Dunia usaha belakang ini mengalami krisis terutama negara-negara Eropa, yang sudah didahului juga oleh negara Amerika Serikat. Hal ini bukan saja menghasilkan keterpurukan dalam penjualan karena daya beli masyarakat yang menurun, Tetapi menghasilkan banyak pengangguran karena perusahaan mengurangi tenaga kerja, demi mengimbangi produksi yang terpaksa diturunkan kapasitasnya.
Seberapa besar ketabahan seseorang menghadapi badai kehidupannya, terlihat dari bagaimana dia memandang kendala yang muncul dalam jalan hidupnya. Sayangnya banyak orang yang mencoba bertahan dengan egonya, sehingga menghambat pandangannya untuk melihat peluang lain yang ada. Sebuah kalimat bijaksana berkata "seringkali kita terlalu terpukau memandang sebuah pintu yang tertutup, sehingga lupa untuk melihat ada jendela sebagai jalan keluar darurat"
Penderitaan banyak sekali hubungannya dengan alam pikiran seseorang, selain trauma-trauma masa lalu yang mengendap pada jiwanya, tetapi juga oleh tidak mampuannya menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Dalam hidup ini, derita atau penderitaan muncul berkaitan dengan Rejeki, kesehatan dan harga diri. (dikutip dari buku DAK, Suwardi Tanu)
Rasa derita yang muncul karena disebabkan oleh rejeki, umumnya lebih berkaitan dengan fisik, sebagai contoh sederhana yang banyak bisa kita lihat, penderitaan seorang anak jalanan yang kelaparan dan hidup menderita di bawah kolong jembatan.
Rasa derita yang berkaitan dengan kesehatan, umumnya kita melihat derita penderita kanker stadium akhir, sel-sel tubuh yang memberontak dalam pertahanan hidup sendiri membuat penderitaan yang tiada tara, kesakitan, kerapuhan jiwa dan keputus-asaan menjadi rentetan penderitaan yang dialami.
Rasa derita yang berkait dengan harga diri, umumnya hal ini kita melihat interaksi dan relasi dari sekumpulan orang atau hubungan dua orang saja, seperti contohnya, seorang istri yang dihianati oleh suaminya, jiwanya sangat menderita lebih parah dari fisiknya. Bisa saja secara fisik dia masih berjaya karena seluruh harta yang ada masih menjadi miliknya, tetapi secara kejiwaan ada suatu ‘harga diri’ yang jatuh dalam penderitaan panjang dengan pertanyaan umumnya ‘apa yang salah dengan diri saya, kenapa suami saya berpaling pada perempuan lain?’
Derita adalah hal kompleks dalam suatu siklus kehidupan, semua hal bisa menjadi pemicu penderitaan bagi seseorang atau kelompok.Sebagai contoh kasus, seorang klien terpaksa dirawat di Rumah Sakit Jiwa, dia mengalami depresi berat, setelah perusahaannya memintanya pensiun dini. Dia tidak bisa menerima kenyataan dirinya disingkirkan sebagai orang yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan tersebut. Padahal dia turut membangun perusahaan itu dari sejak mulai berdiri.
Sering kali jiwa kita 'shock' menghadapi sesuatu diluar perhitungan, dan lebih diperparah karena kita menilai diri 'lebih' dari orang lain. Sehingga kita menuntut hak lebih dari yang harus diterima orang lain. Demikian juga dengan klien ini. Jiwanya marah dan kecewa, sebagai orang yang turut membangun perusahaan, tiba-tiba disingkirkan secara terhormat dalam sebuah bungkusan kiasan bernama 'pensiun dini'. Jiwanya merasa ketidak adilan, dia merasa mengapa harus dia, yang tersingkir, bukan orang lain.
Kekuatan jiwa tiap orang berbeda-beda. Ada yang menganggap segala hal yang terjadi hanya berupa selingan dalam menjalankan kehidupan ini. Tetapi banyak yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan, terlebih perubahan yang membawa dampaktidak menyenangkan, contohnya memasuki masa pensiun, terlebih keadaan yang memang sengaja dipensiunkan oleh perusahaan.
Bagi orang yang kuat jiwanya, dia mampu memandang kasus 'pensiun'ini sebagai hal positif, dimana waktunya sekarang untuk istri dan anak, bahkan mungkin cucu yang dimiliki, menjadi lebih banyak kebersamaan, Maka untuk orang tersebut, jikaditawarkan pensiun dini, dia tetap bisa bahagia, tidak stres, tetap ceria. Karena dalam pikirannya, justru kondisi tersebut adalah suatu masasebagai suatu kesempatan untuk mengembangkan usaha pribadi, bukan lagi sebagai karyawan.Dia bisa jadi majikan untuk perusahaannya sendiri. Dan Jiwanya merasa bersyukur sebab situasi itulah, dia dapat memberikan kesempatan pada orang lain untuk menduduki posisinya, kehidupan yang bergulir sesuai porosnya, yang tua digantikan yang muda. Dan yang kecil bertumbuh untukmelanjutkan generasinya.
Cara pandang kita dalam menghadapi masalah, sangat menentukan hasil selanjutnya. Jika kita mampu menelaah hal dengan selalu berpandangan positif, tentu keadaan jauh lebih baik, dibanding kita terpuruk dengan marah dan kecewa.
Dalam hal ketrampilan kita mengubah sesuatu yang bersifat negatif menjadi hal positif, kita pantas meniru cara ibu dari Thomas Alfa Edison berpikir, beliau berkata "Ada 1001 satu alasan untuk kita gagal dan menyerah, Tetapi pasti ada 1 alasan untuk kita tetap bertahan"
Sikap mental yang perlu ditingkatkan dalam mengenali dan menghindari kegagalan adalah mawas diri.Berbekal dengan mawas diri ini diharapkan seseorang dapat mengenali siapa dirinya, antara lain, sifat sombongnya, rasa bangga yang berlebihan, rasa hak yang terlalu tinggi dan rasa gengsi.Dengan demikian dapat diketahui potensi keunggulan dan potensi kelemahannya sejak dini.
Mengenali potensi diri sendiri sejak dini, dapat membantu proses pencapaian dan bertahan pada suatu posisi jabatan dalam suatu perusahaan, dalam bisnis yang dimiliki dan dikelola sendiri atau bermitra dengan pihak lain.
Kegagalan dunia usaha, banyak disebabkan oleh kesalahan dalam merekrut orang yang akan mengisi posisi, baik sebagai direksi atau karyawan, dimana yang terjadi tidak sesuai ‘job deskripsi’ dan ‘background’ pendidikan tidak sesuai pekerjaan yang akan ditangani, bahkan tidak mengerti akan apa dan bagaimana dengan barang yang akan dibuat dan jual oleh perusahaan. Bagaimana kita bisa mengerjakan hal yang kita tidak pahami? Bagaimana kita bisa menjual barang yang tidak kita kenal? Tentu semua butuh waktu untuk menjadi ahlinya, dan gunakan kesempatan tersebut untuk menjadi seseorang yang mempunyai pengetahuan dan keahilan baru.
Banyak orang yang terpuruk dalam kekecewan karena pindah jabatan ini, dan menjadikan dia pribadi yang merasa salah tempat dan salah waktu dalam menjabat posisi tersebut. Jika memang kita sudah merasa salah tempat, sebaiknya kita secepatnya menyesuaikan diri dengan keadaan, atau mencari lahan baru yang memang sesuai dengan keterampilan yang kita miliki.
Hidup itu seni dan ketrampilan, kita tidak bisa minta diwakili oleh siapapun. Tiap individu punya standar perjuangan sendiri-sendiri. Kita tidak bisa memakai ukuran orang untuk mengukur ketabahan dan ketrampilan lolos dari satu masalah ke adalah lainnya. Kita tidak perlu mencemooh kelemahan jiwa orang lain.
Segalatindakan tentu saja mempunyai resiko, kadang tidak selamanya, kita mampu melihat segala resiko yang ada dibalik segala tindakan, Tetapi jika kita takut dengan resiko, maka kita akan jalan ditempat, semua berputar tanpa kejelasan.Richard M Nixon (1913-1994), Presiden Ke-37 Amerika Serikat (1969-74) memberitahu : “Jika enggan mengambil risiko, Anda tak akan pernah kalah. Tetapi tanpa berani menanggung risiko, Anda tak akan pernah menang" demikian juga kehidupan.
Jika masa pensiun itu kita pandang sebagai salah satu point dalam siklus kehidupan, Maka kita tidak perlu terlalu kuatir untuk menjalaninya. Jadikanlah semua yang kita harus hadapi menjadi nuansa baru dalam alur kehidupan ini.Setiap hari adalah harapan baru, hari kemarin hanyalah sejarah dari derap kehidupan, dan hari esok adalah masa depan, dimana kita bisa meneruskan untuk berkarya, berbuat untuk kebahagiaan diri dan orang lain.
salam hangat,
L.H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H