Sulit untuk mendeteksi proses awal yang membuat hubungan Anda merenggang terhadap pasangan.Oleh karena itu, kita mungkin merasa terkejut, ketika tiba-tiba dihadapkan pada suatu kenyataan, bahwa dalam kenyataannya, kita sudah sangat ‘jauh’ dan terasa hidup dengan orang asing yang tidak Anda kenali lagi. Gesekan amarah mulai terasa, dan letupan emosi mulai meledak.
[caption id="attachment_97773" align="aligncenter" width="650" caption="pinjam dari image google"][/caption]
Walaupun tidak berbahaya, kebosanan adalah salah satu penghancur utama suatu hubungan begitu juga perkawinan. Kebosanan menghancurkan dari dalam, bergantung dari kepribadian masing-masing orang yang terlibat dalam hal usaha. Memperbaiki dan melepaskan diri dari kebosanan.
Jangan sia-siakan diri Anda menanti-nanti keajaiban untuk menghilangkan kebosanan, Segera lakukan usaha untuk menghilangkannya, misal mencoba untuk pergilah keluar berdua. Buatlah sesuatu yang di luar kebiasaan Anda berdua dengan tujuan positif seperti Bulan Madu Kedua. atau sama-sama untuk saling memberi saran untuk perubahan penampilan baik potongan rambut, warna pakaian bahkan penempatan perabotan ruang tidur, atau seisi rumah.
Perlu Anda ingat yang dihampiri kebosanan bukan diri Anda saja, sebabbiasanya pasangan kita pun merasakan hal yang sama. Hanya saja tergantung kembali pada kepribadian masing-masing pihak ada yang diam-diam bisa memecahkan masalah kebosanan terhadap pasangannya dengan sikap positif, tapi tak jarang penyelewengan terjadi bukan karena cinta antar pasangan sudah luntur tapi semata-mata karena bosan dan hubungan jadi monoton yang masuk dalam pola rutinitas.
Pasangan yang memendam rasa kecewanya dan diam-diam memelihara fantasinya sendiri, yaitu akan adanya seseorang yang akan ditemui dikemudian hari yang memenuhi persyaratannya itulah bibit penyakit, yang akan mematikan secara perlahan-lahan gairah terhadap pasangan, dan menjadi bumerang dalam hidup perkawinan itu sendiri.
Jika suatu pikiran sudah melenceng, Anda perlu menentukan apakah yang sudah mengusik Anda dan seberapa perlukah Anda meluruskan masalah ini. Jika Anda tidak mampu menghadapi rasa tidak puas Anda secara arif bijaksana, Anda menghadapi risiko menjadi sakit. Rasa marah, rasa kecewa yang dipendam menimbulkan bom waktu menyebabkandepresi dan Anda akan menghadapi kehilangan rasa percaya diri, rasa hormat pada diri sendiri dan akhirnya tidak dapat mengendalikan diri sendiri.
Jika Anda mempunyai standar kualitas tertentu dari diri pasangan yang Anda bayangkan bisa membuat diri anda berbahagia sebagai pasangan hidup. Jika pencarian target standar tersebut tidak Anda dapatkan setelah masuk dalam perkawinan, sebaiknya Anda lupakan dan belajarlah menerima pasangan Anda sebagaimana adanya.
semoga tulisan ini bermanfaat,
salam bahagia untuk semua,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H