Mohon tunggu...
lady day
lady day Mohon Tunggu... -

Saya seorang guru Taman Kanak-kanak yang sedang menyiapkan S2 di UTHM Johor-Malaysia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Permainan Tradisional yang Semakin Hilang

10 Mei 2010   09:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:17 1919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jeruk ni, mengingatkan saya dengan masa kecil saya dulu" ucap betty padaku ketika kami membeli jeruk sankis di pasar dekat rumah kos kami. "Ye ke? Apa yang kau buat masa tu bet?" tanyaku pula dengan logat Malaysia yang masih tak fasih. Walaupun tinggal di Malaysia, namun logat asliku tetap masih sulit disembunyikan. "Saye buat sampan, buat rumah laba-laba dari kulit jeruk yang diperas di tangan. Rasanya banyak lagi la, saya pun dah tak ingat sangat" Jawab betty sambil makan jeruk yang sudah dipotong-potong di piringnya. "Haaa, sayepun rasanya macam tu juga la. Hmmmm, tapi kenape dah jarang anak-anak sekarang bermain macam kita dulu ye? Sekarang anak-anak tak kenalpun dengan alam. Mereka taunye bermain dengan benda-benda elektronik sahaje" jawabku pada betty. "Mungkin Mereka tak suke la tu" jawab betty. Perbincangan kami terus berlanjut dengan masing-masing berceita tentang permainan masa kecil kami masing-masing. Walaupun perbincanganku dengan betty seperti biasa saja, namun fikiranku masih melanjutkan pertanyaan-pertanyaan yang belum usai tentang permainan tradisional tadi. Yang membuatku heran adalah kenapa permainan masa kecilku dengan betty kebanyakan sama. Padahal kami hidup di dua Negara yang berbeda bahkan tak pernah bertemu sebelumnya. Belum lagi terjawab rasa heranku itu, fikiranku juga tertumpu dengan keadaan anak-anak sekarang. Kalau kita lihat dengan seksama, betapa banyak anak-anak sekarang yang asyik bermain dengan benda-benda digital. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah, sebab ini merupakan efek dari perkembangan era globalisasi. Namun ada yang hilang dari perkembangan anak-anak sekarang, terutama perkembangan sosial. Permainan tempo dulu sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Namun sayangnya seiring kemajuan jaman, permainan yang bermanfaat bagi anak ini mulai ditinggalkan bahkan dilupakan. Anak-anak terlena oleh televisi dan video game yang ternyata banyak memberi dampak negatif bagi anak-anak, baik dari segi kesehatan, psikologis maupun penurunan konsentrasi dan semangat belajar. Sebaliknya permainan tradisional banyak mengajarkan anak-anak untuk peka terhadap alam dan lingkungannya. Selain itu mereka terbiasa untuk bekerja dengan tim, hal ini sangat baik untuk melatih kemampuan teamwork yang berguna bagi kehidupan mereka selanjutnya. Selintas, aku teringat beberapa permainan masa kecilku dulu. Ada congklak, patok lele, pecah piring, enggrang, dan banyak lagi lainnya. Kerinduanku dengan permainan masa kecilku dulu terobati sedikit ketika perayaan kemerdekaan Indonesia setiap bulan Agustus. Dan kalau permainan tradisional dimasukkan dalam kurikulum sekolah formal sebenarnya juga tidak ada ruginya, malah akan menambah kreatifitas anak-anak. Kalaulah anak sekarang sudah kurang bermain permainan tradisonal, bagaimana pula dengan anak-anak masa depan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun