Mohon tunggu...
lady day
lady day Mohon Tunggu... -

Saya seorang guru Taman Kanak-kanak yang sedang menyiapkan S2 di UTHM Johor-Malaysia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Andra Sang Pelukis Abstrak

19 Desember 2009   07:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:52 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah unggulan itu adalah yang menerima anak yang bodoh dan nakal, lalu dengan prosesnya yang unggul mengubah mereka menjadi anak yang baik, pintar, dan berkepribadian, jadi, sekolah unggul itu adalah sekolah yang unggul dalam proses-prosesnya”

Begitu pendapat Munif Chatib, Direktur Lembaga Pendidikan YIMI Gresik sekaligus sebagai Konsultan Pendidikan dan Management CEO NEXT WORLDVIEW. Di dalam bukunya yang berjudul “Sekolahnya Manusia, Sekolah berbasis Multiple Intelligences” Munif Chatib menuturkan penerapan Multiple Intelligences sejatinya sampai menceritakan kisah-kisah nyata mereka yang mengalami pencerahan di sekolah yang dikonsultani beliau.

Salah satu kisah yang menarik perhatian saya adalah kisah Andra, seorang anak berusia 12 tahun yang dianggap anak autis dan membutuhkan sekolah khusus. Orangtuanya merasa sangat khawatir dengan kondisi anak mereka, dengan berharap-harap cemas, Andra didaftarkan masuk sekolah SMP YIPI Gresik dan harus melalui MIR (Multi intelligence Research) yaitu sebuah wawancara pra memasuki sekolah tersebut. MIR tersebut dibuat bukan untuk mencari lulus dan tidak lulus, namun untuk mengetahui bakat dan kecerdasan yang dimiliki anak, sehingga dapat dipilih metode pembelajaran yang sesuai.

Ternyata hasil MIR menunjukkan Andra cerdas pada spasial-visualnya. Andra tidak cacat, Andra hanya lemah pada kecerdasan interpersonal (cerdas bergaul) dan lingustiknya (bahasa). Yang lebih mengejutkan lagi orangtua Andra mengatakan bahwa Andra menyimpan 40 lukisan abstrak di rumahnya yang selama ini dianggap tidak menarik untuk dilihat.

Selama belajar di SMP YIMI, Andra dikenal sebagai anak yang pendiam dan jarang bergaul dengan teman-teman yang lain. Bukan hanya sebatas itu saja, namun Andra sering bolos sekolah, dan kurang memperhatikan guru menjelaskan pelajaran. Akibatnya nilai Andra sangat rendah dan hal ini menjadi perhatian serius dari gurunya. Sang guru mulai mencari tahu bagaimana membantu Andra meningkatkan prestasinya. Pelan-pelan sang guru bertanya pada Andra apa masalah yang sedang dialaminya dan apa keinginan Andra sebenarnya. Andra menjawab dengan menuliskan di secarik kertas

“AKU INGIN MENGADAKAN PAMERAN LUKISAN SEKOTA, BIAR SEMUA ORANG MELIHAT LUKISANKU”

Ahaaa, sang guru akhirnya menemukan masalah Andra dan 2 bulan setelah itu, pameran lukisan berlangsung. Para guru yang bekerjasama dengan beberapa pihak yang peduli dengan masalah itu berhasil menyelenggarakan pameran lukisan. Diantara 120 lukisan yang dipamerkan, 40 lukisan adalah hasil lukisan Andra. Pameran lukisan itu suksesdan 50 % lukisan itu berhasil terjual secara lelang, dan hasilnya disumbangkan untuk korban bencana gempa bumi di Yogra dan Bantul.

Sejak pameran dan lelang lukisan itu, andra menjadi sangat percaya diri. Banyak perubahan sikap pada Andra, terutama percaya diri untuk bergaul dengan teman-temannya dan mulai meningkat prestasi belajarnya.

Menurut Munif Chatib dalam tulisannya di Jawa Pos, Senin 9 Juli 2007 mengatakan bahwa disinilah peran guru sangat penting. Guru dituntut mengajar dengan pola yang disesuaikan dengan karakter individu maupun kelompok siswa. Hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh guru yang handal, punya dedikasi dan kompetensi mengajar yang baik.

Berdasarkan pengalaman sebagai konsultan pendidikan dan distance learning-nya dengan Bobbi dePorter sang tokoh Quantum Learning, Munif Chatib memaparkan dengan mudah dan jelas dan ringan:

  1. Penerapan Multiple Intelligences (MI)
  2. Penerimaan siswa baru tanpa tes, tetapi melalui metode MIR (Multiple Intelligences Research)
  3. Bagaimana melejitkan setiap siswa sesuai kecerdasan uniknya
  4. Bagaimana menjadikan pembelajaran menyenangkan, menarik, dan memotivasi dengan MIS (Multiple Intelligences System)
  5. Bagaimana membuat guru semakin kreatif dengan lesson-plannya
  6. Bagaimana mengubah orangtua semakin memahami anak-anaknya
  7. Bagaimana membuat sekolah benar-benar unggul
  8. Serta kisah-kisah nyata mereka yang mengalami pencerahan dari MI 9Multiple Intelligences)

Dengan demikian, terciptalah sebuah sekolah yang dalam proses belajarnya:

  1. Guru memandang semua siswanya pandai dan cerdas
  2. Para siswanya merasakan semua pelajaran yang diajarkan mudah dan menarik
  3. Di dalam kelas dan pembelajaran, suasanya selalu hidup
  4. Saat keluar kelas, semua siswa mendapatkan pengalaman pertama yang luar biasa dan takkan terlupakan.

Nah, bagi yang penasaran dengan buku tersebut, segera meluncur ke toko buku terdekat. Selamat menikmati bacaannya ya..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun