Diplomasi menjadi tema utama dalam Hubungan Internasional karena perdamaian dan kerjasama antar negara di ranah internasional diawali dengan proses diplomasi. Kegagalan diplomasi menyebabkan kerugian bagi suatu negara. Demikian pula dalam situasi yang tidak terkendali, kegagalan diplomasi dapat berdampak pada konflik atau perang. Urgensi diplomasi mendorong para sarjana atau diplomat Hubungan Internasional untuk mengembangkan diplomasi, baik pada tataran teori maupun praktiknya.
Hal ini membuat perkembangan tema-tema diplomasi begitu dinamis dan bervariasi. di sisi lain, diplomasi saat ini hanya berkembang dalam Pemikiran Barat; pengembangan diplomasi dalam perspektif lain merupakan salah satu upaya untuk menghidupkan kembali perkembangan diplomasi dari sudut pandang 'non-Barat'. Sangat diharapkan bahwa dialetika positif akan terjadi dari dua sudut pandang yang berbeda, namun tidak memicu konflik. Teori Diplomasi yang bersumber dari Al-Qur'an hanyalah salah satu dari beberapa pilihan untuk mengembangkan diplomasi Islam, karena dalam diplomasi Islam peneliti biasanya menggunakan dua sumber: Hadist/ Sunnah & Sejarah Islam/ Sirah.
Perkembangan teori diplomasi berdasarkan Al-Qur'an mengungkapkan bahwa beberapa upaya diplomasi yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul untuk mengembangkan dakwah sudah menerapkan teori atau diplomasi modern termasuk penerapan totaliter di kalangan Quraisy dan diplomasi melalui korespondensi seperti Sulaiman. lakukan untuk menaklukkan Raja Saba.
Sebagai seorang Muslim, Al-Qur'an adalah karunia terbesar yang diberikan Allah kepada seluruh umat manusia. banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari ayat Al-Qur'an; Selain itu, Al-Qur'an memberikan manfaat bagi perkembangan Hubungan Internasional khususnya jurusan diplomasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H