Dalam memperingati sumpah pemuda tahun ini saya terfokus pada isu antara Pemuda dankebudayan. Kebudayaan adalah hasil dari proses peradaban manusia yang bermula darii ditemukannya alat-alat, barang-barang yang jadi perlambang primitifisme dan dinyatakannya proses modernitas sesuai dengan jamannya. Budaya awalnya dari kebiasaan merespon keadaan luar diri dan lingkungan yang diadaptasi untuk bisa diterima secara seksama dilingkungannya. sebagai pemuda indonesia yang baik dan mencintai negara kita seharusnya kita menjaga dan melestarikan kebudayaan negara kita agar tidak punah seiring dengan berjalan nya waktu yang semakin meningkatnya dunia modern. Melihat gencarnya pengaruh kebudayaan barat yang masuk dan merusak moral-moral bangsa ini sudah saatnya di hari Sumpah Pemuda ini para pemuda indonesia merapatkan barisan untuk lebih memperhatikan kebudayaan kita yang kaya akan kearifan lokal.
Tanyakan kepada pemuda yang kau temui saat berpapasan apakah mereka masih dapat lelafalkan “SUMPAH PEMUDA”, apakah mereka mengetahui pesan-pesan bijak leluhurnya dahulu seperti
Perkataan La Mellong Kajoe Lalliddong yang pesan tersebut biasa kita kenal dengan “Inanna WarangparangngE” yaitu sumber kekayaan, kemakmuran, dan keadilan ?
* Perhatian Raja terhadap rakyatnya harus lebih besar dari pada perhatian terhadap dirinya sendiri
* Raja harus memiliki kecerdasan yang mampu menerima serta melayani orang banyak
* Raja harus jujur dalam segala tindakan
Ketika kebudayaan mu terkikis oleh Zaman maka identitasmu pun akan ikut terkikis oleh Zaman tersebut. Wah jangan sampai hal itu terjadi pada kebudayaan di negeri kita ini.
Wakil rakyat kita saja sudah tidak mempercayai lagi bahwa kebudayaan kita ini kaya akan kearifan lokal mereka memilih mengadakan study banding ke luar negeri hanya untuk mempelajari etika. Coba kita lihat dalam kebudayaan kita etika apa yang anda ingin pelajari ?? semuanya hampir komplit. Kebudayaan kita saja dipelajari dan di teli oleh orang asing. Lihat Go Iwata Mahasiswa Jepang yang berada di indonesia dari tahun 2008 sampai dengan sekarang hanya untuk Belajar dan meneliti Budaya Siri’ Na Pacce dari Kebudayaan Bugis Makassar Go Iwata terkesan dengan kebudayaan Sipakalabbiri hingga terkesannya ia menganggap Makassar adalah Kampung Halamannya yang kedua Baca Disini Selengkapnya. Itu membuktikan budaya kita budaya yang besar hingga orang luar saja ingin belajar kesini kok wakil rakyat kita mala kebalik “Betapa Lucunya Memang Negeri Ini”
Saya sendiri bukanlah seorang yang akli dalam bidang budaya dan bukan pula seorang aktifis kebudayaan tapi “SAYA TIDAK INGIN KEHILANGAN JATI DARI SAYA” mari para pemuda-pemuda kita memulainya dengan melakukan hal kecil bagaimana Bangsa ini tidak Kehilangan JATI DIRINYA
Makassar 27.10.2010
LB
Telah Di Posting Di SEO Wordpress | La Bolong Blog
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H