Status-status tanda sokongan terhadap pemain sepak bola Indonesia dan Malaysia mulai bertaburan di status2 bbm,Twitter dan FB saya sore semalam saat menjelang pertadingan di GBK.
Ada sedikit perbedaan antara status-status sahabat-sahabat Indonesia dan sahabat-sahabat Malaysia saya.Kalau di Indonesia bunyi status sokongan terhadap timnas lebih ke arah nasionalisme yang harus membela nasib Indonesia menumbangkan musuh.Yah..mirip-mirip persiapan perang lah.Sedangkan status-status sebelah Malaysia lebih ke arah mengolok-olok lawan.
Tentu saja bukan semuanya begitu.Tidak sedikit status-status yang netral serta mencoba menyejukkan suasana dari kedua belah pihak.Ada juga yang mengingatkan bahwasanya yang sedang berlangsung hanyalah sebuah "game" persahabatan.Bukannya perang.
Laungan Garuda di dadaku,Majulah timnas,Kebanggan terhadap National anthem of Indonesia menjalar di seantero dunia maya.
Di seberang selat Malaka pula,menggema laungan2 Harimau muda,Harimau Malaya  dan young Tigers agar menerkam dan mencakar lawan dengan taring dan kuku tajamnya.
Saya sempat merenung sejenak menanggapi ucapan-ucapan rekan rekan Malaysia saya.Naluri saya seolah-olah sedang merasakan pemilik binatang sedang menyeru semangat peliharaan mereka lalu mereka bersiap sedia menunggu detik-detik untuk melepaskan si raja rimba yang sedang kelaparan.
"Jangan biarkan burung yang berumah di angkasa menjadi raja didaratan" begitulah antara omelan yang menarik perhatian saya.
"Si raja rimba tak kenal kandang,walaupun di ejek,di hina,diteriakin,harimau tidak segan melahap siapa saja didepan mata" teriak yang lainnya
"Tunjukkan taringmu wahai Harimau,diam kan suara mereka yang mengejekmu"
Begitulah kira-kira antara ucapan-ucapan yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia nya.
Terus terang saya tidak berani menonton pertandingan tadi malam.Namun jantung saya senantiasa tegang mendengar teriakan sahabat-sahabat saya yang tidak putus-putus menjerit di luar kamar.Sesekali saya berlari keluar kamar mengakhiri rasa penasaran.Akhirnya saat akan dimulai babak penalti saya memberanikan diri menatap channel TV3 Malaysia yang tidak 100 persen jelas sinyalnya di apartemen tempat saya tinggal di Singapura ini.
Hanya beberapa menit menyaksikan pertandingan saat-saat akhir,secara pribadi saya sedikit kaget melihat para harimau kuning kelihatan lebih tenang di kandang Garuda yang di kelilingi puluhan ribu penonton lawan.Saat Garuda adu Penalti,kelihatan jelas mulut Gunawan Dwi Cahyo komat kamit memanjatkan doa sebelum menerobos gawang Harimau Malaya.Tubuh serta naluri saya turut merasakan betapa gugupnya sang Garuda muda tsb.