Mohon tunggu...
Ahmad MA
Ahmad MA Mohon Tunggu... -

blogger yg jarang update | traveller kere | jazz | senja | fotografer dadakan | google wannabe | Blogger Anging Mammiri Makassar | dari timur indonesia | www.bebmen.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Syair Cinta Klasik dalam Epos La Galigo

8 Desember 2009   23:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:01 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kearfan lokal nusantara kita sangat kaya akan segala hal. Petua-petua yang arif nan bijak sana yang telah dititipkan oleh sang pendahulu-pendahulu kita serta titisan sastra yang sangat membanggakan yang diwariskan kepada kita sekarang ini. Bayangkan saja sebuah sastra terbesar didunia yang memiliki nilai sejarah yang sangat sakrat lahir di bumi Indonesia. Apa lagi kalau bukan Sastra La Galigo yang memiliki keunikan dalam membaca, yang meneliti dan yang memiliki.

Nah sebab saya pribadi akhir-akhir ini sedang belajar merangkaikan kata demi kata sehingga membentuk sebuah kalimat yang apik dan asik untuk dibaca wkkwkww keliling-keliling kata-katanya ujung-ujungnya syair juga ? yah begitu bila ingin belajar ber Syair *dimengerti yah

Dalam membaca buku “Cinta, Laut Dan kekuasaan dalam Epos La Galigo” karya Nurhayati Rahman seorang Peneliti Sejarah Epos La Galigo dari Makassar, saya tercengang pada saat membuka halaman 181 – 182 pada buku Nurhayati Rahman. Saya melihat satu syair indah yang dilontarkan oleh Batara Lattuq (Yakni Ayahanda Sawerigading) kepada We Datu Sengngeng (Yakni Ibunda Sawerigading) Berikut Sajak Cinta Batara Lattuq dalam epos La Galigo

- Versi Bugis Kuruq sumangeq anriq ponratu Le muaseng gi belo jajareng maroeqe Palaguna le goarie Tekkuturusi rajung-rajummu Pesewalimmu mutia simpeng masagalae Ala rini le upatudang mulu jajareng ri laimmu Tenna io mi anriq ponratu Mulu jajareng ri sao denra manurungnge Sining anukku, anummu maneng anri Mugiling paleppangiaq rupa mabboja

- Artinya Indonesia Kur semangat adinda Tahukah engkau duhai hiasan balairungku yang ramai Bulan purnama penghias bilikku Kupenuhi seluruh keinginannmu Tak ada lain yang duduk di balairungku selain engkau Engkaulah satu-satunya andinda Permaisuriku di istana agung manurung Segala milikki milikmu jua adinda Berpalinglah memandangku dengan tatapan cinta

Telah Si Posting Di Sastra Dalam Epos La Galigo

Visit Just Sharing Information

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun