Pagi itu, seperti biasa, aku membuka ponsel. Scroll TikTok, cek Instagram, lalu mampir sebentar di Twitter. Waktu berlalu tanpa terasa. Satu jam. Dua jam. Tiba-tiba, aku tersadar---apa yang sebenarnya aku cari? Hiburan, inspirasi, atau hanya pelarian dari rasa bosan?
Hari itu aku merasa ada yang salah. Hidupku terasa datar, seperti berjalan di tempat. Aku melihat ponselku lagi, lalu bertanya pada diri sendiri, apa yang bisa kulakukan selain scrolling tanpa henti?
Aku mulai ingat cerita teman-temanku yang sibuk dengan berbagai kegiatan kreatif. Ada yang jualan online, bikin konten edukatif, atau ikut kursus pengembangan diri. Mereka kelihatannya bahagia, bukan karena hidup mereka sempurna, tapi karena mereka melakukan sesuatu yang berarti. Aku jadi penasaran, bagaimana rasanya menjadi seperti mereka?
Setelah merenung cukup lama, aku memutuskan untuk mencoba sesuatu yang baru. Aku mulai dari hal kecil. Aku suka menulis, meskipun selama ini hanya disimpan di buku catatan. Kali ini, aku memberanikan diri untuk membuat blog. Awalnya, aku merasa canggung. Tulisan pertama terasa aneh dibaca sendiri. Rasanya, siapa juga yang akan peduli?
Tapi aku terus menulis. Aku berkomitmen untuk mengunggah satu tulisan setiap minggu. Perlahan, blog itu mulai mendapat perhatian. Ada komentar pertama yang masuk. Lalu komentar kedua. Dan berikutnya. Ternyata, ada orang yang benar-benar membaca dan mengapresiasi apa yang kutulis. Rasanya seperti menemukan dunia baru, sebuah tempat di mana aku bisa berbagi pikiran dan perasaan tanpa batas.
Dari situ, aku belajar bahwa dunia digital itu lebih dari sekadar hiburan. Ini adalah alat, ruang tak terbatas di mana kita bisa menciptakan sesuatu yang bermakna. Bukan hanya konsumsi tanpa arah, tetapi juga sebuah kesempatan untuk berkontribusi.
Perjalanan ini mengajarkanku bahwa produktivitas tidak harus berat atau membosankan. Kita hanya perlu menemukan apa yang kita suka. Bagi sebagian orang, mungkin itu menggambar, membuat video, atau bahkan belajar keterampilan baru seperti coding atau memasak. Apa pun itu, asalkan kita melakukannya dengan sepenuh hati, hidup kita akan terasa lebih berwarna.
Tentu saja, aku masih menggunakan media sosial. Aku masih suka melihat video lucu di TikTok atau menikmati feed estetik di Instagram. Bedanya, sekarang aku punya tujuan. Aku menggunakan media sosial untuk mencari inspirasi, belajar hal baru, dan berjejaring dengan orang-orang yang memiliki minat serupa.
Namun, aku juga belajar pentingnya keseimbangan. Dunia digital memang menarik, tapi dunia nyata juga tak kalah penting. Aku mulai menyisihkan waktu untuk hal-hal sederhana, seperti jalan-jalan di taman, ngobrol dengan keluarga, atau membaca buku. Hal-hal ini membuatku merasa lebih tenang dan kembali terhubung dengan diriku sendiri.
Sekarang, aku merasa hidupku lebih berarti. Aku tak lagi terjebak dalam rutinitas scroll tanpa akhir. Aku tahu apa yang ingin kucapai, dan aku mengambil langkah kecil setiap harinya untuk mendekat ke sana.
Kamu tahu apa yang kusadari? Kita semua punya potensi besar, tapi sering kali potensi itu tersembunyi di balik rasa malas dan kebiasaan buruk. Semua orang punya waktu yang sama dalam sehari---24 jam. Yang membedakan adalah bagaimana kita menggunakannya.