Mohon tunggu...
Adhyatmoko
Adhyatmoko Mohon Tunggu... Lainnya - Warga

Profesional

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tak Cerdas Anugerahi Soeharto Pahlawan Nasional

10 November 2015   06:19 Diperbarui: 10 November 2015   06:19 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aspek Politik

Konstitusi menjamin kemerdekaan warga negara untuk berserikat dan berkumpul, tetapi tragedi menimpa masyarakat yang dianggap beraliansi ke partai komunis. Pemerintah orde baru dan kekuatan militer membunuh dan mengusir warga etnis Tionghoa (Baca: Peristiwa Mangkok Merah di Kalimantan Barat dan pemberantasan Paraku-PGRS). Stigmatisasi “pro-komunis” pasca Gestapu berbuntut pembantaian dan penahanan orang-orang yang dituduh simpatisan PKI. Selama Soeharto berkuasa, eks-tapol dan keturunan anggota PKI tidak diberikan hak kewarganegaraan yang sama dengan lainnya. Ini adalah bentuk negara sebagai teror kepada rakyatnya sendiri.

Diskriminasi etnis dan pilihan politis sudah umum dijumpai pada waktu itu. Pancasila dipakai untuk kamuflase oleh pemerintahan yang otoriter. Otoritarianisme menandakan dominansi militeristik dalam pemerintahan sipil. Tak heran jika dulu ada satire “di zaman Belanda banyak gubernur jenderal, di zaman Soeharto banyak jenderal jadi gubernur”. Keterlibatan pimpinan militer sebagai bupati dan gubernur dapat mengendalikan kegiatan politik masyarakat dan mobilisasi massa dalam pemilihan umum.

Semasa rezim Soeharto, tidak tampak euforia masyarakat yang haus akan sumber informasi. Pers kala itu tidak leluasa untuk memberitakan kabar yang berseberangan dengan pemerintah. TVRI sebagai satu-satunya media televisi yang diakses publik tidak lebih dari sekedar corong pemerintah, maka wajar jika awam tidak mengetahui kondisi nasib bangsanya secara menyeluruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun