Mohon tunggu...
Adhyatmoko
Adhyatmoko Mohon Tunggu... Lainnya - Warga

Profesional

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hukum Alam atau Hukum Tuhan?

31 Agustus 2013   15:08 Diperbarui: 3 Desember 2018   00:41 4005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reanne Evans at the World Championship 2015. (Sumber: dailymail.co.uk)

Premis pertama: Makhluk hidup adalah rancangan yang begitu kompleks.

Premis kedua: Rancangan yang begitu kompleks tidak tercipta secara kebetulan. 

Konklusi menurut HY adalah Tuhan menciptakan makhluk hidup.

Silogisme di atas salah karena penarikan kesimpulan tidak memiliki hubungan dengan kedua premis dan merupakan sebuah fallacy yang disebut jumping to conclusion. Konklusi menjadi valid apabila terdapat premis bahwa Tuhan menciptakan rancangan yang begitu kompleks. Akan tetapi, apakah hal yang tidak kebetulan adalah ciptaan-Nya? Atau, sebaliknya apakah hal yang bukan ciptaan-Nya pasti terjadi secara kebetulan? Harun Yahya tidak dapat membuktikan bahwa Tuhan menciptakan makhluk hidup kecuali berdasarkan katanya kitab. Ia mengandaikan begitu saja bahwa Tuhan adalah sang pencipta, dan makhluk hidup pasti diciptakan oleh Tuhan karena tidak terjadi secara kebetulan.

Seluruh gejala alam semesta memiliki sebab dan akibat. Apa yang kebetulan? Fenomena di alam semesta selalu mengikuti aturan/hukum alam. Maka, tidak terjadi kebetulan. Ada yang menjawab bahwa Tuhan adalah penyebab pertama, lalu terciptalah alam semesta. Bagaimana mengetahui bahwa Tuhan adalah penyebab pertama? Bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta? Apakah Tuhan menciptakan diri-Nya sendiri bersama-sama dengan alam semesta? Apakah Tuhan adalah bagian dari alam semesta yang juga taat terhadap aturan/hukum alam? Apabila setiap gejala alam memiliki sebab dan akibat, maka dimana peran Tuhan dan untuk apa?

Stephen Hawking mengilustrasikan alam semesta dalam permainan tenis lapangan. Saya menggambarkan gejala-gejala alam semesta seperti gerak bola dalam permainan bilyar. Setiap bola yang dikenakan gaya akan meluncur, berputar, memantul, dan berhenti mengikuti aturan walaupun keberadaan bola-bola yang bertumbukan tidak teratur dan tidak dapat dipastikan. Seorang pemain bilyar profesional melakukan perhitungan secermat mungkin untuk memprediksi arah dan gerakan bola. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidakteraturan dalam permainan bilyar, seperti permukaan meja, jarak, kecepatan, gaya dorong, gaya gesek, gaya pantul; dan semuanya melibatkan energi, massa, dan momentum. Di alam semesta, energi tidak dapat musnah, tetapi berubah bentuk. Maka, alam semesta ada, dan selalu mengada (becoming).

F=m.a, (F=gaya)

Ek=1/2m.v² (Ek=energi kinetik), maka v²=2.Ek/m dan a=v/s

lanjut, F=m.a,

F=m.v/s

F=m( √2Ek/m)/s

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun