Mohon tunggu...
Muhammad Labib Syauqi
Muhammad Labib Syauqi Mohon Tunggu... Dosen - Pursuit of Happines

Pecinta Pengetahuan, Penikmat Seni dan Olahraga..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Indonesia dan Turki dalam Bingkai Budaya

1 Januari 2016   21:47 Diperbarui: 1 Januari 2016   22:38 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Prolog

Berbicara tentang budaya adalah berbincang tentang suatu kekayaan yang unik, menarik serta tak habis untuk diperbincangkan. Masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian serta keluhuran budi pekerti. Masyarakat yang berbudaya adalah mereka yang telah mampu mengintegrasikan berbagai nilai serta norma yang ada menjadi suatu kebudayaan yang luhur.

Di Indonesia terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa, dan terdapat 700 lebih bahasa daerah. Dengan itulah kemudian menjadi modal bahwa Indonesia sangat kaya akan kebudayaannya. Hal itu juga yang membuat orang Turki kaget tercengang sambil mengernyitkan dahi seakan tak percaya, ketika menjawab pertanyaan tentang jumlah suku dan bahasa di Indonesia.

Berdeda dengan bangsa Turki (Türk Halkları) yang komposisinya terdiri dari sekitar 21 suku bangsa besar dengan 26 jenis lahjah bahasa, akan tetapi dari suku bangsa tersebut bangsa Turki mempunyai penyebaran wilayah geografis yang sangat luas mulai dari Asia Tengah, semenanjung Anatolia, wilayah Balkan, padang Siberia dan juga sampai Eropa Timur, dan telah menjadi 6 negara bangsa Turki yang berdaulat, yakni Negara Turki itu sendiri, Azerbaijan, Kazakhstan, Kirgizstan, Turkmenistan dan juga Uzbekistan.

Dengan kekayaan dan keberagamaan budaya, kebersamaan serta persatuan yang terwujud terasa lebih kokoh dan tak mudah dipecah belah, karena hal tersebut berarti masyarakatnya telah dewasa menyikapi keberagaman serta dapat menghargai perbedaan. Mahatma Gandhi mengatakan “No culture can live if it attempts to be exclusive”, bahwa sebuah budaya akan mati, tidak dikenal, ketika budaya itu tertutup dari masyarakat lain. Artinya budaya akan semakin berkembang ketika banyak bersanding dan dikenal dengan budaya lainnya.

 

Elif dan Budaya Turki Populer

Akhir-akhir ini, dapat kita jumpai beberapa drama serial Turki yang ditayangkan di beberapa televisi swasta di Indonesia. Tak kurang, drama seperti Elif, Cansu Hazel, Cinta di Musim Cherry kemudian Abad Kejayaan, mempunyai rating yang cukup tinggi di mata para penikmat drama serial. Bahkan acara meet and greet dengan para pemain drama Elif pun tidak sepi pengunjung. Dari drama serial ini, setidaknya dapat kita melihat dan memahami berbagai budaya dan kebiasaan masyarakat Turki. Karena pasti drama serial Turki menyuguhkan teste yang berbeda jika dibanding dengan drama-drama import lain yang ada di layar televisi.

Diantara kelebihan yang dimiliki bangsa Turki adalah, mereka mempunyai Nasionalisme yang sangat kuat, serta sangat mencintai negaranya. Hal itu dibuktikan, promosi budaya Turki, bukan hanya digarap oleh pemerintah, akan tetapi dari fihak non pemerintah-pun mereka banyak yang dengan serius menggarap bidang ini. Pemerintah Turki setiap tahunnya setidaknya memberikan beasiswa bagi para mahasiswa Internasional yang mencapai sekitar 50 ribu orang. Para mahasiswa-mahasiswa penerima beasiswa ini, diwajibkan mengikuti kelas Bahasa Turki ditahun pertamanya, meskipun bahasa pengantar kuliah mereka tidak menggunakan Bahasa Turki. Dari para mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikannya dan telah kembali ke negara masing-masing itulah kelak akan menjadi agen-agen kebudayaan bagi Turki.

Selain promosi budaya, berbagai hal yang berkaitan dengan Turki tidak kalah familiar di Indonesia, seperti dalam bidang kuliner. Kebab Turki yang menjadi merek franchise populer beberapa tahun lalu, ada eskrim Turki yang terkenal dengan nama dondurma berada di mall-mall besar di Indonesia, kemudian dalam produk industri, karpet Turki merupakan produk karpet yang legendaris. Dalam pemikiran keagamaan-pun, tokoh pemikir Turki terkenal abad 21 yaitu Badiuzzaman Said Nursi dengan promosi buku-bukunya yang diterjemahkan dan dicetak dalam puluhan bahasa asing termasuk Bahasa Indonesia dan juga banyak membuka asrama mahasiswa (dersane) sebagai pusat studi pemikiran Nursi di Indonesia.

Tari Saman dan Keramahan Orang Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun