Berbahagialah kita tercipta menjadi manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna dan ‘mulia’, kita sudah mendapatkan hak istimewanya yaitu “Hak untuk Memilih”
Kita seringkali mendengar perkatakan bahwa ‘segala sesuatu di dunia ini terjadi atas kehendakNya’, demikian pula yang terjadi pada manusia, hanya karena kehendakNyalah, maka kita memiliki segala hal yang lebih dari makhluk hidup lainnya. Manusia memiliki akal budi, Manusia memiliki Nurani, manusia memiliki Pengharapan. Binatang tidak mempunyai harapan untuk mengubah hidupnya, walaupun dia seekor anjing lucu yang menjadi kesayangan pemeliharanya, tetap saja dia tidak bsia berharap untuk mengubah kehidupannya pada apa yang membuatnya lebih bahagia.
Untuk apa Tuhan memberikan kita hak istimewa tersebut, karena sang Pencipta menginginkan kita dapat mempertimbangkan segala sesuatu dengan bijak , dan mengambil keputusan yang baik yang dipikirkan dengan pertimbangan hati nurani. Semakin lama kita menjalani kehidupan ini, semakin banyak hal ditawarkan dan semakin rumit untuk kita menjatuhkan keputusan yang harus kita ambil. Kadang demikian rumit sampai kita berpikir, tidak ada jalan lain.
Kebijaksanaan memang tidak bisa dimiliki manusia secara instant, hal ini merupakan suatu proses kedewasan hidup, dimana pengalaman dan tempaan batin mampu membentuk ‘proses belajar’ yang solid untuk melanjutkan hidup ini. Proses belajar ini kadang demikian rumit dan membuat kita menderita sampai kita mengatakannya sebagai ‘cobaan hidup’
Betul Tuhan menciptakan kita dengan hak istimewanya, yaitu kita diberi pilihan dalam memutuskan pilihan mana yang akan dijalankan, tetapi bukan berarti kita bisa menentukan seenaknya, sering manusia menderita akibat ulahnya sendiri, dia menutup telinganya dari bisikan nuraninya sendiri, dia menutup mata hatinya, demi kepentingan/ keuntungan dirinya sendiri, padahal yang ditempuhnya, hanya kemenangan semu.
Contoh soal kita banyak melihat ulah pengecut dari orang-orang yang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri, dengan menginjak kepala orang (baca: mengorbankan orang lain), dimana hal tersebut dimaksud, agar dirinya tidak tenggelam dalam persoalan pelik yang sedang dihadapinya, mereka berpikir dengan kepala orang yang dipakai untuk menganjalnya, mereka akan terlepas dari masalah, orang lain menderita dan jadi korban, itu bukan urusan dirinya.
Sekali lagi, karena sebagai sesama manusia kita punya hak untuk memilih, maka sebagai orang yang dikorbankanpun kita punya pilihan, mau membiarkan diri tetap mendeita sebagai korban, atau berusaha melepaskan diri. Semua punya konsekwensinya sendiri, segala keputusan mengandung resiko, Nuranilah yang akan meminimalkan resiko itu, pakailah kepekaan batin agar kita mampu mengambil keputusan dengan bijaksana.
Hidup merupakan perjalanan pribadi setiap orang, tidak ada proses hidup diwakilkan, semua harus dihayati sendiri. Harta dan nama besar yang dimiliki ketika kita menjalankan kehidupan ini, mungkin akan berguna, tetapi ketika kita mati, semua itu ditinggalkan, tidak ada mayat yang akan mengotong brankasnya untuk turut serta dalam liang kuburnya, segala hal yang ada pada kehidupan adalah milik orang hidup. Ketika kita mati yang menyertai kita hanya amal perbuatan, baik buruknya prilaku kita akan dikenang, seperti pepatah mengatakan ‘harimau mati meninggalkan belangnya, manusia mati meninggalkan namanya’
[caption id="attachment_106898" align="aligncenter" width="482" caption="by google"][/caption]
Filosofi kehidupan dalam sebuah film
AFTER LIFE film olahan sutradara Agnieszka Wojtowicz-Voslo, cukup bagus untuk disaksikan, dimana sebuah alur cerita yang diisi dengan teka-teki kehidupan setelah kematian, apa betul banyak dari kita yang lebih takut untuk hidup daripada menjalani kematian?
Christina Ricci yang berperan sebagai Anna Taylor, seorang guru yang sedang bermasalah interaksi dengan pacarnya, mengalami kecelakaanketika dia mengendari mobilnya, hal tersebut membuatnya dirinya dinyatakan telah meninggal dunia,Tidak ada yang dingatnya, kecuali ketika dia sadar dan berhadapan dengan seorang direktur pemakaman, Eliot Deacon yang diperankan Liam Neeson yang ternyata memiliki kekuatan supranatural, dimana Deacon mampu berdialog dan melihat Anna sebagaimana dia hidup. Pengurus jenazah tersebut menerangkan, banyak orang yang meninggal tapi berusaha menyanggah kematiannya sendiri, dia merasa belum mati, dia ingin hidup, banyak hal yang belum terselesaikan dalam hidup ini. Tetapi ketika ditantang untuk pergi membuktikan, bahwa dirinya masih menginginkan kehidupannya, banyak yang memilih, bersyukur karena hidupnya sudah berakhir. Sebab merasa hidupnya di dunia yang penuh kerutinan dan tidak bermakna, mereka menganggap hidup terlalu rumit dan menyedihkan, maka berakhirnya siklus kehidupan, merupakan suatu hal yang mereka rindukan, hal tersebut bisa berlangsung dengan kesadaran atau tidak disadari.
Dimensi waktu belum dapat dikuasai oleh manusia, kita tidak dapat mengulang waktu yang sudah lalu, segala perbuatan, kejadian akan berlalu tanpa bisa kita menghentikan waktu untuk kembali mengulang dengan kisah yang lebih baik menurut versi kita masing-masing.
Kita tidak mampu mengulang kejadian lampau, juga tidak bisa mnegintip kejadian akan datang, maka kita harus hati-hati menentukan langkah untuk menapaki kehidupan ini, untuk menghindari penyesalan diakhir cerita hidup ini.
Beberapa film seperti ‘The Voyager’, ‘Back to future’ atau sebuah novel ‘Harry Potter dan The Prisoner of Azkaban’yang mengisahkan manusia mampu menembus ruang dan waktu untuk merubah masa depan. Ketiga kisah yang berbeda ini, memberi tahu apapun yang kita lakukan di masa lalu akan mempengaruhi masa depan. Pelajaran utamanya adalah, tindakan kita akan selalu menjadi hal berarti untuk masa yang akan datang, maka hati-hatilah bertindak.
Marilah kita hidup dengan cermat membuat keputusan dan hati-hati melangkah, karena kita tidak bisa berjalan mundur ke waktu lampau untuk membuat koreksi, yang bisa kita buat hanya intropkesi diri agar kejadian lampau yang salah langkah tidak membuat kita tetap terpuruk karenanya.
[caption id="attachment_106899" align="aligncenter" width="300" caption="by google"][/caption]
Semangat tak pernah habis
Seorang teman yang tinggal di Jepang dengan gamblang menerangkan semangat orang Jepang yang terkenal yaitu GAMBARU, kata yang terdiri dari dua karakter dengan arti "keras" dan "mengencangkan". Jadi image yang bisa didapat dari paduan karakter ini adalah "mau sesulit apapun itu persoalan yang dihadapi, kita harus kuat dan terus mengencangkan diri sendiri, agar kita bisa menang atas persoalan itu" maksudnya kita jangan manja terhadap kehidupan, tapi anggap semua persoalan itu adalah sebuah kewajaran dalam hidup, namanya hidup memang pada dasarnya banyak masalah yang membuat kita susah, jadi jangan harap hidup itu mudah, tetapi persoalan hidup hanya bisa dihadapi dengan gambaru, yaitu semangat sampai memenangkan masalah itu sendiri.
Seringkali mata kita tidak terfokus kepada keunggulan yang kita punya, kita terlalu asyik melihat keunggulan orang lain.! dari keasyikan kekaguman, berangsur menjadi iri, itulah penyakit.! kita asyik berdecak kagum pada karya orang, dan mencemooh diri sendiri yang tidak berbuat apapun. kita lupa, bahwa sebuah nilai akan diberikan pada perbuatan kita, terlepas hal itu negatif atau positif.
Hidup bukanlah hanya warna hitam dan putih, banyak warna lain didalamnya, kapan kita akan mengenal dan bergulat dengan warna-warna tersebut, kita yang menentukan, kita yang memilih dan bertanggung jawab atas semuanya. Hidup adalah sebuah pilihan dengan tanggung jawab, bukan hanya berani memilih dan menyalahkan Tuhan atas hal yang tidak kita inginkan terjadi, tetapi kita berani untuk menjalani kehidupan ini dengan tanggung jawab penuh, sepanjang hayat masih dikandung badan..
Semoga tulisan ini ada manfaatnya untuk kita baca dan renungkan bersama.
tayang edisi cetak, koran S. P 8 mei 2011
salam bahagia selalu,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H