Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu poin dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, dimana kegiatan pengabdian ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa kapada masyarakat yang dilakukan tanpa imbalan dan hanya ingin menyebarkan energi positif untuk sekitarnya. Salah satu bentuk pengabdian adalah dapat dilakukan dengan mengajar, kegiatan ini dapat berdampak positif sebab merupakan suatu jalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Seperti yang dilakukan oleh tiga mahasiswa asal UIN Walisongo Semarang yang melakukan pengabdian di PG-TK Tadika Puri Cendekia, Ngaliyan, Kota Semarang pada hari selasa tanggal 28 Maret 2023, yang tujuannya untuk mengimplementasikan nilai-nilai kesadaran anti korupsi, disamping itu juga untuk memenuhi tugas mata kuliah PPKn. Mahasiswa ini diantaranya Ely Chabibah, Khoirunnisa Kusumaningsih, Siti Rianita Oktamida dari program studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi angkatan 2021.
Dipilihnya PG-TK Tadika Puri Cendekia sebagai tempat pengabdian karena anak usia TK masuk kedalam usia Golden Age. "Memilih anak usia TK sebab usia ini tergolong periode emas maksudnya merupakan periode ketika anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Jadi kita perlu diberikan banyak stimulasi agar pertumbuhan dan perkembangnya bisa optimal," tutur salah satu mahasiswa pengabdian. Dengan pengabdian ini diharapkan dapat menanamkan kesadaran anti korupsi melalui nilai integritas hingga mereka dewasa.
Tugas yang mereka ambil tersebut sudah dirancang sebelumnya agar terstruktur dan sesuai capaian. "Kami sebelumnya sudah buat rundown yang akan kami laksanakan selama pengabdian, ya hal ini supaya memudahkan kami serta yang utama untuk tercapainya tujuan pengabdian ini sendiri".
Ketiga mahasiswa ini mengawali kegiatan dengan mengenal dan menyapa para murid, kemudian bedoa dan ice breaking yang semuanya dikemas dalam nyanyian. Selanjutnya ada 3 permainan: lompat mengikuti pola sepatu, koordinasi kedua tangan mengikuti pola garis, dan berkreasi membuat kerajinan tangan. Ketiga permainan ini harus dilakukan secara urut  peraturan. Kemudia dilanjur sesi bercerita melalui video animasi anak dan ditutup dengan pembagian makanan ringan dan foto bersama. Menurut pendapat mereka kegiatan yang telah disusun bukan sekedar bermain tetapi dalam setiap kegiatan dimasukkan nilai-nilai intergrasi didalamnya sehingga juga sambil belajar, seperti belajar jujur, berani, disiplin, mandiri, tanggung jawab, peduli, kerja keras, sederhana, dan adil yang merupakan Sembilan nilai integrasi. Hal ini juga didukung pendapat dosen mata kuliah yang mengomentari persentasi hasil pengabdian mereka, "Alhamdulillah...beliau merasa senang dengan pengabdian yang kami lakukan, menurutnya kegiatan yang kami susun bagus dalam pengabdian bagus, dan disarankan supaya projeknya nanti bisa dibuat dalam bentuk artikel jurnal yang bisa dikirim ke platform Sinta".
Lengkapnya dalam permainan pertama yang dipimpin oleh kakak Siti Rianita Oktamida, sebelumnya murid harus duduk rapi ditempat, siapa yang paling rapi ia yang akan maju lebih dulu untuk memainkan permainan mengikuti pola sepatu ini untuk melatih kedisiplinan. Kemudian ada kak Ely Chabibah koordinator permainan kedua, menikuti pola garis untuk melatih koordinasi tangan dan motoric. Selanjutnya permainan ketiga permainan yang di pimpin oleh kakak Khoirunnisa K, dengan membuat kerajinan tempel dari kertas bekas, yaitu dengan memberikan kertas kosong yang telah diberi lem kemudian potongan kertas berbentuk lingkaran berukuran kecil ditempelkan pada kertas kosong tadi. Dengan berkreasi secara bebas hal ini dapat melatih anak untuk menjadi diri mereka sendiri dan percaya diri terhadap kerja keras yang telah diusahakan. Â Setelah itu setiap kerajinan diberi nilai dengan emoticon dan tulisan nilai integrasi yang dipilih murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H