal puasa tiba sudah tidak ada sesuatu yang mengganjal di hati sehingga membuat ibadah yang kita jalani terasa lebih khusyuk.
Menjalin sebuah maaf, baik itu memintanya atau bahkan memaafkannya terlihat sangat ringan secara kata. Namun maaf yang benar-benar dilakukan dengan sepenuh hati akan memberi dampak yang luar biasa positif pada keseharian ramadhan kita. Hakikatnya, orang dengan hati bersih akan memancarkan aura positif pada wajah dan senyumannya. Hati itu diibaratkan motherboard dari inner beauty seseorang.
Sungguh luar biasa orang yang berlapang hati mampu menjalin maaf untuk menyambut Ramadhan khususnya bagi mereka yang menjalin maaf kepada orang-orang yang menyakitinya di masa lalu termasuk mantan. Iya, Allah saja Maha pemaaf masa kita enggak?Persiapan jelang Ramadhan pun akan hambar rasanya tanpa menyambung tali silaturahmi. Jika shalat adalah tiang agama maka silaturahmi adalah tiang persaudaraan.Â
Persiapan jelang Ramadhan akan semakin mantap dengan sambungan silaturahmi dengan siapa pun. Selain itu, silaturahmi terbukti ampuh menyambung kasih persaudaraan dan menutupi luka-luka yang ada di masa lampau. Konon, orang yang gemar bersilaturahmi umurnya akan panjang. Bukan berarti umur yang ditetapkan-Nya menjadi bertambah, tapi umur yang dimaksud disini adalah umur amalan yang akan diingat orang-orang sekitar walau umur lahiriahnya sudah berhenti.
Sangat banyak faedah yang didapatkan dengan menjalankan dua hal simple diatas. Persiapan jelang Ramadhan tak harus mewah ataupun megah. Cukup dengan jalin maaf dan sambung silaturahmi maka  banyak kebaikan yang diperoleh. Marhaban Yaa Ramadhan, semoga kita semua dapat menjalankan segala ibadah dengan baik hingga akhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H