Kemarin sore di kota Padang,tiba-tiba saja didatangi badai dan angin kencang tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Badai dan angin kencang itu pun memang tidak lama, hanya saja kejadian yang sebentar itu cukup untuk menerbangkan atap rumah warga kota, merubuhkan baliho, mematahkan dahan pohon dan bahkan sampai merubuhkan pohon dipinggir jalanan kota.
Memang pohon yang berada di pinggir jalan,tidak hanya di Kota Padang, dibeberapa kota lainnya memang tergolong sangat tua. Dari saya masih kecil pohon itu sudah ada dan tumbuh besar, sampai saya dewasa sekarang pohon itu masih kokoh berdiri disana. Pohon dipinggir jalan tersebut sudah sangat akrab dalam kehidupan jalanan perkotaan. Memberikan teduh dan kesejukan dari rutinitas kota yang sibuk, membantu mengurangi polusi dari kendaraan yang berlalu lalang, tempat beriklan para sumur bor, sedot wc, “butuh dana cepat”, badut ulang tahun, dan juga tempat membuang sampah, baik sampah habis konsumsi maupun sampah dari tubuh manusia sendiri adalah beberapa fungsi dari pohon yang ada saat ini.
Sekarang dengan banyaknya pohon rubuh setiap badai, kebanyakan orang akan melupakan jasa pohon tersebut bagi mereka dan menuduh pohon tua tersebut sebagai dalang kemacetan masalah saja saat rubuh. Itu sama seperti mengklakson orang yang sudah sangat tua yang menyebrang jalan dengan pelan sehingga menimbulkan sedikit saja keterlambatan dalam perjalanan.
Jadi sekarang bagaimana? Apakah akan dibiarkan seperti itu? Tentu sebaiknya setiap kota di Indonesia ini mulai untuk menata kembali pohon pelindung dipinggir jalan. Bukan dengan maksud tujuan jangka pendek pohon tersebut langsung ditebang supaya tidak menyusahkan lagi, tapi saatnya peremajaan dilakukan. Mulai kembali menanam pohon-pohon baru dipinggir jalan sebagai nantinya pengganti pohon yang sudah tua, karena pohon-pohon tersebut tidak bisa ditiadakan sama sekali. Setelah pohon muda tersebut mencapai tahap yang sudah cocok sebagai pelindung, barulah saatnya pohon tua tersebut dipensiunkan dari tugas yang sudah diemban selama puluhan bahkan ratusan tahun.
Dengan demikian masalah usia pohon tidak lagi menjadi penyebab musibah yang muncul disetiap hujan badai dan angin kencang. Bukan bermaksud mendahului kehendak Tuhan, karena Dia lah yang mengatur setiap apa yang terjadi di dunia ini. Tapi setidaknya kita sebagai manusia sudah belajar dan mencoba untuk berkompromi dan berdamai dengan alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H