Mohon tunggu...
L H
L H Mohon Tunggu... profesional -

seorang ibu yang senang membaca & menulis ------------------ @ di Kompasiana ini TIDAK pernah pakai nick lain selain nama asli yg skg disingkat menjadi LH.----- di koki-detik pakai nick 'srikandi' \r\n\r\n----------------\r\nMy Website: \r\nhttp://www.liannyhendranata.com\r\n\r\n----------------\r\n\r\nmy twitter : \r\nhttp://twitter.com/#!/Lianny_LH\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta & Benci, Sudahkah Anda Mengalaminya?

29 September 2010   09:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:52 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah menjadi kenyataan bahwa kehidupan manusia sungguh sulit terpisahkan dari perasaan Cinta dan Benci, kedua bentuk perasaan ini saling mengisi, saling melengkapi seakan menjadi dasar kehidupan manusia. kemudian efek dari kedua perasaan ini menimbulkan banyak inspirasi untuk seni dan kebudayaan manusia itu sendiri.

Banyak ahli mengorbankan jam-jam hidupnya untuk penelitian, dan mencoba merumuskan secara ilmiah apa itu yang disebut Cinta, dengan segala aspek dan efeknya bagi kehidupan manusia.

Misteri Cinta

Dalam gelapnya gedung teater Broadway pada th 1950 penonton dalam gedung begitu terpesona oleh Ezio Pinza yang melontarkan renungannya berupa pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini:

·Siapa yang dapat menjelaskan apa sesungguhnya yang disebut Cinta.?

·Siapa yang dapat menjelaskan mengapa ada Cinta.?

·Siapa yang dapat menjelaskan kenapa kita butuh Cinta.?

Orang Pesimis memberikan komentarnya: Para Orang tolol memberi jawaban macam-macam pada anda, sementara Orang Bijak tidak pernah mencoba untuk menawarkan jawabannya!

foto ilustrasi, pinjam dari image google

Sigmund Freud menjelang akhir hayatnya meninggalkan warisannya berupa kata-kata demikian: “Kita benar-benar hanya tahu sedikit sekali tentang apa yang disebut Cinta”

Wasiat tersebut meninggalkan doktrin dalam ilmu pengetahuan sampai awal tahun tujuhpuluhan. Pada saat memasuki abad ke 21 barulah para ilmuwan sepakat menyimpulkan peneltiannya bahwa Cinta adalah:Campuran dari Psikologi, Biologi dan Kimia yang bisa dihitung dan didifinisikan.

Berangkat dari studi-studi ilmiah diatas sekarang kita kembali kehal nyata dengan pertanyaan awal Yaitu: Apakah Cinta yang sesungguhnya? Banyak ahli jiwa dan tokoh keagamaan yang mencoba menjawab diantaranya :

1) Cinta sebagai Inspirasi kehidupan,

2) Cinta sebagai obat yang mujarab bagi manusia itu sendiri, sekaligus  sebagai pembunuh ampuh yang sadis, banyak orang kehilangan Cinta menjadi penderita Kanker dan penyakit ganas lainnya

3) Cinta sebagai benda taruhan karena demi Cinta segala hal dipertaruhkantermasuk Tahta dan harta serta kehidupan itu sendiri terbukti banyak yang rela mati demi Cinta.

4) Cinta sebagai benda langka yang harus dicari dan diperjuangkan untuk tetapdimiliki, dipertahankan, dan sebagainya.

Difinisi Cinta dan Benci

Perasaan Cinta muncul dari kemelekatan manusia dari keinginan akan segala sesuatu yang disenangi, sedangkan perasaan Bencimuncul karena seseorang tidak ingin bertemu dengan segala sesuatu yang tidak disukainya. (Bhikkhu Uttamo Therra)

Perasaan Cinta tidak mengenal bangsa, budaya maupun usia bahkan tidak mengenal situasi dan kondisi dari manusia manapun didunia ini.

Rasa Cinta selain berisi harapan untuk selalu dekat dengan segala hal yang diinginkan, juga memiliki pemahaman untuk selalu membahagiakan orang yang dicintai.

Sang Buddha berhasil merumuskan dan menjabarkan sebagai berikut:  "Ungkapan Cinta yang sesungguhnya digambarkan seperti seorang ibu yang sangat sayang dan selalu ingin melindungi serta membahagiakan anak tunggalnya, ia tidak mungkin melihat anak kesayangannya menderita dan bersedih."

kesimpulannya: Cinta adalah dimana seseorang merasa tidak berbahagia bila melihat orang yang dicintainya menderita. Juga tidak akan senang bila melihat orang yang dicintainya bersedih.

Melihat penjabaran tersebut bisa dimengerti bahwa sesungguhnya Cinta seorang ibu tanpa pamrih, tanpa mengharapkan balasan apapun. Inilah kwalitas Cinta yang disarankan sang Buddha untuk ditiru oleh seluruh umat manusia dan diterapkan dalam segala bentuk Cinta, baik cinta antar kekasih, cinta antara suami istri, cinta antar anak orang tua, cinta antar saudara, cinta antar sahabat dan sebagainya.

Karena dengan difinisi cinta yang diwujudkan sebagai keadaan dimana selalu ingin orang yang dicintai berbahagia, akanmembuat dunia ini damai sejahtera. Tokoh semua agama didunia mengingatkan bahwa itulah azas utama keagamaan yaitu mengajarkan manusia untuk: Memberi dan Menerima Cinta.

Untuk perasaan Benci sang Buddha menyarankan: Jangan karena marah dan benci mengharapkan orang lain celaka!  Nah, siapkah anda untuk jatuh cinta? Banyak pendapat yang mengatakan bahwa Perkawinan diibaratkan sebagaiPerjalanan Cinta Yang Teruji(Ujian dari Cinta)

Salam bahagia untuk semua, semoga tulisan lama saya ini (pernah tayang di SP 10 Agustus 2003) bisa bermanfaat untuk mengingatkan kita tentang perasan  CINTA & BENCI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun