Gemuruh Pembicaraan diluar istana gowa lagi hangat membicarakan sosok anak muda berusia 17 tahun anak dari Imanngarangi Daeng Manrabbiya Sultan Alaudin Raja Gowa ke 14. Masyarakat kerajaan gowa membicarakan mengenai Yusuf remaja yang pintar dalam bidang agama. Yusuf remaja mempunyai adik kesayangan yang bernama Sitti Daeng Nisanga yang mengakui keahlian kakak kesayangannya dalam menangkap ilmu sangat lah cepat dari Daeng Tasammeng.
Yusuf telah tamat dari segala ilmu yang didapatnya dari Daeng Tasammeng, termasuk ilmu Tasawuf, ilmu fiqi dan ilmu-ilmu lainnya.
Disebuah danau di pinggiran mawang kabar tersebut sampai pula ke telinga Idato ri Panggentungang Putera Chatib tunggal Syekh Abdul Makmur atau yang biasa dikenal dengan Dato Ri Bandang dan Ilo’mo ri Antang keduanya adalah Syekh (Panrita) yang tersohor di bumi kerajaan gowa karena ilmu agama nya sangat tinggi.
Mereka berdua menatap keindahan malam sambil berbincang-bincang mengenai kepintaran Yusuf remaja yang dimana yusuf sering berkhalwat tengah malam yang berarti Yusuf Remaja sering mengadakan hubungan langsung dengan Allah SWT. Sehingga terbirsir pikiran kedua syekh ini ingin menemui yusuf dan ingin mengetahui sampai sejauh mana ilmu agama yang telah dimiliki oleh yusuf sambil memancing di danau mawang.
“Kapan kita undang kemari Yusuf ?”
“Makin Cepat Semakin Baik”
“Bagaimana kalau sekarang saja”
Begitulah perbincangan kedua Syekh ini. Setelah tidak berapa lama kedua syekh ini duduk menenangkan diri, mereka memusatkan konsentrasi mereka sambil mengirim undangan dengan hatinya kepada yusuf yang sedang mengaji di Ballalompoa Maccini Dangang Somba Opu. Yusuf tersentar mendapatkan panggilan dari jauh dan membalas panggilan tersebut dengan cara yang sama. Dan berangkatlah yusuf ke danau Mawang menemui kedua syekh Idato ri Panggentungang Putera Chatib tunggal Syekh Abdul Makmur atau yang biasa dikenal dengan Dato Ri Bandang dan Ilo’mo ri Antang
“Assalamu Alaikum Warahmatullahi wabarakatu” dan dijawab oleh kedua syekh “Walaikum Salam Warahmatulahi Wabarakatu”
“Aga Kareba (Apa kabar) Anakku Yusuf” Keduanya bertanya kepada yusuf
“Alhamdulillah Sehat walafiat Dato” Yusuf membalas
Idato Ri Pangentungan : “Anakku yusuf kami sudah lama rindu kedatangan anakku yusuf”
Yusuf : “terlebih atanta (pernyataan hormat kepada yang lebih tua dalam suku makassar) atanta sekarang ini dalam keadaan haus, sangat perlu air penyejuk untuk menghilangkan rasa haus dihati atanta”
Ilo’mo Ri Antang : Anakku yusuf kami berdua memberimu air penyejuk untuk menghilangkan rasa hausmu, agar mendapatkan mata air yang lebih jerni dan bening”