Matamu lebar selebar senyum palsumu
Mengerling buas, menyantap seleramu
Nafsu birahimu seperti larva gunung mengeledak
Kenaifan perasaan perempuan itu target geladakmu
Dengusan nafas panasmu, menerpa setiap sudut perasaan
Bunyi detak jantungmu, mengodam setiap ulah rendahmu
[caption id="attachment_143560" align="alignleft" width="300" caption="by google"][/caption]
Gerayangan tangan nakalmu mengiris pedih bagai semilu
Bulu kuduk meremang bagai melihat hantu disiang hari bolong
Kapan engkau berhenti, merenda kisah petualanganmu
Kepalsuan cinta, engkau lumatkan dalam-dalam pada kepompong
[caption id="attachment_143562" align="alignleft" width="300" caption="by google"][/caption]
Gila, bukan kata tepat untukmu
Bajingan masih terlalu sopan untukmu
Jalang, bukan kata yang cocok untukmu
Penjahat kelaminlah, itu gelar yang pas untukmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H