Gerakan mahasiswa makassar bisa dibilang tidak pernah ada matinya, kita sangat berbangga atas semangat jiwa-jiwa muda ini. Namun dibalik kebanggaan itu terselip kekecewaan & bahkan kemuakan bagi sebagian kecil masyarakat makassar terutama sopir pete-pete (angkot) & orang-orang yang bekerja mengejar waktu ditengah kepelitan kota. Kekecewaan ini didasari oleh aksi jalanan mahasiswa yang sering memblokir jalan Utama Urip Sumoharjo Makassar, tepatnya didepan kampus Universitas 45 dan Universitas Muslim Indonesia (UMI). Hari ini (Senin/10/01/2011) kekecewaan itu kambuh, sekitar pukul 12.00 (siang) aksi beberapa (kurang lebih 8 orang) mahasiswa 45 memblokir jalan dan membakar ban tepat di depan kampusnya. Kemacetan panjang ke arah kota tak terelakan hingga depan kantor Gubernur Sulsel, dalam aksi mahasiswa & kemacetan panjang ini tidak tampak seorangpun petugas polisi lalulintas yang mengatur kemacetan ataupun DENSUS 88 yang akan menciduk segelintir mahasiswa itu......hahaha.
Di hari yang sama dengan aksi yang sama (blokir jalan) , jalanan yang sama (Urip Sumoharjo) namun waktu dan universitas beda. Kali ini segelintir mahasiswa UMI melakukan aksinya (jumlah lebih kecil, kurang lebih 4 orang) di depan kampusnya (jarak 45 dengan UMI hanya beberapa meter) sekitar pukul 15.00 (sore). huuuuuuuuuuuuffffff............*kekecewaan sangat tergambar di raut wajah sopir* pete-pete.
salah satu penumpang pete-pete berucap "hebatnya ni mahasiswa, 1, 2 orang bisa blokir jalan utama kota tanpa pantauan polisi"
saya cuma bisa berharap, flyover Makassar bisa diperpanjang hingga Kantor Gubernur Sulsel melewati Universitas 45 dan UMI........"alternatif kemacetan dari aksi kurang aspiratif"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H