Mohon tunggu...
L H
L H Mohon Tunggu... profesional -

seorang ibu yang senang membaca & menulis ------------------ @ di Kompasiana ini TIDAK pernah pakai nick lain selain nama asli yg skg disingkat menjadi LH.----- di koki-detik pakai nick 'srikandi' \r\n\r\n----------------\r\nMy Website: \r\nhttp://www.liannyhendranata.com\r\n\r\n----------------\r\n\r\nmy twitter : \r\nhttp://twitter.com/#!/Lianny_LH\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Dimalam Natal adikku meninggal di kamar kostnya

24 Desember 2009   12:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:47 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ketika saat yang sangat berat karena ditinggalkan orang yang sangat kita cinta, ada satu pelajaran yang saya dapatkan, bahwa kelahiran dan kematian itu adalah hal yang biasa, hal yang akan terjadi pada setiap orang.

Kehidupan itu perjalanan pribadi setiap orang, tidak ada yang bisa mewakili atau diwakili, pahala dan dosa ditanggung masing-masing orang sesuai amal perbuatannya ketika dia dilahirkan, hidup dan mati.

Adiku meninggal dimalam natal dalam kesendirian

Adik saya yang sejak lulus SMA memilih tinggal di Bali, kerja sambil kuliah, pertemuan terakhir saya dengannya, saat menjelang saya melahirkan anak ke tiga, mama minta dia untuk bantu mengurus 2 anak saya yang masih balita. Setelah saya selesai melahirkan dan pulang kerumah, Adik saya pamit untuk kembali ke Bali, karena kerjaan dan kursus bahasanya jadi terlantar.. saya menahannya, sebab beberapa hari lagi adalah ulang tahunnya, saya mau kita merayakan sekeluarga, sambil adakan kebaktian untuk mengucap syukur atas keselamatan kami, ibu dan bayi dalam proses melahirkan yang sulit.

Adik saya tetap bersikeras pulang juga, dia bilang.. kebaktian pengucapan syukurnya nanti saja, sekalian waktu natalan atau akhir tahun. Dengan sangat berat saya ikut membereskan bawaannya, dia punya 1 kamar pribadi di rumah saya, karena 3 tahun masa SMA nya tinggal bersama saya.Dia bilang : “kak, sekali ini saya tidak bawa banyak barang, nanti repot kalau kamu harus bereskan semua” Boleh saya titip pesan kak, saya ingin jadi donor organ.! saya merasa jika kita mati terus organ kita terbawa dikubur, 'kan sayang.! lebih baik dipakai untuk orang yang membutuhkannya.

saat itu, saya marah, dengan mengatakan, jangan bicara yang bukan-bukanlah, kamu masih muda, jauh lebih muda dari saya, pasti saya dulu yang akan mati, nah saat itu kamu boleh buat apa saja pada tubuh saya, karena saya tidak pesan apa-apa, mau dikubur kek, mau dibakar kek, terserah yang masih hidup.! tapi kenapa sih kamu bicarakan hal ini.? saya coba mengakhiri obrolan tersebut.

Hubungan jarak jauh kami tetap berlangsung, walaupun tidak sebagus zaman sekarang, masing2 orang punya HP, saat itu, adik saya memanfaatkan promosi dari telkom untuk hubungan jarak jauh nasional yang dilakukan diatas jam 12 malam, ada mendapat potongan harga 50%, jadi seminggu 2 atau 3x dia ke wartel untuk ngobrol dengan saya diatas jam 12 malam waktu Bali, walaupun saya kadang ngantuk sekali, tetap saya tunggu saat-saat telepon rumah berdering, dan saya selalu rindu suaranya yang riang menceritakan apa saja yang dia alami.

Kado yang tidak sempat dibuka

Untuk hadiah ulang tahunnya, saya belikan dia gaun dan tas tangan.. saya ingin dia terlihat cantik, dalam kebaktian malam tahun baru nanti memakai gaun dan tas itu. Maka bungkusan kado itu saya simpan di lemari, niat saya kalau dia pulang baru diserahkan.

Waktu yang ditunggupun tiba, dalam bulan Desember beberapa kali kami ngobrol, dan dia bilang, akan pulang pada hari yang mepet sekali dengan hari natal, karena kerjaannya harus diselesaikan dulu.

Saya minta kepastian karena tanggal 28 desember saya harus ke Semarang, untuk kumpul dengan mertua dan keluarga besar suami. Akhirnya dia katakan, akan pulang tanggal 24 Desember, jadi kalau tanggal 28, saya akan menengok mertua ke Semarang, dia ingin ikut karena dengan keluarga besar suami saya, dia sangat akrab.

Seminggu sebelum natal dia masih telepon menanyakan keadaan mama dan papa, katanya, kangen dengan papa mama, dia ambil kerja sambilan dengan mobil yang dibeli secara cicilan, dia sering jadi pengantar turis asing ‘tak resmi’.Dia bercerita : “Kak, saya sengaja selalu pilih pasangan turis tua, seolah saya lagi membawa papa mama berlibur di Bali yang indah ini”

Kami kehilangan kontak

Sudah 3 hari mama panik, dan sering telepon menanyakan kemana adik saya tidak pulang dan tidak ada kabarnya, ini sudah tanggal 23 Desember, besok sudah malam natal..!

Saya coba lacak pada telepon Rumah mondoknya, bunyi telepon eror terus… saya tidak punya no telepon lain, saya harus cari kemana..? lagi panik mencari kabar dengan tidak tau harus gimana, tau-tau telepon berdering….. duh langsung saya samber… eh ternyata temannya yang telepon, memberi kabar: “Kak, adikmu dapat tiket tanggal 26, karena tukar dengan tiket saya, sebab saya harus pulang lebih cepat, karena ibu masuk RS".

Saya mulai tenang memberitau mama tentang kabar ini, sekarang sudah lewat tanggal 25 Desember jadi kami tunggu tanggal 27 Desember, jika berangkat dari Bali dengan bis tanggal 26, pasti sampainya di pool bis Lorena Bogor tanggal 27 pagi.. kami menunggu dengan tidak sabar..

kembali saya panik (entah kenapa, ada rasa yang tidak enak, tapi tidak tau itu apa) dengan menelepon temannya yang tukaran tiket, dan saya tanyakan kenapa telepon di rumah pondokan mereka tidak bisa dihubungi, dia menjawab memang teleponnya lagi rusak.

Saya tanya siapa aja yang masih ada di rumah itu, mengingat liburan akhir tahun semua pulang..

temannya menjawab, tinggal adik saya.!. tapi dia akan pulang dengan beberapa teman, yang janjian akan berkumpul di terminal bis pada saat hari keberangkatan, dan teman2 ini berbeda kota/ desa di Bali.

Saya pamit pada mama dan papa untuk berangkat ke Semarang, karena tidak mungkin menunggu adik saya lagi, saya pesan pada mama kalau dia datang, minta menyusul saja ke Semarang sekalian dengan papa dan mama, jadi kita merayakan penggantian tahun bersama.

Sampai di Semarang, saya Tanya mama.. apa adik sudah sampai..?

mama menjawab : belum..!

saya coba telepon lagi ke Bali .. tidak bisa juga menyambung.!

Tiket bisnya diberikan pada temannya

Tanggal 29 Desember pagi, mama telepon mengatakan, temannya yang tukaran tiket itu memberitau, waktu semua teman yang janjian ketemu di terminal tanggal 26 itu, adik saya tidak datang.. mereka tetap pulang ke Jakarta, tapi sekarang minta tolong seorang teman yang tidak pulang, untuk mendatangi rumah pondokan adik saya, dan nanti jika ada kabar.. dia akan segera memberitau mama lagi.

Malam harinya, saya mendapat telepon dari teman adik yang di Bali, dilanjutkan dengan suara seorang polisi yang memberi kabar didahului ucapan, turut prihatin…… ternyata adik saya meninggal dalam kamarnya. Sekarang sudah dibawa ke RS Sanglah Denpasar.

Saya histeris sampai gagang telepon terjatuh, dan ipar saya mengambil alih telepon dan bicara dengan polisi tersebut. Kira-kira 10 menit kemudian, tetangga mama menelepon memberitau hal yang sama.! Ledakan tangis menjadi-jadi karena semua keluarga besar suami saya ikut sedih, mereka semua suka dengan adik saya yang supel dan riang.

Kami diaturkan, untuk sama-sama menuju Bali, saya dan suami berangkat dari Jogya, dan mama dan papa berangkat dari Jakarta, saya minta tetangga mama untuk membantu mengurusnya.! Ternyata tiket ke Bali sangat sulit didapat, masa liburan akhir tahun dan Bali saat itu sedang masa puncak kejayaan turis karena belum ada peristiwa bom Bali.

Singkat cerita, kami sampai di RS Sanglah, dan team dokter, minta segera saya menanda tangani surat izin otopsi untuk pemeriksaan dan kepastian kematian. Saya tertegun melihat adik yang lincah, sekarang diam membeku setelah 2 hari didalam peti es RS. Saya ingat dialog permintaan tentang mendonorkan semua organnya..! pedih hati saya ingat ini, bagaimana dia meninggal dalam kesendirian, kenapa dia pergi demikian cepat dalam usia baru 23 tahun, dan selama ini terlihat lincah dan sehat-sehat saja, bahkan perawakannya jauh lebih tinggi dan besar dibanding saya.

Mama dan papa histeris, waktu saya katakan, ada amanat / pesan almarhum untuk mendonorkan semua organnya. Mama dan papa tidak mengizinkan…!, beliau mengatakan, kenapa tubuhnya harus dirusak, biarkan dia pergi dengan tubuh yang utuh..! saya tidak mampu berbuat banyak, karena saya memikirkan keadaan papa dan mama yang shock berat ditinggal si bungsu dengan demikian keadaannya.

Hasil otopsi mengatakan, penyebab kematian adik saya adalah kebocoran jantung yang tidak terditeksi maka meninggal dalam tidur, ini sering terjadi dalam kasus serupa. Setelah proses yang fantastis dengan segala kesedihan, kami membereskan mobil dan kamarnya, saya sempat histeris karena di tempat tidurnya saya temukan 1 tas, siap dibawa berisi kado-kado Natal, masing2 tertulis nama anak2 saya, untuk saya dan suami, juga untuk mama dan papa, tak ketinggalan 1 kado untuk kakak laki2nya.!

Saya berkesimpulan tas itu dia dekap dalam tidurnya, yang akhirnya merupakan tidur abadinya Tepat pada hari natal dalam kesendiriannya, dia tidak pernah terbangun lagi.!Saya tau dia begitu rindu pada keluarganya. Hari Natal selanjutnya, tidak akan sama lagi, Dik.. tanpa kehadiranmu bersama kami.!

saya hanya melamun, seandainya dia tidak menukarkan tiket bis miliknya untuk diberikan pada temannya yang lebih membutuhkan karena ibunya sakit, mungkin dia akan meninggal jika ini takdirnya, tapi paling tidak dia meninggal ditengah-tengah kami orang yang mencintainya dan dicintainya. Tapi dia terlalu mulia hatinya, maka Tuhan membiarkan dia kembali ke sisi Nya dengan cepat.

Waktu saya menulis artikel ini, dan membuka kembali kotak berisi surat-surat yang pernah adik kirimkan,

ada puisi di kartu ulang tahun yang dia kirim,

merupakan kartu ucapan Selamat Ulang Tahun terakhir yang saya terima dari dia.

Kak, sebuah lilin menyala, tidak akan kehabisan apinya,

ketika dia membantu lilin lain untuk menyalah.!

Kak, kita adalah salah satu lilin yang menyalah,

Semoga kita tidak pernah lelah membagi api semangat kita untuk orang lain.!

Kak, marilah nyalahkan api lilin kasihmu dan bagikan pada orang yang memerlukannya.

Saat itu karena kesedihan yang sangat dalam ditinggal mati oleh adik perempuan satu-satunya dari kami tiga saudara, saya sampai 'hilang akal' untuk meminta pada 'guru suci' di Bali tempat adik saya meninggal, untuk bisa menghidupkan lagi adik saya yang diperkirakan hanya 'mati suri', dan sang 'guru' memberi syarat untuk saya mengumpulkan 7 gelas beras yang berasal dari 7 keluarga yang belum pernah ada satupun anggota keluarganya yang meninggal dunia. Saya pikir hanya 7 keluarga saja, adahal syarat yang gampang, dan ternyataaaaaaaa

saya sudah berkeliling 3 hari 3 malam untuk meminta 1 gelas beras pada keluarga yang belum pernah ada peristiwa kematian, duuuuh ternyata tidak ada satupun keluarga yang belum pernah tidak mengalami kematian, walaupun sebuah keluarga muda tapi mereka tetap pernah alami kematian dalam keluarganya, baik itu nenek buyutnya atau cicitnya sekalipun, jadi kesimpulannya tidak ada satupun keluarga yang tidak mengalami kehilangan anggota keluarganya, kata lain tidak ada satupun manusia di dunia yang bisa tetap hidup abadi.

SELAMAT NATAL 2009

DAMAI SEJAHTERA BAGI SEGALA UMAT

salam sejahtera,

Lianny Hendranata

Ket : foto diambil dari image google.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun