Mohon tunggu...
L H
L H Mohon Tunggu... profesional -

seorang ibu yang senang membaca & menulis ------------------ @ di Kompasiana ini TIDAK pernah pakai nick lain selain nama asli yg skg disingkat menjadi LH.----- di koki-detik pakai nick 'srikandi' \r\n\r\n----------------\r\nMy Website: \r\nhttp://www.liannyhendranata.com\r\n\r\n----------------\r\n\r\nmy twitter : \r\nhttp://twitter.com/#!/Lianny_LH\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan kurung jiwa kita pada kekelaman masa lalu

30 April 2012   14:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:55 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1335796232388627768

“Jangan kurung jiwa kita, pada masa lalu yang kelam”

‘Jangan coba memahami kehidupan ini, tetapi buatlah hidup ini bermakna untuk disyukuri, karena hari ini kita akan menata masa depan dengan cermat.

Jangan kurung jiwa kita pada masa lalu yang kelam. Mari belajar dari pengalaman buruk di masa lalu, untuk mencerahkan masa depan’.

Pembagian masa pada hidup manusia semua sama, yaitu masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Sayangnya, banyak orang memberi porsi yang tidak seimbang secara kejiwaan pada masa-masa tertentu itu. Ada yang sangat betah tinggal di kerangka masa lalu, sampai tidak menikmati hari ini, waktunya habis terpukur dalam masa lalu. Tidak lagi mau menyusun rencana untuk masa depannya. Ada juga jiwa yang mencoba menutup rapat-rapat masa lalunya, berusaha menepiskan segala hal tentang masa lalunya, termasuk mengakui siapa orang tua kandungnya.

Pada periode masa yang kita lalui, banyak emosi yang kita libatkan, baik emosi positif seperti kebahagiaan atau emosi negatif yaitu kepedihan dan duka lara. Jika kita telaah semua emosi itu harusnya sama efeknya jika kita memberikan porsi yang seimbang, tetapi kita banyak memberi porsi pada perasaan yang melibatkan cinta, sehingga jiwa kita menjadi bahagia atau merana, karena porsi emosi ‘cinta’ yang mendominasi ruang hati kita.

Tiap orang pasti memiliki kenangan dalam alur hidupnya, ada yang pahit dan ada yang manis. Ada yang indah sampai kita jaga baik-baik, agar tidak hilang dari ingatan. Tetapi ada juga yang kita ingin lenyapkan, sayangnya kenangan pahit itu tetap hidup dalam memori perasaan kita, dan memengaruhi kesehatan jiwa kita.

Nasihat bijaksana mengatakan, ‘jangan coba memahami kehidupan ini, tetapi buatlah hidup ini bermakna untuk disyukuri, karena hari ini kita akan menata masa depan dengan cermat. Jangan kurung jiwa kita pada masa lalu yang kelam. Mari belajar dari pengalaman buruk di masa lalu untuk mencerahkan masa depan’.

Melejit dari masa kelam

Steve Paul Job, sosok legenda perusahaan Apple yang baru saja meninggal, salah satu dari orang yang bergerak keluar dari kerangka masa lalu, untuk melejit meraih sukses hidup pada alur masa dan membuat sejarah untuk masa depan hidupnya. Terlahir dari pasangan orang tua yang tidak bisa mengakui dirinya sebagai anak kandung, disebabkan oleh hal-hal yang sepele, membuat dirinya berpredikat anak adopsi. Steve Paul Jobs lahir di San Fransisco. 24 Februari 1955Orangtuanya menyerahkan pengasuhan dirinya pada orang lain. Jobs kemudian memiliki dua saudara nonbiologis, Paul dan Clara Jobs.

Walaupun Steve tumbuh sebagai anak yang ‘terbuang’ dari orang tua kandungnya sendiri, tetapi dia hidup dengan melangkah kedepan, melangkah untuk maju, tidak diam ditempat dan berpikir mundur. Steve tumbuh dengan banyak pikiran inovasi, rancangan masa depan dengan aplikasi kecanggihan teknologi yang sampai saat ini sulit dicari tandingannya dalam bisnis sejenis.

Oprah Winfrey bukanlah sosok yang secara tiba-tiba mampu menjadi tersohor. Dia lahir tanggal 29 Januari 1954 di Kosciusko, Mississippi dalam keluarga yang kacau, ayah dan ibunya bercerai,dia dibesarkan di sebuah perternakan oleh neneknya yang keras, Hattie Mae. pengalaman berat penderitaan batinnya terjadi, ketika usianya baru menginjak 9 tahun, ia mengalami pelecehan seksual, beberapa sumber menyebutkan, dia diperkosa oleh sepupunya yang berusia 19 tahun yang sedang bertugas menjaganya. Tetapi apa yang sekarang dunia saksikan? Apakah Oprah tetap terbelenggu masa lalunya dan terpuruk karenanya?. Tentu saja tidak!, kita melihat kesuksesan Oprah, pada acaranya “The Oprah Winfrey Show” yang membuat debut nasional pertamanya pada tahun 1986 dan sekarang Oprah semakin sukses dan kaya.

Warren Edward Buffett lahir di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat, pada tanggal 30 Agustus 1930. Lahir dari keluarga yang tidak kaya, membuatnya menjadi seorang loper koran pada usia 11 tahun. Selain jualan koran, dia juga memanfaatkan waktunya untuk keliling lapangan golf, mencari bola golf yang hilang, dan menjualnya dengan harga murah ke pemain golf di sekitar lapangan golf tersebut.Sekarang siapa yang tidak tahu, dia adalah salah seorang manusia terkaya dunia. Dia yang mampu mendermakan sebagian besar sahamnya di Berkshire. Total dermanya saat itu mencapai US$ 31 miliar alias sekitar 300 triliun rupiah, hampir separo anggaran belanja negara (APBN) kita tahun lalu! (dikutip dari pelbagai sumber media online)

Pelbagai kisah kelahiran

Bagaimana dengan kita? pernahkah kita mengingat sejarah kelahiran diri ini.? Cobalah sekali-kali kita bertanya pada ibu kita: ‘bagaimana ceritanya saat ibu kita melahirkan diri ini’. Penulis sering melihat “binar-binar” bahagia di mata seorang ibu yang sedang bercerita, tentang cara dia melahirkan anaknya, ada cerita yang lucu, tragis, mendebarkan sampai yang fantastis.!

Sering terjadi, seorang ibu meninggal dunia saat melahirkan anaknya. Pengalaman saya melahirkan tiga orang anak, semua merupakan cerita yang berbeda.!Demikianlah “unik” nya sejarah kelahiran setiap orang.! Setiap kelahiran itu suci adanya.! ini kalimat ’sakti’ untuk meredakan perasaan ‘berbeda’ dari kelahiran yang disiapkan, ditunggu-tunggu dengan kelahiran yang dinistakan oleh keadaan (baca: kelahiran yang disesali dan tidak diharapkan) Pada hal ini kita melihat contohnya anak yang terlahir dari korban perkosaan, atau anak yang terlahir dari hubungan ‘gelap’ dan perselingkuhan, serta anak yang lahir dari hubungan pranikah.

Bagi anak yang dinanti-nantikan kelahirannya, pastilah kedatangannya dirayakan oleh orang tuanya. Tetapi bagaimana anak-anak yang kelahirannya dirasakan sebagai pembawa masalah.? Anak yang lahir melalui siapapun, jelas tidak bersalah.Dalam hal ini yang salah, adalah perbuatan orang tuanya, mengapa membiarkan diri sampai hamil dan terlahirlah seorang anak tak berdosa. Tidak mungkin, seorang perempuan mendadak hamil tanpa hubungan seks, walaupun banyak cara sampai bibit lelaki (baca: sperma) bisa bertemu dengan sel telur, yaitu dimulai dari yang ditaruh dengan kesadaran (suka sama suka) dalam melakukan hubungan seks, dan yang mengesampingkan efek akibatnya (hamil) . sampai pada kasus pemaksaan (perkosaan), semua peristiwa ini, bisa menjadi calon anak untuk dilahirkan.

Jika kita meninjau anak-anak di Panti Asuhan.Disana, banyak anak yang mempunyai kisah kelahiran yang ‘menyedihkan’ bagi yang mendengarkan. Sedang bagi mereka (anak-anak tersebut) mengetahui kisah kelahirannya, perjalanan sampai mereka menjadi penghuni Panti Asuhan, banyak kisah yang membuatnya ‘marah’ pada ibu yang melahirkannya. Hal ini mungkin kita bisa maklumi, bagaimana tidak? Banyak diantara mereka adalah bayi-bayi yang ditemukan dalam tempat sampah atau dibuang di lahan sepi, seolah dibiarkan sebagai benda yangharus dilupakan, dan tidak ada harganya sama sekali. Apakah anak-anak ini harus terbelenggu dalam sejarah masa lalunya, sampai dia tidak bisa menjadi orang sukses dalam arti sesungguhnya? Tentu saja, itu semua perlu ketabahan dan keterampilan dari jiwa seseorang dalam mengelola emosinya.

Dimuka tulisan ini kisah Warren Edward Buffett, Oprah Winfrey, Steve P. Job sudah membuktikan, mereka orang-orang yang mampu memerdekakan jiwanya dari kukungan masa lalu yang kelam, untuk terbang meraih kesuksesan hidup. Mari bertindak dalam hidup, karena berpikir saja tidak cukup!

Siklus hidup

Setiap orang akan menuju kemasa tua, itu siklus hidup yang tidak bisa dirubah, maka setiap orang akan menjalankan takdirnya sebagai orang tua, jika saat ini kita masih berposisi sebagai anak atau anak mantu, suatu hari kita akan menjadi orang tua dan mertua. Hukum alam tentang cinta adalah, jika kita mengeluarkan cinta kasih maka dunia akan mengembalikannya berkali lipat. Berdasarkan hal tersebut, kenapa kita tidak menabung cinta kasih untuk masa depan, yang akan kita pakai ketika kita sampai pada masa kita tidak berdaya.

Menabung cinta dengan mencurahkan cinta kasih kita pada orang tua dan mertua (jika sudah punya), tentu saja kita wajib memberikan cinta kasih pada semua orang, tetapi mulailah pada orang terdekat kita yaitu anak atau orang tua. Lao Tzu mengatakan: "Kebaikan dalam perkataan menciptakan keyakinan.Kebaikan dalam pikiran membuahkan kedalaman.Kebaikan dalam memberi menciptakan kasih sayang"

Apapun cara kita datang kedunia ini, satu hal yang kita harus yakini, Kita pasti punya tujuan kenapa sampai terlahir di dunia ini, dan kita harus mengisi jalan hidup kita dengan tujuan yang jelas dan positif.!. Kita harus tahu tujuan dan apa yang akan kita lakukan, supaya tahu apa yang kita perbuat dan bertanggung jawab karenanya. Kita juga harus tahu, apakah perbuatan, tindakan kita bisa bermanfaat atau tidak? Semua butuh tanggung jawab atas apa yang sudah kita lakukan. Sebuah kalimat motivasi yang penulis dapatkan via internet cukup bagus untuk kita simak: Jam mengatakan: Setiap pikiran, setiap waktu sangat berharga. Cermin mengatakan: Ayo berkaca akan apa bertindakmu kedepan’.Jendela berkata: ‘Mari kita pergi melihat dunia. Kalender berkata: ‘Buat berita terbaru untuk hidupmu’. Pintu berkata: ‘Doronglah, ,hingga pintu arsip tujuan hidupmu terbuka’. Kebahagiaan itu dibuat, diciptakan oleh jiwa kita sendiri, bukan dicari diluar diri ini, apalagi berharap dihadiahkan oleh orang lain. “Dunia tidak akan runtuh bahkan saat semua orang di sekitarmu memandang hina masa lalumu. Semesta mendukungmu untuk setiap kebaikan yang kita lakukan, bukan karena kita terlahir sebagai anak orang terhormat yang berlimpah harta” [caption id="attachment_174594" align="aligncenter" width="401" caption="tayang dalam edisi cetak Koran Suara Pembaruan 29 April 2012"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun