Kemana kaki melangkah?
Hari Jumat.! TEDDY menghembuskan nafas dibalik stir mobilnya, Rasanya dunia ini mutarnya semakin cepat aja.! Baru kemarin hari jumat, sekarang sudah hari jumat lagi.
Malam ini sinar lampu merah tanda 'stop' terasa menyilaukan matanya, pikirannya melayang pada sesosok senyum perempuan yang dia kenal lebih dari tiga puluh tahun.
Ya RINA………….perempuan yang dengan amat sangat dia hormati, tidak akan aku merusakmu, terlalu anggun dirimu untuk menjadi sekedar pelarían dari seorang suami terlantar seperti diriku.
Hormat…….?
Pikirannya protes!
Apa bukan cinta? Ach gila kali, kalau aku sampai berpikiran tentang mencintainya.
Teeeeeeeeeen, suara panjang klakson mobil dibelakangnnya, membuat lamunannya buyar dan secara réflex tangannya dengan cekatan memasukkan gigi perseling dan tancap gas…..rupanya lampu sudah cukup lama menyala hijau, tapi dia tidak sadar untuk menjalankan kembali mobilnya.
Dalam perjalanan di TOL, mobil berbelok mengisi bensin, sambil menunggu antrian……kembali wajah Rina muncul. Astaga RINA kenapa sih belakangan ini, kamu selalu hadir dan hadir dibenakku. TEDDY terpekik sendiri, untung kaca mobil tidak diturunkan, kalau ya……..wah suaranya bisa bikin heboh, dan orang menoleh.
Selesai membayar bensin, dia parkirkan mobil mencari segelas kopi…..itu alasan! Terdengar suara nuraninya mencemooh.! Lhooooooo, aku memang perlu kopi biar mampu meneruskan perjalanan. Sanggah pikirannya Bukan itu yang ada dipikiranmu.! Kembali nuraninya berseru
Kamu malas pulang! Malas bertemu istri dan anak-anakmu.! Dan kamu sedang mempertimbangkan ingin bertemu RINA, perempuan yang sejak kamu usia remaja, mampu membuat hatimu tenang dan merasa bangga menjadi bagian dari dirinya, walaupun hanya sebatas sepupu jauh! Apalagi sekarang RINA seorang publik figur yang anggun, media sering memasang berita positif tentang dirinya.
Lhoooooooo koq RINA dibawa-bawa Demikian pikirannya membatah
Ya…. setiap kamu terbayang ketusnya istrimu, anak-anakmu yang membuat pusing dengan tuntutan, kamu rindu, si Rina! Kamu menyesal, dulu tidak punya kemampuan untuk menyatakan cintamu. Itu fakta….jangan membantah. Kembali nuraninya nyerocos, tanpa bisa dibendung. YA, aku ikut bangga menjadi sepupumu Rina. Demikianhati Teddy berbisik
Seolah mau menegaskan pada nuraninya bahwa dia tidak memikirkan dan ingin menemui RINA, dengan tancapan gas yang agak keras ditekan, mobil melaju pergi menuju rumahnya
foto pinjam dari: rvdirza.wordpress.com
Alhamdulilah, Puji Tuhan, akhirnya sampai juga aku kerumah. Untung…………jiwaku tidak tersesat untuk pergi ketempat lain.Terbayang betapa enaknya mandi air panas dan lebih enak lagi kalau tangan istri mau memijitnya. Stir mobil selama tiga jam terasa badan pegel linu.Batin TEDDY berbisik.
Begitu pintu terbuka, wow ANNY sang istri asyik menonton sinetron dengan sepiring pisang goreng dipangkuannya.
‘Met malam, belum tidur? TEDDY berusaha membuka suasana mesra untuk istrinya Sambil tetap menatap layar televisi, ANNY menjawab ketus 'Met malam juga, kirain dah lupa pintu rumah "Masa lupa sama pintu rumah dan penghuninya" TEDDY masih tetap berusaha untuk mesra
sambil tersenyum lalu duduk disamping istrinya yang menggeser duduknya dengan raut wajah yg masih masam, sambil matanya tetap menatap layar tv. Sejenak mereka duduk hanya diam diam saja ........ akhirnya TEDDY bangkit dari duduknya. "Aku mandi dulu ya...."
Tanpa menunggu jawaban TEDDY pergi masuk kamar dan memang ANNY nggak menjawabnya, hanya mengangkat bahu dan asyik melanjutkan nonton tv.
Air hangat mengucuri ubun-ubunnya, dia ingin otaknya, pikirannya bisa menghilangkan kegalauannya,Dia bergumam sendiri : “apa karena sudah terlalu lama kami terbiasa berbicara kalau hanya ada keperluan saja sehingga untuk ngobrol rileks saja kok susah sekali”
Selesai mandi setelah ganti baju TEDDY pergi keruang makan ,
dia membuka tudung saji di meja makan dan memanggilANNY untuk menemaninya.
Aku sudah makan,punya suami ngajak makan jam segini, udahlama teparlah…. Aku!.Terdengar suara ANNY dari ruang tempatnya menonton televisi
[caption id="attachment_95713" align="alignright" width="275" caption="foto pinjam dari: duniaifat.blogspot.co"]
pusiiing TEDDY dibuatnya. Itu salah satu contoh dari anak-anaknya hasil didikan istrinya yang memang dominan , karena dia sibuk diluar, ya sibuuuuuuuk sibuk mencari uang yang tak pernah cukup, anak dan istrinya terus memeras keringatnya.
Rumah tangga macam apa yang aku jalani ........???
Makan malam seperti ini sudah biasa tanpa kehangatan, buat apa aku pulang kerumah, kalau istri dan anak-anaku tidak menghendaki kehadiranku?Gilaaaaaaaaaaa, ya lama-lama aku bisa gila!
Tak terasa ada air hangat mengalir dipipinya, Acccccccccccch aku menangis? Ini benar-benar Gilaaaaaaaa, lelaki menangis? Hahahaaaaaaaaaaaaa TEDDY terbahak sampai batuk, karena mulutnya masih berisi makanan, nasi terasa seperti paku didalam mulutnya, tajam dan menyakitkan, sesakit hatinya. Ditinggalkannya piring yang masih penuh makanan, dia tak kuasa menelan makanan itu. Terlalu sakit dan pedih.
Braaaaaaaaaaaak TEDDY menutup pintu kamar dengan membantingnya.
Anny cuman melirik melihat tingkah suaminya, dia tetap asyik menonton, sekedar pura-pura acuh, walaupun hatinya. Pikiran mengikuti setiap laku TEDDY.
Malam semakin larut, TEDDY masih menunggu sang istri untuk masuk kekamar,
tapi yang ditunggu tak kunjung tiba. Akhirnya dia tertidur pulas setelah menegak 2 butir obat sakit kepala, karena mendadak kepalanya seperti dihantam batu besar, sakit berdenyut gak tertahan.
TEDDY terbangun dan terlihat sinar matahari sudah terang menembus kaca jendela,
dia segera sadar, ini rumahku bukan mess, mana istriku?
Acccccch ternyata dia tidur sendirian.! Sama aja seperti di Mess karyawan, aku selalu tidur sendirian ditemani guling. Apa bedanya?Di rumah sendiri, aku kesepian, sementara di Mess masih ada teman main catur, main pingpong atau bahkan keluar main bilyard ramai-ramai.
Setengah loncat TEDDY menghentakkan dirinya untuk segera bangkit dari tempat tidur, dia tidak betah di rumah ini, dia butuh kehangatan. Penghuni rumah ini sudah kehilangan ‘api’ cinta.
TEDDY bergegas mandi dan berpakaian, pikirannya tegar, dia harus pergi………pergi……meninggalkan rumah tak ramah ini.! Siaaaaaaaaaap pergi, tapi ada sekelebat rindu melihat istri dan anaknya, maka pelan-pelan dia membuka pintu kamar kedua putrinya, dia lihat mereka bertiga masih tertidur pulas.
Apa kalian tidak mengharapkan papa lagi? Tidakkah papa, sudah ada artinya untuk kalian? Nurani TEDDY terusik antara cinta dan benci
[caption id="attachment_95714" align="alignright" width="341" caption="pinjam dari sini: radenbeletz.com"]
Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing…… kriiiiiiiiiiiiiiiing
Astaga, siapa sih yang ganggu orang tidur, ANNY melirik jam dinding yang menunjukan angka 10 lewat 14 menit.
Selamat pagi, apa betul ini alamat bapak TEDDY Van Cepot?
Betul, siapa bapak ini? Ada keperluan apa?
Dengan siapa saya bicara? Ini dari Polsek Tanjung Priok.
Saya Istrinya Teddy, ada masalah apa pak? Kalau kelakuan suami saya yang jelek di jalanan, jangan dibawa-bawa kerumah pak! Saya dan anak-anak ogah ikut campur.
Ibu Teddy, pertama saya sampaikan belasungkawa dan keprihatinan, suami ibu mengalami kecelakaan, dan jenazahnya sudah dibawa ke RS Tugu, menunggu diurus keluarganya.
Pak, jangan bergurau dong………..suami saya tuh, masih ngorok dikamarnya, itu mungkin Teddy yang lain, atau KTP suami saya yang dicopet orang, jadi ada dikantong jenazah orang tsb.
Silahkan ibu segera datang untuk mengeceknya dan mungkin baik juga, jik saya sarankan, agar ibu datang ditemani kerabat atau keluarga lainnya. Terdengar suara tegas penelepon, yang segera menutup dengan ucapan, selamat siang!
ANNY bangkit dari tempat tidurnya, ini hari Sabtu jadi dia tidak merasa terganggu dengan anak-anaknya yang pada hari ini juga libur sekolah,
Dia ingat tadi malam TEDDY pulang dan dia biarkan tidur sendiri, eeeeeeeh apa yang terjadi…..? dia berlari membuka kamarnya ternyata sudah kosong, TEDDY sudah pergi!
Renaaaaaaaa, Reniiiiiiiiiii ayo bangun! Aneh, aneh aja ada polisi telepon, katanya orang yang namanya TEDDY sudah jadi jenazah sekarang ada di RS, Gila kali tuh orang yang iseng pake telepon.ANNY ngedumel sambil masak air untuk menyeduh kopi
Mama, aku ngak ikut aja deh.!, aku juga mam...........banyak PR nih.!
Setelah selesai dia mandi dan berpakaian, dengan dua orang anaknya yang bersunggut-sunggut karena merasa terganggu dibangunkan untuk diajak ke Rumah Sakit. ANNY terpaksa menyeret kedua putrinya yang manja untuk ikut dengannya, dia juga takut untuk jalan sendiri kesana.
[caption id="attachment_95715" align="aligncenter" width="346" caption="pinjam dari image google ya"]
Setelah konfirmasi dengan petugas pendaftaran, mereka diantar kekamar jenazah untuk melihat, apakah benar itu TEDDY dan ternyata…………setelah melihat semua barang-barang pribadi yang diletakan disamping jenazah.
ANNY mengenali itu cincin pertunangan mereka, terpekikilah dirinya.dipeluklah kedua putrinya yang hanya terbengong, mereka hasil didikan dirinya yang selalu menekankan untuk ‘membenci’ ayahmu!, sekarang mereka seperti tidak punya rasa duka atas kematian TEDDY.
ANNY melamun, sambil sesegukan……….kenapa dia tidak menyadari bahwa jodohnya dengan TEDDY demikian singkat.. Kenapa hatinya terlalu bebal untuk mengasihi lelaki yang dipilihnya untuk menjadi ayah dari anak-anaknya/
Dia ingat dulu mereka sama-sama tinggal di kota yang sama dan sering bertemu untuk pulang bersama, ANNY membayangkan lelaki tersebut akan membuat bahagia hidupnya, dia terobsesi dengan bos tempatnya kerja disebuah salon mewah, bos perempuannya itu selalu modis dalam berpakaian, jemarinya selalu penuh cincin berlian.
Kenapa dia terlalu menuntut ingin mempunyai harta yang banyak?
Ooooooooooooh sejuta kenapa..dan kenapa………berdengung dikepalanya.
Apapun sekarang nasi sudah menjadi bubur!, TEDDY sudah tidak berkutik, tidak mampu menjawab, TEDDY tidak bisa lagi memberinya uang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Catatan : Ide cerita ini semua hanyalah FIKSI, jika ada kesamaan cerita dan tempat kejadian yang sesungguhnya, ini hanya faktor kebetulan semata.
Penulis Kolaborasi dua emak gaul :
Oma Eni dan L.H
Duet No 25 judul duet "Kemana kaki Melangkah?"
(ini judul, emak linglung kali ya hahaaa)
Note : UNTUK MEMBACA TULISAN PARA PESERTA FFK YANG LAIN MAKA DIPERSILAKAN MENGUNJUNGI BLOG Kampung Fiksi sbb: KampungFiksi@Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H