Jelang hari veteran nasional, kita akan menghadapi dua kenyataan yang cukup miris tapi harus kita terima. Apakah kawan tahu kapan hari veteran nasional diperingati? Beberapa diantara kita akan bingung untuk menjawabnya. Kita pasti akan mencari tanggal peringatan hari veteran nasional di internet.Â
Itu masih mending, masih mending berusaha mencari tahu soal kapan peringatan hari veteran nasional. Kadang ada yang tidak tahu sama sekali soal keberadaan perayaan tersebut. Perayaan yang dilaksanakan pada tanggal 10 November tersebut hanya diketahui oleh segelintir saja dan akan lewat seperti bungkus jajan yang terbawa angin.
Apakah ini salah? Lalu siapa yang pantas disalahkan? Bila kita mau jujur, sebenarnya yang salah adalah diri kita sendiri. Kita jangan mencari kambing hitam soal fenomena tersebut. Fenomena itu muncul tidak terjadi secara instan, ada proses panjang yang melatarbelakanginya dan memuncak pada saat ini.
***
Sejarah kadang terulang lagi dengan lakon dan waktu yang berbeda. Hanya saja ada kesamaan pola yang dapat kita pelajari. Bangsa yang besar adalah bangsa yang sadar akan pesan yang terkandung dalam sejarah. Sayangnya kita malah terjebak dalam situasi yang tidak diharapkan. Kebanyakan dari kita menganggap bahwa sejarah itu adalah hapalan.
Memang dibagian sejarah perlu mengingat momen-momen penting yang pernah terjadi di masa lalu. Namun ada yang paling esensial dari itu, sesuatu yang membuat kita wawas diri dari kejadian yang tidak diinginkan. Hal itu tak lain dan tidak bukan adalah hikmah peristiwa.
Kita perlu tahu soal tanggal, hari, tokoh, maupun tempat kejadian. Hanya saja mengapa kejadian itu bisa terjadi? Hal ini yang jarang sekali dipelajari di akademi maupun di kehidupan bermasyarakat. Kisah sibuk mengglorifikasi sosok tapi jarang mengkaji tindakan dan respon yang dilakukan. Kita sibuk menjadikan tempat peristiwa sebagai tempat keramat, tapi tidak dipelajari perjuangan dan menjadikannya tempat pembelajaran masa depan.
***
Kembali lagi ke pembahasan awal, kita sibuk memperingati sesuatu yang bersifat seremonial tapi lupa yang esensial. Yang saat ini perlu diperhatikan adalah bagaimana cara menanam rasa nasionalisme, toleransi, dan akhlak yang mencerminkan kepribadian sang pahlawan.
Pada dasarnya pahlawan adalah orang yang rela mengorbankan kepentingan pribadi untuk menolong sesama yang membutuhkan. Hal ini yang seharusnya kita garis bawahi. Sebab banyak yang pintar tetapi tidak berbudi. Korupsi jalan, menipu jalan, bahkan saat ini mulai muncul bibit-bibit perpecahan yang muncul dari hal yang remeh temeh.Â
Sudah saatnya kita mengubah pola pembelajaran kita soal sejarah. Sesuatu yang paling penting dari sejarah adalah memahami makna yang terkandung di dalamnya. Bukan sekadar hapalan semata. Mengingat sejarah itu bersifat dinamis dan berpola, masa sudah seharusnya kita fokus di sini agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H