Mohon tunggu...
Labibah Yamilla Izzah
Labibah Yamilla Izzah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya juga ingin meningkatkan kepercayaan diri dengan berpenampilan di depan umum seringkali menjadi tantangan tersendiri. Melalui magang, seseorang bisa belajar menghadapi audiens, meningkatkan keterampilan panggung, dan menjadi lebih percaya diri dalam bernyanyi. Selain itu, saya diterima sebagai anggota dengan posisi suara alto. Alasan saya memilih menjadi anggota bukan sekedar magang adalah karna dari kecil menyanyi adalah hobi saya, saya ingin mendalami lebih tentang dunia suara dan musik. Saya merasa ini adalah langkah awal saya untuk dapat berprestasi di luar bidang akademik, melalui hal yang saya gemari yaitu menyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Antara Penyakit Dan Harapan

14 Desember 2024   10:45 Diperbarui: 14 Desember 2024   10:45 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelayanan Kesehatan Profesi Perawat  (Sumber: pelayanan masyarakat/Kredit Foto))

Profesi perawat adalah panggilan jiwa yang mulia, sebuah dedikasi tanpa batas untuk memberikan perawatan terbaik bagi setiap individu yang membutuhkan, baik dalam kondisi sakit maupun sehat, dengan tujuan untuk memulihkan kesehatan fisik dan mental pasien, serta meningkatkan kualitas hidup mereka. Serta menjadi pondasi utama dalam sistem kesehatan, di mana seorang perawat tidak hanya berperan sebagai penyedia layanan kesehatan teknis, tetapi juga sebagai pendengar yang empati, pemberi semangat, dan pendidik kesehatan yang handal, sehingga mampu membangun hubungan yang kuat dan saling percaya dengan pasien.

Peran perawat sangat penting dalam dunia kesehatan. Mereka bukan hanya memberikan perawatan fisik, tetapi juga menyentuh aspek emosional pasien. Dengan ketulusan, kesabaran, dan keahlian, perawat membantu proses penyembuhan, memberikan dukungan moral, dan menjadi penghubung antara pasien dan dokter. Peran mereka adalah pahlawan yang sering kali tidak terlihat, namun sangat vital dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Di rumah sakit, perawat bekerja di berbagai unit, seperti ruang perawatan intensif, ruang bedah, ruang bersalin, dan unit gawat darurat. Mereka memberikan perawatan kepada pasien yang sakit parah, membantu dalam prosedur medis, dan memberikan dukungan kepada keluarga pasien.

Menjadi seorang perawat bukan sekadar tugas untuk merawat pasien, melainkan perjalanan emosional yang seringkali menyentuh bagian terdalam dari kehidupan. Suatu hari di ruang rumah sakit, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa pekerjaan sebagai perawat bukan hanya tentang merawat tubuh yang sakit, tetapi juga tentang mengobati luka-luka emosional yang seringkali lebih sulit terlihat. Di balik setiap pasien yang datang, terkadang begitu rapat dan dalam, tak bisa dipisahkan dari pengalaman hidup mereka dari sebuah memori kolektif yang membentuk siapa mereka hari ini.

 Sebagai contoh yaitu menjadi perawat di puskesmas daerah yang merupakan tantangan dan kepuasan dalam memberikan perawatan atau layanan kesehatan di daerah yang kurang mendapatkan perhatian. Sehingga dapat menjadi pembelajaran dari pengalaman untuk memperoleh wawasan baru tentang diri dan praktik.

Sebagai pengalaman yang tak pernah terlupakan, ketika perawat tersebut merawat seorang pasien lansia. Dia seorang wanita yang terlihat tegar meskipun tubuhnya rapuh. Saat pertama kali bertemu dengannya, ia hanya terdiam, matanya kosong dan tidak tampak tertarik dengan percakapan. Namun, ada sesuatu dalam diri Ibu tersebut yang memanggil perhatian saya. Saya mulai lebih dekat padanya, berbicara pelan, tidak hanya tentang penyakitnya, tetapi tentang hidupnya tentang masa muda, anak-anaknya, dan bagaimana dia melihat dunia yang telah berubah begitu cepat.

Suatu sore, Ibu mulai bercerita tentang suaminya, yang telah meninggal beberapa tahun sebelumnya. Ia menceritakan dengan mata berkaca-kaca bagaimana mereka hidup di sebuah desa kecil, bagaimana mereka bekerja keras di sawah, dan bagaimana suaminya dulu selalu mengingatkan untuk menjaga kesehatan. Ia bercerita dengan penuh kerinduan, seolah waktu kembali mengalir, membawa mereka ke masa lalu yang lebih sederhana dan damai.

Namun, di balik cerita itu, ada ketakutan yang jelas, ketakutan akan masa depan yang tidak diketahui, ketakutan akan kehilangan lebih banyak orang yang dia cintai, ketakutan akan sepi. Dalam setiap kalimat yang ia ucapkan, saya bisa merasakan ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar penyakit fisik yang ia alami. Ia tidak hanya mengidap penyakit jantung, tetapi juga membawa beban emosi yang jauh lebih berat. Saya pun mulai memahami, betapa seringnya, kita baik pasien maupun perawat terjebak dalam masa lalu dan ketakutan akan masa depan, sehingga lupa untuk benar-benar hidup di masa kini.

Memori kolektif kita, sebagai masyarakat yang semakin terhubung dalam dunia yang penuh kemajuan teknologi, sering kali terlupakan. Dalam mengejar kemajuan, kita sering mengabaikan kehadiran orang-orang di sekitar kita, baik itu orang tua, teman, atau bahkan pasangan kita. Kita terlambat menyadari bahwa kebersamaan, waktu yang kita habiskan bersama orang-orang yang kita cintai, adalah hal yang paling berharga.

Refleksi lebih dalam tentang bagaimana kita menjalani hidup kita tentang bagaimana kita mengingat dan melupakan, bagaimana kita berharap dan takut. Dan, dalam perjalanan ini, saya belajar bahwa penyembuhan sejati datang ketika kita bisa melihat dan menerima luka, baik itu fisik maupun emosional, sebagai bagian dari proses hidup yang tak terhindarkan.

Masa depan ini yang penuh dengan ketidakpastian dan tantangan, tetapi di tengah semua itu, kita dapat selalu memiliki kesempatan untuk merawat diri kita sendiri dan orang lain dengan penuh kasih sayang dan perhatian yang mendalam. Kita akan mampu menghadapi apapun yang datang, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Dalam perjalanan ini, kita akan lebih bisa menjembatani masa kini dengan masa depan, belajar untuk lebih menghargai waktu, dan memberikan makna pada setiap detik yang kita miliki. Saya percaya bahwa dalam kesulitan menjadi perawat pasti ada potensi untuk menemukan kekuatan yang luar biasa, untuk tumbuh dan bangkit kembali, menjembatani kenangan masa lalu dengan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun