Oleh: Muhammad Hairul Nizam
Ketika dunia dihantui ketidakpastian ekonomi, Indonesia kembali menghadapi ujian berat. Harga bahan pokok melonjak, daya beli melemah, dan digitalisasi yang terus digenjot menjadi tantangan nyata yang perlu dihadapi dengan kepala dingin dan strategi yang tajam. Tahun 2024 bukan sekadar perjalanan ekonomi biasa; ini adalah momen yang menentukan apakah Indonesia mampu melompat lebih jauh atau tertinggal di tengah badai global.
Inflasi dan Ketahanan Pangan: Jalan Terjal yang Harus Dilalui ?
Siapa pun yang pernah ke pasar belakangan ini pasti merasakan dampaknya. Lonjakan harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, dan cabai menjadi tekanan yang sangat berat, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Geotimes mencatat bahwa inflasi yang kita alami saat ini dipicu oleh ketidakstabilan global, seperti konflik geopolitik dan kebijakan proteksionisme dari negara-negara produsen utama bahan pangan (Geotimes, 2024).
Langkah pemerintah untuk mengendalikan harga melalui subsidi memang patut diapresiasi, tetapi apakah cukup? Masalahnya lebih dalam dari itu. Ketergantungan tinggi pada impor membuat Indonesia rentan terhadap gejolak pasar dunia. Bayangkan, jika satu saja rantai distribusi internasional terganggu, efek domino ke pasar domestik akan langsung terasa. Maka, solusi jangka panjang harus berupa kebijakan pangan yang mandiri dan berkelanjutan.
Digitalisasi Ekonomi: Peluang yang Masih Belum Merata ?
Transformasi digital menjadi harapan besar. Pemerintah saat ini gencar mendorong UMKM untuk mengadopsi teknologi digital agar mampu bersaing di pasar yang semakin terkoneksi. Menurut Indonesian Institute, digitalisasi berpotensi meningkatkan efisiensi dan memperluas jangkauan pasar bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (Indonesia institute, 2024)
Namun, masalah mendasar seperti kesenjangan akses internet di pedesaan masih menjadi penghambat utama. Banyak daerah terpencil yang masih terisolasi secara digital. Jika kondisi ini dibiarkan, bukan tidak mungkin digitalisasi justru menciptakan ketimpangan baru. Infrastruktur digital harus segera diperluas, dan pelatihan keterampilan digital untuk masyarakat harus menjadi prioritas agar semua lapisan masyarakat dapat menikmati manfaat ekonomi berbasis teknologi.
Saatnya Bertindak Lebih Strategis !