(J50K) bagian kedua Ringkasan cerita: Kemuning memergoki pak Kepala Sekolah sedang bercumbu dengan guru bahasa Inggrisnya. Aku Kemuning, Jangan Paksa Menjadi Tulip sorry...sorry...bu.! suara Nining memelas sambil cengengesan, dia ketangkap basah oleh ibu Entin, guru piket yang galak, lagi jajan di kantin sementara jam pelajaran lagi berlangsung. "Kamu ini, sudah salah masih sura sori.! ayooo ketemukan guru kelasmu. kita lihat apa hukuman untuk anak nakal seperti kamu.!" Terdengar suara khas bu Entin ngedumel sambil menyeret lengan Nining menuju kelas Met siang pagi pak Roy...... Sapa bu Entin memasuki kelas sambil menyeret lengan Kemuning, lagaknya seperti sipir penjara yang menangkap basah tahanan. 'Met pagi bu Entin, wow dapat tangkapan ya?' Mata pak Roy membelalak memandang Nining yang nyegir 'asem' iya pak, ini anak saya temukan lagi jajan di kantin.! entah apa alasannya pada bapak, sehingga dia bisa keluyuran di saat jam pelajaran.
Rasain lu, Grrrrr anak-anak sekelas ramai, bisik-bisik dan tertawa menyaksikan pengadilan di muka kelas "awas lu, masa ada temen kejepit, lu pada seneng.!" teriak Nining sambil mencibir, disambut gelak teman-temannya "Lu kayak tikus masuk perangkap.! bego sih lu, mau jajan bukan lihat dulu siapa yang ronda.!" suara Bram ketua kelas berteriak diam Lu, gue lagi apes nih, jangan ditambahin lagi sama sumpah serapah lu.! "ni bawa surat saya ke kepala sekolah, minta tanda tangannya, dan sekalian kamu bawa tasmu, biar orang tuamu yang datang kesini". Pak Roy menyodorkan lemebra kertas pada Kemuning. Lho........pak, aku yang sekolah, masa orang tuaku yang diminta datang kesini? Nining masih ngenyel, berjuang untuk meringankan skorsing yang akan diterapkan padanya "Kami guru-guru, sudah terlalu sering memberimu nasihat agar jadi anak yang baik, sekarang kita lihat bagaimana orang tuamu bicara dengan kami". Pak Roy menjawab dengan sengit, menahan emosi, karena dia memang jengkel sekali dengan tingkah anak muridnya yang satu ini Pak, Orang tua saya sibuk, apalagi sekarang baru jadi penganten baru.! 'Stop ocehanmu.! ayoo jalan kau, temui pak Jaka di kantornya.!' setengah berteriak Roy memerintah ayooo jalan, bu Entin segera menarik lengan Nining lagi. Yaeeeeeeeeeh, payah ini sekolahan, gue yang sekolah, masa orang tua yang disuruh kesini.! Nining ngedumel sambil meraih tasnya, segera meninggalkan ruang kelas sesampainya di aula menuju Ruang kepala sekolah, bu Erna menyapa bu Entin, dan mereka terlibat obrolan seru, sehingga bu Entin, meminta Nining berjalan sendiri ke Kantor Pak Jaka kepala sekolah. Nining menuju kantor pak Jaka, dan dari kejauhan melalui jendela kaca, dia melihat adegan yang 'seru' antara pak Jaka dan bu Reny guru bahasa Inggris. wow, ini surat bebas buat gue.! seru Nining berjingkrak sengaja dia tidak mengetuk pintu ruang kepala sekolahnya, dia langsung membuka pintu.! sambil memberi salam, 'met siang pak.!, sengaja suraanya dibesarkan volumenya dan Pak Jaka dan Bu Reny langsung merah padam wajahnya. Hai, kamu ini.....................apa tidak punya sopan santun.! masuk tanpa mengetuk pintu.! Teriak Pak Jaka yang belingsatan karena tertangkap basah oleh muridnya sedang mencium bibir bu Reny Yeeeeeeh telingga bapak tuli kali, lagi seru sih.! aku tadi sudah lama mengetuk pintu.! tapi tidak ada reaksi, makanya aku langsung masuk.!. Dengan suara keras dan nada nakal, Nining menjawab Bu Reny wajahnya pucat pasi, dia tau akibat hal ini, pasti jadi mendadak tenar. apalagi yang memergokinnya ini si Kemuning, murid yang paling nyentrik, sableng, selebor, Huh apalagi julukkan untuk mu Ning.!. demikian batin Reny berkecamuk
bersambung.....................kebagian ketiga berjalan di km 1.070 Sumber: http://inspirasilh.blogspot.com/2012/01/bagian-kedua-aku-kemuning-jangan-paksa.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H