Mohon tunggu...
Labdagati Apta Pandana
Labdagati Apta Pandana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tinggal di Surabaya, penyuka olahraga, penikmat musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lika-liku Vaksin Merah Putih

8 Juli 2022   21:00 Diperbarui: 8 Juli 2022   21:02 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana ketika dunia akhirnya dapat bertemu dengan vaksin polio, dunia pun ikut berbahagia ketika akhirnya dapat bertemu dengan vaksin Covid-19. 

Pada akhir 2020, berbagai perusahaan farmasi dan medis telah berhasil menemukan vaksin untuk Covid-19 namun hanya beberapa yang dapat berhasil lulus tes hingga dapat digunakan untuk khalayak ramai. Beberapa contoh vaksin yang telah lulus tes dan telah dapat digunakan diantaranya adalah Sinovac, Pfizer, Biopharm. Namun, dari hanya beberapa jenis vaksin ini, harus menyediakan untuk hampir semua negara. 

Tentu saja yang diutamakan oleh mereka (para produsen) adalah untuk negara asal mereka masing-masing. Oleh sebab itu, beberapa negara di Eropa, Amerika, dan negara-negara yang telah berhasil menemukan vaksin mereka sendiri adalah negara yang paling cepat dan paling maju dalam hal vaksinasi. 

Sedangkan, kebanyakan negara di Asia masih tertinggal dalam vaksinasi. Hal ini karena kebanyakan negara di Asia hanya mengandalkan vaksin-vaksin impor sehingga mereka harus menunggu datangnya kiriman dari negara produsen.

 Sebenarnya setiap negara dapat menanggulangi keterlambatannya vaksinasi dengan menemukan vaksin mereka sendiri-sendiri. Indonesia sendiri aslinya memiliki vaksin kita sendiri yang sedang dalam proses pengembangan, yaitu vaksin Merah Putih.

Vaksin Merah Putih sendiri adalah vaksin yang diteliti dan dikembangkan di Indonesia dan saat ini terdapat 7 lembaga yang sedang dalam proses pengembangan, di mana 5 diantaranya berada di bawah perguruan tinggi, yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Padjajaran (Unpad), dan Institut Teknologi Bandung (ITB), 

sedangkan 2 lainnya ialah Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Lempaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Untuk sat ini, perkembangan tercepat diraih oleh Unair dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Diharapkan keduanya dapat digunakan pada 2022. Untuk vaksin buatan Unair ditargetkan mendapat Emergency Use Authorization (EUA) pada Maret 2022. Sedangkan Eijkman ditargetkan akan mendapat EUA pada September 2022.

Berita ini tentu saja merupakan berita yang sangat menggembirakan karena dengan ini Indonesia akan dapat melakukan vaksinasi mandiri tanpa perlu melakukan impor dari negara-negara lain. Selain itu, proses vaksinasi juga akan menjadi lebih cepat dan kekebalan komunal akan segera tercapai.

Bagaimanapun, dukungan itu berbagai bentuknya, dapat berupa publikasi, pembiayaan, sumber daya, dan lain-lain. 

Untuk publikasi tentu belum bisa se-ekstensif vaksin yang telah teruji karena Vaksin Merah Putih yang paling cepat perkembangannya saja baru bisa digunakan di bulan Maret 2022. Untuk dari pembiayaan, pasti sudah banyak pendanaan dari berbagai sisi, baik pemerintah maupun donasi masyarakat umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun