Belum lama ini aku melihat seorang ibu dengan anak laki-lakinya baru saja pindah ke apartemen yang kami tinggali. Dan kini, mereka tinggal tepat di atas apartemen kami.
Malam demi malam berlalu.
"Sayang, kamu dengar suara itu ?" tanyaku heran.
"Aku tak mendengar apapun, mungkin karena kau terlalu lelah, tidurlah," ucap istriku.
Tak ada yang aneh memang. Sampai di hampir setiap malam, aku mendengar suara seperti hentakan sepatu berhak, atau semacam ketukan pintu, tepat di atas apartemen kami.
"Sayang, aku mendengarnya lagi," ucapku sedikit kesal.
Dengan tenang, istriku menjawab, Â "Mungkin mereka sedang berpesta. Sudahlah, ayo tidur,"
Dan akupun tertidur, walau tak begitu nyenyak.
Bulan demi bulan berlalu dan aku masih saja mendengar hentakan itu di setiap malam dengan iramanya yang selalu saja sama.
"Sayang, setiap kali aku mendengarnya, aku semakin penasaran, tapi apa yang bisa ku lakukan?"
"Seharusnya kamu meniruku, mengabaikan apa yang ku dengar. Anggap saja seorang gila sedang berdansa di tengah malam. Sudahlah, aku mengantuk," ungkap istriku.