Stephen King pernah berkata untuk mengarahkan penulis skenario "jangan ragu untuk menghapus kalimat-kalimat yang tidak perlu dan menghilangkan tokoh-tokoh yang tidak ada kontribusinya pada jalan cerita" Dalam hidup pun kita diharapkan mampu melakukan hal ini. kita harus berani untuk melakukan apa yang King katakan, jangan pernah ragu untuk menghentikan hubungan pertemanan jika orang itu menghambat kemajuan diri untuk belajar dan berproses mematangkan jiwa menuju dewasa. Jangan pernah takut untuk mengatakan 'tidak' jika kita memang tidak mau melakukan atau tidak mau meneruskan apa yang sudah kita mulai, jika hal itu membuat kita jatuh sakit,baik secara fisik atau psikis karena kita frustasi dan stres karenanya.
Kebahagiaan hidup kita tidak ditentukan oleh orang lain, jadi jangan takut untuk melepaskan seseorang jika kebersamaan tersebut membuat kita tidak bahagia, Tetapijangan menyalahkan orang lain atas ketidak-bahagiaan diri sendiri, sebab sama seperti halnya kebahagiaan itu sendiri, tidak ditentukan oleh orang lain, demikian juga ketidak bahagiaan itu. Semua tergantung diri kita, jika kita mampu memiliki ketrampilan mengubah hal pahit menjadi rasa bersyukur, Maka kebahagiaan akan lebih mudah kita ciptakan. Ibarat kita melihat bunga mawar disekumpulan duri tajam, jika kita hanya berfokus dengan melihat duri-duri tajam yang menganggu, Maka kita kehilangan kemampuan melihat pesona bunga mawar indah yang hidup ditengah kumpulan duri-duri.
Hidup ini diisi oleh respon dan respek, jadi jangan menyalahkan 'mood' ketika kita mengelak pada apa yang seharusnya kita 'respon' dan kita 'respek', dimana kedua sikap itu kunci kedekatan batin antar jiwa, respon dan respek muatan perasaan dan karakter, hal itu yang menentukan sikap kita terhadap seseorang. Jika kita respek (menghargai) Maka kita akan merespon, jika kita merespon dengan gaya acuh tak acuh, bahkan sekedar formalitas saja,jangan salahkan respek yang kita terima jauh dari yang kita harapkan, karena karakter itu menentukan perasaan dan sikap pihak lain terhadap diri kita.
Respon dan respek ditentukan oleh bagaimana gaya kita berkomunikasi, Maka hasilnyapun akan berlainan. Jika kita membawa komunikasi pada ajang diskusi, Maka kita akan memerhatikan komunikasi dua arah yang seimbang yang diisi oleh respon dan respek yang positif dan tepat arah. Jika kita berkomunikasi searah, jangan heran jika pihak lain akan merespon dengan tidak merespek.
Lambat respon, rendah respek
Pada kontek pertemanan, sering kali kita menyepelekan sikap,terutama ketika kita sudah sangat akrab, kita sering menyepelekan janji, kita anggap teman kita pasti mengerti dan akan maklum, Tetapi kita lupa bagaimana perasaannya? bukan karena kita sudah akrab, Maka segala hal bisa dimaklumi. Justru karena dia teman akrab, seharusnya kita lebih respek dalam merespon hal-hal yang berkaitan, sehingga pertemanan menjadi sehat dan langgeng dalam waktu lama.
Dalam kontek pasangan berumah tangga, respon dan respek akan membawa kita pada jalur kehidupan yang lebih jauh. Pasangan yang selalu mampu merespon dan merespek perubahan sekecil apapun dari sikap pasangannya, akan lebih cepat tanggap dalam menyelesaikan konflik dibanding pasangan yang lambat respon dan rendah respek!
Orang tua seringkali lambat merespon perubahan yang terjadi pada putra putrinya, banyak orang tua lupa usia anak-anak mereka bukan lagi kanak-kanak yang tidak bisa lagi direspon dengan handrikan dan tuntutan kepatuhan semata. Tetapi sikap respek terhadap keinginan dihargai sebagai pribadi seutuhnya yang anak-anak mereka harapkan. Sikap lambat respon dan rendah respek antar orang tua dan anak, banyak menimbulkan konflik, yang membuat kedua pihak frustrasi.
Karakter kita bisa ditinjau dari kumpulan teman sepergaulan, dimana karakter yang sama lebih mudah bersama dan lebih mudah akrab, Maka hati-hati menentukan dengan siapa kita berakrab, dengan orang seperti apa yang menjadi kelompok gaul kita.Pergaulan membawa dampak sangat kuat pada pembentukan kebiasaan. Contohnya, orang yang tidak merokok pun bisa menjadi perokok ketika dia selalu berada di kelompok perokok aktif.William Franklin Graham Jr memberi pendapatnya “Ketika seseorang kehilangan hartanya. Sebenarnya dia belum kehilangan apapun, tetapi ketika dia kehilangan kesehatannya. Barulah dia kehilangan sesuatu. Akan tetapi ketika dia kehilangan karakter, pastilah dia kehilangan semuanya!”
Saat ini media masa kembali gencar menayangkan berita tentang artis muda Novi yang mengendarai mobil sambil mabuk dan berpakaian tak senonoh. Bukan solusi yang tepat jika hanya menghukum dan memenjarakannya, Tetapi mari kita lihat latar belakang peristiwa yang membuat kita prihatin ini. Seorang anak muda ibarat selembar kertas putih yang siap diwarnai apa saja, jadi kemana dan dimana dia bergaul disitulah sikap dan kebiasaannya terbentuk.
Pengaruh pergaulan membawa kita pada kehancuran atau pada kesuksesan, semua kita yang menentukan, kita belajar dari kebiasaan burung rajawali yang melatih anaknya untuk terbang,justru ketika hujan badai, rajawali tahu ketika cuaca baik-baik saja, bahaya sangat ringan, Tetapi ketika cuaca tidak bagus, Maka kekuatan sayap diperlukan. Satu-satunya untuk tahu hal tersebut adalah mencobanya dan berlatihlah. Demikian juga kehidupan dan pergaulan kita.
Jelas sebagai masyarakat, Dalam dunia pergaulan kita tidak boleh hanya menilai seseorang hanya berdasarkan sisi luar yang kita lihat.Tetapi satu hal yang harus dingat semua manusia itu ada sisi baik dan buruknya, Bisa terjadi ketika saat menjadi sahabat/teman kita sisi baiknya yang kita dapat, tapi begitu egonya muncul, dan terjadi keretakan hubungan, sehingga komunikasi menjadi tembok pemisah maka sisi buruknya yang kita dapat. Sebab tidak jarang seseorang yang tadinya baik, dia banyak memberi masukan sampai kita simpatik dengannya, dan menaruh kepercayaan untuk mencurahkan banyak hal pribadi padanya, Tetapi sejalan dengan waktu, dia berubah menjadi penyebar cerita tentang kita. semua cerita dari dokumen lama yang kita percayakan padanya, dia ceritakan pada orang banyak. Beberapa orang terutama perempuan, sangat rentan terhadap hal-hal seperti ini, dan jadi depresi karenanya.Berdasarkan hal ini, sebaiknya kita tetap punya prinsif jaga kehati-hatian, dan jangan takut kehabisan teman, jika memang kelompok gaul kita membuat kita jatuh terpuruk, carilah teman dalam kelompok yang lebih positif, terutama jika kita dalam kondisi labil.
artikel ini tayang dalam edisi cetak koran Suara Pembaruan Minggu edisi 4 Nov 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H